Tindaklanjuti ucapan Miryam, KPK akan klarifikasi penyidik dan DPR
Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih menggali fakta mengenai kebenaran pernyataan Miryam S Haryani tentang adanya pertemuan antara direktur dan penyidik KPK dengan Komisi III DPR. Hal ini menyusul gegernya pernyataan Miryam dalam video pemeriksaanya saat menjadi saksi terkait kasus korupsi proyek e-KTP.
Juru Bicara KPK, Febri Diansyah juga menuturkan pernyataan Miryam masih terkesan 'gamang' mengingat mantan anggota Komisi II DPR itu tidak menyebut siapa penyidik yang mendatangi anggota Komisi III DPR.
"Kita juga belum tahu tujuh orang penyidik itu siapa saja yang dimaksud oleh orang yang bicara pada Miryam pada saat itu, tapi tentu itu perlu kita cari tahu. Apakah benar ada tujuh orang tersebut atau siapa saja kalau ada," kata Febri saat menghadiri acara pameran komik tentang KPK, Jakarta Pusat, Minggu (20/8).
-
Siapa yang minta PPATK buka nama anggota DPR? Mengomentari hal ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta agar PPATK tidak segan merilis nama-nama anggota dewan yang kedapatan mengakses judol.
-
Apa yang DPR minta KPK usut? 'Komisi III mendukung penuh KPK untuk segera membongkar indikasi ini. Karena kalau sampai benar, berarti selama ini ada pihak yang secara sengaja merintangi dan menghambat agenda pemberantasan korupsi.'
-
Siapa ketua DPR? Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin sampaikan apresiasi.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Apa yang diputuskan terkait kehadiran anggota DPR? “Karena memang setelah pemerintah mengumumkan masa pandemi berakhir, jadi di sekitar kantor DPR ini sekarang semua ya kehadiran itu adalah kehadiran fisik,“ ujar dia.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Sementara di satu sisi, imbuh Febri, direktur yang mengajukan diri untuk diperiksa pengawas internal KPK mengaku tidak mengenal anggota DPR.
Adanya dua keterangan yang berbeda, menurut Febri menjadi alasan klarifikasi harus dilakukan. Sebagai bentuk integritas KPK, lembaga pemberantasan korupsi.
"Direktur penyidikan mengatakan pertemuan itu tidak ada dengan anggota DPR dan juga direktur penyidikan mengatakan bahwa tidak mengenal anggota DPR satu pun. Kami tentu akan melakukan klarifikasi lebih lanjut kronologis akan kita cermati terkait apa yang terjadi pada sekitar Desember 2016 dan informasi yang relevan," terang Febri.
Seperti diketahui sebelumnya, pada persidangan perkara memberikan keterangan tidak benar dengan terdakwa Miryam S Haryani, jaksa penuntut umum KPK memutarkan video rekaman politisi Hanura tersebut.
Dalam rekaman, Miryam sempat berujar mengenai independensi KPK. Hal itu menjadi pertanyaan penyidik Novel Baswedan dan Ambarita Damanik, yang saat itu tengah memeriksa Miryam.
Pasalnya, salah satu anggota DPR, belum diketahui identitasnya, membeberkan pertemuannya dengan direktur KPK dengan tujuh penyidiknya.
"Iya pasti tadi lo panggil kan, KPK gue udah ketemu penyidik 7 orang dengan pegawainya, terus ketemu Pak dengan yang namanya ini," ujar Miryam dalam video tersebut kepada penyidik Novel Baswedan dan Ambarita Damanik.
Novel pun bertanya kepada Miryammengenai siapa penyidik yang dimaksud. Politisi Hanura itu mengaku tidak kenal, hanya saja dia menyodorkan secarik kertas.
Dalam kertas tersebut tercatat satu nama yang diduga merupakan direktur.
"Siapa namanya?" Tanya Novel saat itu.
"Enggak kenal," jawab Miryam.
"Nih coba nih ini Pak (Miryam memberikan kertas),"
"Hmm Pak Direktur," ucap Novel saat melihat kertas yang diberikan Miryam.
"Saya kan cuma baca tapi tidak baca tanda tangan Pak," kata Miryam.
Tidak hanya itu oknum pegawai atau penyidik KPK tersebut bahkan meminta sejumlah uang kepada miryam sebagai kompensasi pengamanan untuk miryam
"Dia yang malu, tapi saya nggak ngomong. Pokoknya ini ya kamu bayar dulu tapi saya nggak ngomong," ungkap Miryam saat menirukan pernyataan oknum tersebut.
"Mereka minta berapa Bu?" Tanya Novel
"2 Milyar Pak. Terus Mbak, saya enggak ngomong saya nggak ngomong," ujar oknum tersebut.
Sementara itu penyidik Ambarita Damanik yang juga hadir menjadi saksi dalam persidangan hari ini menceritakan miryam sempat menanyakan status kelembagaan KPK alasannya Komisi 3 DPR selalu mengintimidasi siapapun anggota DPR yang berperkara dengan lembaga antirasuah tersebut
"Beliau tanya sebenarnya KPK independent enggak sih? Beliau merasa kalau ada persoalan rekan-rekannya di DPR beliau akan dipanggil Komisi III dan diintimidasi," kata Damanik.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diselisik soal penemuan dokumen saat penggeledahan kasus korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan).
Baca SelengkapnyaPintu utama steril setelah polisi dilengkapi senjata api laras Panjang ikut menjaga pintu utama dari dalam gedung Kesekjenan DPR.
Baca SelengkapnyaKPK membidik kasus korupsi yang menyeret anggota komisi XI DPR RI dan anggota BPK.
Baca SelengkapnyaKPK akan melakukan verifikasi terhadap setiap laporan yang masuk.
Baca SelengkapnyaKPK memberikan kewenangan sepenuhnya atas laporan tersebut ke Dewas KPK.
Baca SelengkapnyaSaat itu, TNI tak terima KPK menetapkan Henri Alfiandi sebagai tersangka
Baca SelengkapnyaBeredar catatan yang menjelaskan soal kronologi pemerasan yang dilakukan Firli Bahuri.
Baca Selengkapnya"Jangankan Cak Imin, Ibu Puan juga enggak ada kemarin," kata Anggota DPR Fraksi PKB Luluk
Baca SelengkapnyaWakil Ketua KPK, Nurul Ghufron yang memenuhi panggilan Dewas KPK pada hari ini, Jumat (27/10/2023).
Baca SelengkapnyaHal itu diungkap Alexander saat hadir di Polda Metro Jaya. Alexander diperiksa sebagai saksi terkait pertemuan itu hari ini, Selasa (15/10).
Baca SelengkapnyaPara pimpinan KPK lainnya mengaku tak mengetahui yang dibahas Firli dan Syahrul Yasin Limpo dalam pertemuan itu.
Baca Selengkapnya