TKI asal NTT kerja di Malaysia surati keluarga minta diselamatkan
Merdeka.com - Penyiksaan terhadap Tenaga Kerja Wanita di Malaysia kembali terjadi. Kali ini menimpa Santi Dorthia Kikhau (17), TKI asal Desa Oe Usapi, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Santi Dorthia Kikhau diduga saat ini tengah mengalami penyiksaan berat oleh majikannya di Petaling Jaya, Jalan BU/6/1 masuk 6/4/Nomor 70, Selangor Malaysia.
Thomas Kikhau, ayah dari Dortia ketika dihubungi merdeka.com, Senin (22/5) mengatakan, anaknya diberangkatkan secara ilegal oleh seseorang yang hingga kini tak dikenal oleh keluarga.
-
Siapa yang menulis surat? 'Lentera ini didirikan oleh insinyur James Wells, millwright John Westwood, insinyur James Brodie, buruh David Scott, dari firma James Milne & Son Engineers, Milton House Works, Edinburgh, selama bulan-bulan Mei hingga September dan dinyalakan kembali pada hari Kamis malam tanggal 15 September 1892.'
-
Kenapa surat tersebut ditulis? Kertas lainnya adalah surat dari Lorange yang secara kasar diterjemahkan sebagai: Gundukan ini digali Anno Domino 1874. Dari Anders Lorange, Antiqvarius Norvegiæ. Gundukan ini dibangun di atas Manusia yang gugur. Mereka dibakar di kapal mereka bersama senjata dan dekorasi mereka.
-
Siapa yang menulis surat itu? Surat itu sebenarnya ditulis oleh fisikawan Hungaria, Leo Szilard dengan bantuan ilmuwan lain, namun ditandatangani Einstein untuk menarik perhatian presiden karena statusnya sebagai salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa.
-
Apa isi pesan dalam surat? Kertas lainnya adalah surat dari Lorange yang secara kasar diterjemahkan sebagai: Gundukan ini digali Anno Domino 1874. Dari Anders Lorange, Antiqvarius Norvegiæ. Gundukan ini dibangun di atas Manusia yang gugur. Mereka dibakar di kapal mereka bersama senjata dan dekorasi mereka.
-
Dimana surat ditemukan? Arkeolog menemukan surat yang disimpan di dalam botol ketika menggali gundukan kuburan Viking di Norwegia.
"Saya punya anak berangkat ke Kupang pada tanggal 5 Juli 2012, dan katanya menginap di rumah salah satu perekrut yang beralamat di Oebobo. Waktu berangkat juga saya punya anak baru berusia 16 tahun," ungkap Thomas.
Thomas menambahkan, waktu anaknya diajak dan diberangkatkan untuk bekerja di Malaysia, tidak ada dokumen resmi dari Dinas Tenaga Kerja, baik Kabupaten maupun Provinsi yang ditunjukkan oleh para perekrut.
"Padahal selama di Malaysia anak kami disiksa terus oleh majikan. Kami baru tau informasi pada tanggal 18 Mei 2017 kemarin, karena ada teman Santi yang sama-sama kerja disana telpon kasitau istri," ujarnya.
Teman Santi atas nama Melda menelpon ke keluarga bahwa, Santi menulis sebuah surat yang kemudian dilempar keluar melalui jendela rumah majikannya. Dalam surat tersebut ditulis agar Melda cepat menghubungi keluarganya, lantaran disiksa majikan.
"Melda menghubungi istri saya menggunakan nomor ini +60143682267 bahwa, dia (Santi) sedang mengalami penyiksaan berat dan minta untuk cepat menghubungi keluarga atau pemerintah Indonesia untuk menolongnya," kata Thomas.
Thomas berharap, anaknya kini dalam keadaan baik, karena sekarang mereka sementara melaporkan kejadian ini di Polres TTS. Dia meminta kepada perwakilan pemerintah Indonesia di Malaysia untuk segera mencari informasi dan menolong anaknya dari tangan majikan. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang TKI asal Nusa Tenggara Timur (NTT) bernasib malang saat bekerja di Malaysia.
Baca Selengkapnyaperistiwa dugaan pelecehan seksual itu terjadi di Kantor Desa Batukarang, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.
Baca SelengkapnyaMereka diduga berangkat dengan cara ilegal dan menjadi korban perdagangan manusia.
Baca SelengkapnyaCerita korban TPPO Disekap Berbulan-Bulan dan Kerja Tanpa Digaji
Baca SelengkapnyaWarga kadang mendengar suara rintihan dari rumah pelaku.
Baca SelengkapnyaIsi surat tersebut menyinggung soal permintaan maaf.
Baca SelengkapnyaAksi kekerasan sang suami terekam CCTV saat menyeret sang istri
Baca SelengkapnyaSementara ketiga teman korban dibebaskan tanpa terluka di tengah jalan oleh para tersangka.
Baca SelengkapnyaKorban dikurung dan disiksa selama 10 hari di pelbagai tempat negara bagian Malaysia, termasuk Penang.
Baca SelengkapnyaKondisi A sempat lumayan parah sehingga tidak bisa bangun selama dua hingga tiga hari.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga saat ini sedang mengupayakan kepulangan Aas ke Indonesia. Namun upaya itu masih terganjal oleh beberapa persyaratan yang harus dipen
Baca SelengkapnyaDia nekat kabur dari rumah demi menghindari tagihan utang. Di tanah perantauan, sosoknya tinggal di gubuk sederhana.
Baca Selengkapnya