TKW yang 12 Tahun Disekap dan Tak Digaji Majikan Ngaku Banyak TKI Senasib di Amman
Merdeka.com - Diah Anggraeni (36), TKW yang 12 tahun disekap dan tak digaji oleh majikannya di Amman, Yordania mengaku memiliki beberapa teman yang senasib seperti dirinya. Mereka masih berada di negara kawasan Timur Tengah itu untuk menyelesaikan persoalannya.
Diah yang berlari dari majikannya itu lebih beruntung karena bisa pulang terlebih dahulu.
"Saya cuma bisa berdoa semoga teman-teman yang di sana juga bisa segera pulang seperti saya, bertemu keluarganya," kata Diah Anggraeni di rumahnya, Jalan RE Martadinata Gang 6 RT 15 RW 02 Kelurahan Kotalama, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Selasa (29/2).
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Bagaimana Diah Warih bekerja? 'Dia kalau bekerja pakai hati nurani, makanya hari ini beliau punya cita-cita partisipasi untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo,' ujar Hercules.
-
Siapa yang sempat 'dibuang' oleh majikannya? Nenek Satikem sempat 'dibuang' oleh majikannya ke panti jompo di Bangka Belitung
-
Apa yang terjadi pada karyawan yang di PHK? Berdasarkan data dari pelacak independen Layoffs.fyi, hingga 30 Agustus 2024, sebanyak 422 perusahaan teknologi telah memberhentikan 136.782 karyawan.
-
Kenapa pekerja Indonesia dipecat? Pihak perkebunan yang mempekerjakan mereka mengatakan mereka dipecat karena kurang cepat memetik buah-buah yang akan dipasok ke supermarket besar.
-
Bagaimana Diah Permatasari menjaga penampilan di rumah? 'Jadi kalau aku sih enggak pernah pakai daster. Saya tidak pernah pakai daster, saya enggak suka daster. Jadi kalau di rumah, di depan suami, saya pakai celana pendek, pakai tank top,' terangnya dalam kanal Youtube Mayangsari.
Selama 12 tahun, Diah bekerja sebagai pekerja rumah tangga (PRT) dan tidak mendapatkan gaji dari majikannya. Bahkan juga mendapatkan perlakuan kurang manusiawi, salah satunya hanya bisa mandi sebulan sekali.
Diah mengaku tidak pernah menerima kekerasan fisik secara langsung dari majikannya. Tetapi setiap meminta gajinya hanya mendapatkan janji. Saat ini urusan 12 tahun gajinya juga telah diselesaikan setelah dimediasi oleh KBRI.
"Alhamdulillah nggak (kekerasan fisik langsung), cuma kami itu kalau minta pulang selalu dijanjikan kalau penganiayaan itu nggak. Pihak KBRI yang nolongin. Kalau nggak gitu saya sendiri ya nggak bisa," katanya.
Diah mengaku kapok dan tidak ingin kembali menjadi TKW. Pengalaman pahitnya selama 12 tahun di Amman, Jordania menjadi pelajaran. Dirinya bersyukur dapat kembali pulang bertemu keluarga.
"Gak mau (balik). Iya ingin pulang, tapi majikan selalu menjanjikan. Makanya saya kabur dari majikan karena nggak memenuhi kemauan saya. Saya ingin pulang. Terus saya kabur ke KBRI," kisahnya.
Kepala P4TKI Regional Malang Muhammad Iqbal mengatakan, penanganan kasus Diah tergolong cepat. Karena majikannya tergolong berada dan memiliki iktikad untuk menyelesaikan persoalannya.
"Sudah selesai, hak-haknya sudah dipenuhi, tiket dibelikan, barang-barang pribadi atau pemberian diserahkan. Artinya ada itikad yang baik," ungkapnya di lokasi.
Iqbal tidak mengetahui secara pasti tentang alasan penahanan gaji selama 12 tahun oleh majikannya itu. Namun yang jelas ada maksud tidak baik, karena upah itu sebagai hak seorang pekerja yang ternyata ditahan.
Iqbal juga tidak membantah adanya sejumlah TKW ilegal di Jordania yang masih menghadapi persoalan. Sehingga memang butuh kerja keras untuk menyelesaikannya agar bisa senasib seperti Diah, bisa pulang bertemu keluarga.
"Masih banyak, makanya kami imbau bahwa kalau misalnya ada pemberangkatan ke Timur Tengah itu jelas ilegal. Karena Timur Tengah untuk sektor domestik (rumah tangga) itu ditutup. Timur tengah saat ini dibuka hanya boleh untuk sektor formal, di badan hukum (pabrik, cleaning service, driver) seperti itu. Tapi kalau rumah tangga itu jelas ilegal," jelasnya.
KBRI jika mendeteksi kasus-kasus seperti itu akan menampung di shelter. Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan pasti akan menangani setiap mendapatkan laporan.
"Mereka ditampung di shelter-shelter yang kami sediakan, tapi yang masalahnya ini kalau tidak terdeteksi. Makanya kami imbau pemerintah pun tidak punya data berapa jumlah yang masuk karena posisinya ilegal yang jelas tidak pernah melapor. Kami berharap temen-teman yang masih dalam posisi tertekan atau bermasalah di sana untuk melapor ke kantor perwakilan karena itu rumah kita kedua," jelasnya.
Diah sendiri, Selasa (19/2) tiba di rumahnya di Kota Malang. Suasana haru terjadi dalam pertemuan yang sudah 12 tahun hilang kontak tersebut.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebanyakan orang mungkin menganggap Arab Saudi adalah negara kaya. Namun siapa sangka ada sisi gelap perlakuan orang Arab ke pekerja Indonesia di balik kehidupa
Baca SelengkapnyaKorban mengalami trauma ganda. Selain perlakuan tak manusiawi, ia juga ketakutan karena suasana perang.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga saat ini sedang mengupayakan kepulangan Aas ke Indonesia. Namun upaya itu masih terganjal oleh beberapa persyaratan yang harus dipen
Baca SelengkapnyaSeorang TKI asal Nusa Tenggara Timur (NTT) bernasib malang saat bekerja di Malaysia.
Baca SelengkapnyaCerita korban TPPO Disekap Berbulan-Bulan dan Kerja Tanpa Digaji
Baca SelengkapnyaEmosi karena Disuruh Cari Kerja, Pria Pengangguran di Palembang Siram Istri dengan Air Mendidih
Baca SelengkapnyaPotret Kemiskinan Putri Eks Model Majalah Dewasa, Hidup Sebatang Kara di Rumah Reyot Penuh Puing
Baca SelengkapnyaMemang rumah tersebut sebelumnya dimiliki seorang dokter yang terpampang sesuai papan nama Sukita Kurnia dan Santo Kurnia.
Baca SelengkapnyaMantan model majalah dewasa kini hidup sebatang kara, tinggal di rumah terbengkalai tanpa listrik dan air bersih.
Baca SelengkapnyaDemi meraup keuntungan dan penghasilan halal, mereka rela begadang untuk menjajakan makanan di sudut kota suci Makkah.
Baca SelengkapnyaKeluh kesah pria eks TKI Jepang yang kini rela bekerja di kampung halaman sebagai tukang bangunan.
Baca Selengkapnya