Tinggal di poskamling dengan 2 anaknya, Endang dibuatkan rumah warga
Merdeka.com - Warga lingkungan Jalan Klayatan RT 08 RW 12, Kelurahan Bandungrejosari, Kota Malang banyak memberikan simpati kepada Endang Jumariyah (45) yang tinggal di pos kampling bersama kedua anaknya. Beberapa orang telah memberikan bantuan langsung kepada yang bersangkutan.
Warga bahkan ada yang mengaku siap membantu pendidikan anaknya, Ahmad Febrianto dan Yuly Anggraeni yang kini duduk di bangku SMP dan SD. Warga juga siap secara gotong royong mewujudkan tempat tinggal yang layak untuk Endang dan keluarganya.
"Ada yang ingin menyumbang tenaganya, mau memberi semen dan tegel untuk ruang tamunya dan lain sebagainya. Sedikit-sedikit nanti kita rundingkan bersama warga," kata Djarnoko Prihambodo, Ketua RW 12, Selasa (10/3)
-
Siapa yang bisa bantu anak sekolah? 'Jika anak sering mengeluhkan sekolah, keluhan mereka harus dianggap serius,' kata Dr. Jenn Mann. Orangtua harus mendengarkan dan memahami apa yang dirasakan anak mereka.
-
Siapa yang mendukung belajar anak? Anak-anak membutuhkan dukungan dari orang dewasa yang peduli dan penuh kasih, yang membentuk lingkungan dan pengalaman mereka.
-
Siapa yang memerlukan dukungan pendidikan? Kurang Dukungan dalam Pendidikan Ketidakterlibatan orangtua dalam pendidikan anak, baik secara langsung maupun tidak, dapat mengganggu kemajuan intelektual mereka. Anak-anak memerlukan dukungan, seperti bimbingan belajar, perhatian terhadap prestasi akademik, serta akses terhadap fasilitas pendidikan yang baik.
-
Siapa yang mendapat bantuan? Baik Nurohmad dan Adi Sukam benar-benar merasakan adanya program ini.
-
Siapa yang membantu desa dalam program ini? Nantinya, pengelolaan sampah di tempat itu akan bekerja sama dengan SPEAK (Strategi Pengkajian Edukasi Alternatif Komunikasi) Indonesia melalui Program Hijau dan Voices For Just Climate Action (VCA).
-
Bantuan apa yang diberikan? Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma serahkan santunan kepada para korban banjir dan tanah longsor di Nagari Sungai Durian Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
Endang terusir dari rumah yang ditempatinya, karena suaminya sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Rumah itu harus dibagi dengan anggota keluarga yang lain. Dia semula mengaku mendapat bagian kurang adil, karena hanya mendapat bagian Rp 10 juta dari rumah yang dijual Rp 125 juta.
Dia pun terusir dengan cara yang menyedihkan. Karena saat tinggal di lompongan rumahnya, lampu dan airnya sempat dimatikan oleh keluarga suaminya. Warga pun bersimpati dengan mengajak berpindah ke pos kamling.
Sementara itu dalam mediasi yang dilakukan oleh pihak kelurahan, dengan disaksikan berbagai unsur masyarakat diperoleh kesepakatan terkait pembagian harta waris tersebut.
Sri Astuti (59) saudara tertua Endang, memberikan sebidang tanahnya seluas 12 X 6 untuk rumah Endang. Selain itu juga memberikan uang Rp 10 Juta, ditambah Rp 2,5 Juta untuk kontrak rumah selama satu tahun.
Saudara termuda Endang, Wiwik Sudibyo (30) juga rela memberikan bagiannya sebesar Rp 10 Juta. Namun akan diserahkan dalam waktu rentang satu tahun, karena uang miliknya terlanjur didepositokan selama satu tahun.
"Kami tidak pernah mengusir, karena juga memikirkan kedua anaknya. Kami tidak sejahat itu, hanya saja dia tidak mau mengerti. Sudah dikasih tanah dan dikasih uang, tapi tidak mau juga. Dikontrakkan juga tidak mau. Kalau begini keluarga saya malu," kata Sri Astuti.
Lurah Bandungrejosari, Zainul Amali usai memfasilitasi perundingan mengungkapkan kalau masalah tersebut sudah ditemukan jalan keluar. Warga sekitar diharapkan untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan lingkungan.
Pihak kelurahan berjanji akan mengawal hasil perundingan hingga terealisasi dan sesegera mungkin mewujudkan rumah untuk Endang dan anak-anaknya.
"Nantinya bersama-sama diwujudkan rumah yang layak huni dari uang hasil kesepakatan keluarga. Juga diusahakan dukungan dari Pemkot melalui program bedah rumah. Secepatnya Pak Sasongko (suami Sri Astuti) mencarikan kontrakan sesuai kesepakatan," jelasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bantuan tersebut upaya meningkatkan kesejahteraan warga setempat yang kerap terdampak bencana banjir rob dan abrasi.
Baca SelengkapnyaMenjadi ayah dari penyanyi terkenal sekaliber Lesti Kejora, Endang Mulyana memilih hidup sederhana.
Baca SelengkapnyaSeperti anak sendiri, Ganjar bahkan membungkuk demi memdengar jelas perkataan andika, karena suara ramai orang-orang yang berkerumun.
Baca SelengkapnyaAyah Lesti Kejora juga menawarkan kepada kerabat dan warga sekitar. Semua tidak perlu membayar sebab sudah ditraktir oleh Ayah Lesti Kejora.
Baca SelengkapnyaEndang terlihat tampil dengan pakaian kotor terkena lumpur saat berpose di atas mesin bajak sawah.
Baca SelengkapnyaSempat viral karena dibuatkan rumah baru untuk posko, ini yang dilakukan mahasiswa KKN sebelum pulang.
Baca SelengkapnyaSeperti biasanya, ayah Lesti Kejora yakni Endang Mulyana membagikan kegiatan sehari-hari yang seru.
Baca SelengkapnyaKisah pemuda yatim piatu ditolong polisi baik dan diberi pekerjaan.
Baca SelengkapnyaIpda Purnomo bantu belasan anak punk yang tinggal di bawah jembatan tol.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang tak lagi belia, dia terpaksa tinggal sebatang kara. Bahkan, tempat tinggalnya hanya berupa gubuk sederhana berdinding karung goni.
Baca SelengkapnyaHidup Bergelimang Harta, Ini Potret Ayah Lesti Kejora yang Tetap Rendah Hati Saat Pulang ke Kampung Halaman
Baca SelengkapnyaDi dalam salah satu rumah warga yang dia cek, Prabowo melihat rumah terapung yang dihibahkan Universitas Pertahanan itu.
Baca Selengkapnya