Tingkatkan toleransi, Kemenko PMK dorong pemuda dan pelajar bentuk forum diskusi
Merdeka.com - Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Kemenko PMK) Yohan, jadi pembicara pada acara forum diskusi 'Managing Religious and Cultural Diversity to Achieve Harmonious and Peaceful Society'. Acara tersebut merupakan rangkaian kegiatan ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) 2018, di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Pada kesempatan itu, Yohan mendorong adanya forum diskusi antara para pemuda dan pelajar, seperti seminar dalam AYIC 2018 tersebut. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk perkenalan keberagaman, baik agama maupun budaya dengan saling bertukar pikiran atau diskusi. Diharapkan para pemuda dapat saling memahami perspektif satu sama lain serta meningkatkan toleransi dan rasa saling menghargai.
"Keberagaman budaya, agama, pariwisata dan lain sebagainya dapat mempersatukan rasa keharmonisan, toleransi dan saling menghargai meskipun berbeda agama dan budaya," ujar Yohan.
-
Apa yang dilakukan di Balai Yasa Yogyakarta? Balai Yasa Yogyakarta dibangun pada tahun 1914 oleh Nederland Indische Spoorweg Maatschapij (NIS). Pada awalnya, bengkel kereta api ini bernama Centraal Werkplaats. Bengkel ini berfungsi untuk melaksanakan overhaul lokomotif, gerbong, dan kereta.
-
Di mana diskusi tentang Pilkada Inklusif di Yogyakarta? Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong partisipasi aktif warga, memperkuat jaringan kolaborasi antara komunitas disabilitas dan penyelenggara pemilu, serta membangun komitmen bersama dalam mewujudkan demokrasi yang inklusif.
-
Siapa saja yang hadir dalam diskusi? Hadir dalam diskusi ini, dari pakar hukum, politik, hak asasi manusia, pegiat anti-korupsi, akademisi, dan aktivis.
-
Apa saja yang dibahas dalam pertemuan? Dalam pertemuan tersebut keduanya membahas tentang kerja sama pertukaran peserta pendidikan, alih pengetahuan dan teknologi, latihan bersama, serta upaya kolaboratif dalam meningkatkan kemampuan pertahanan kedua negara.
-
Siapa yang ikut seminar? Seminar yang dilakukan di dua sekolah ini menghadirkan peserta dari perwakilan masing-masing kelas di keduanya.
-
Apa yang menarik perhatian di acara pengajian? Di acara tersebut, kehadiran Santyka Fauziah, kekasih Sule, menjadi sorotan.
forum diskusi 'Managing Religious and Cultural Diversity to Achieve Harmonious and Peaceful Soc ©2018 Merdeka.com
Untuk itu menurutnya, tujuan diadakan program ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada Negara-negara ASEAN bahwa Indonesia itu sebagai Negara yang penuh dengan keberagaman agama, budaya dan pariwisata, tetapi tetap bisa bersatu.
Kata Yohan, seminar 'Managing Religious and Cultural Diversity to Achieve Harmonious and Peaceful Society' merupakan bagian dari rangkaian kegiatan AYIC 2018. Pada 30 Oktober 2018, kegiatan telah didahului dengan kunjungan dan diskusi dengan pemuka agama di berbagai tempat ibadah bersejarah di Yogyakarta.
Beberapa tempat ibadah bersejarah tersebut, antara lain Candi Borobudur yang merupakan salah satu situs warisan dunia sekaligus monumen Budha terbesar di dunia. Candi Mendut dan Vihara Buddha Mendhut, serta Candi Prambanan. Kunjungan dan diskusi dilanjutkan pada 31 Oktober 2018 ke Masjid Besar Kota Gede dan Gereja Ganjuran di Yogyakarta.
AYIC 2018 merupakan kegiatan yang diprakarsai oleh Kemenko PMK, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Agama sebagai bentuk implementasi ASEAN Declaration on Culture of Prevention yang telah diresmikan oleh Para Pemimpin Negara ASEAN dalam KTT Ke-31 ASEAN di Manila tahun 2017.
forum diskusi 'Managing Religious and Cultural Diversity to Achieve Harmonious and Peaceful Soc ©2018 Merdeka.com
Rangkaian acara ini telah diawali dengan pertemuan antara para peserta AYIC dan Wakil Presiden RI pada tanggal 29 Oktober 2018. Tahun lalu, Wakil Presiden RI juga hadir untuk membuka AYIC yang diselenggarakan di UNIPDU Jombang pada bulan Oktober 2017.
Seminar ini terselenggara berkat kerjasama Kemenko PMK bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama, dan ICRS UGM untuk membahas keharmonisan dan toleransi antar umat beragama.
Seminar ini dihadiri oleh 22 peserta AYIC 2018 serta ratusan mahasiswa dari UGM , Universitas Islam Nasional, Universitas Kristen Duta Wacana, dan berbagai universitas lain di Yogyakarta. Para peserta berasal dari agama Islam, Budha, Hindu, Protestan, Katolik, Methodist dan Taoisme.
Turut hadir dalam acara ini Kepala Biro Perencanaan Kemenko PMK, Yohan; Direktur ICRS, Siti Syamsiatun; Dirjen Kerjasama ASEAN, Jose Tavares; Dirjen Kerjasama Sosial Budaya, Riaz Saehu; dan Wakil Dekan Pengelola Program Pasca Sarjana UGM, Hilda Ismail.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerakan Mahasiswa Pelajar Kebangsaan (GMPK) bakal menggelar seminar rutin sebagai wadah mahasiswa.
Baca SelengkapnyaIYD mendorong kolaborasi pemuda dengan pemerintah, swasta, dan institusi diplomasi berbagai negara
Baca SelengkapnyaPertemuan ini bersifat tersebuka melibatkan berbagai komunitas orang muda, mahasiswa, dan pemuda lintas iman.
Baca SelengkapnyaBerbagai macam polemik yang terus muncul dalam Pilkada Jawa Tengah menjadi pembahasan utama dalam diskusi ini.
Baca SelengkapnyaTidak ketinggalan InspiradFest juga turut melibatkan pihak pemerintah dalam hal memberikan pembelajaran dan pengalaman yang spesial kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaPemuda Katolik melibatkan para cendekiawan dan akademisi Katolik untuk memproyeksikan hal-hal yang paling dibutuhkan Indonesia sekarang dan yang akan datang.
Baca SelengkapnyaSemua pihak diharapkan dapat berkontribusi dalam menciptakan Indonesia yang damai dan harmonis, bebas dari konflik sosial yang merusak tatanan kehidupan.
Baca SelengkapnyaDi depan Ganjar, Mahasiswi Unpar bicara soal penguasa seenak jidat yang dianggap sering bersikap semena-mena.
Baca SelengkapnyaAcara itu sedianya dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di mancanegara dengan sejumlah tokoh atau aktivis.
Baca SelengkapnyaKapolda Jabar Gelar Jumat Curhat Bersama Generasi Milenial
Baca Selengkapnya