TMP : Penyalahgunaan PKH ini masif dan terstruktur, Bawaslu harus turun lapangan
Merdeka.com - Dilaporkannya salah satu pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Lamongan karena menyisipkan pesan pada warga penerima program Pemerintah Pusat untuk memilih pasangan calon nomor 1 Khofifah-Emil dalam Pilkada Jawa Timur dinilai mencederai kontestasi pesta demokrasi.
"Jelas ini mencederai pesta demokrasi. Ini merupakan presenden buruk dalam sejarah pesta demokrasi di Pilgub Jatim," ucap Ketua Taruna Merah Putih (TMP) Sidoarjo, Heru Sastrawan, kepada merdeka.com, Rabu (25/4).
Apalagi, lanjut Heru, petugas pendamping PKH itu digaji oleh negara yang seharusnya tidak ada urusannya dukung mendukung di Pilgub Jatim, terlebih mengarahkan untuk mendukung salah satu calon kepada penerima PKH.
-
Apa yang dilakukan PDIP untuk Pilgub Jatim? 'Jadi, kepala daerah incumbent misalnya itu muncul beberapa nama. Kalau dari kalangan menteri misalnya, ada Ibu Risma (Tri Rismaharini), ada Pak Abdullah Azwar Anas, ada Pak Pramono Anung. Pak Pramono ini laris manis, nih. Ada yang mengusulkan di Jakarta, ada yang mengusulkan di Jawa Timur,' ucap Hasto.
-
Kenapa Pilkada Jatim 2024 penting? Pilkada Jatim 2024 diharapkan dapat membawa perubahan dan inovasi untuk wilayah ini.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Apa yang unik dari Pilkada Jatim 2024? Uniknya bakal calon gubernur dari Jawa Timur menjadi pertarungan para Wanita. Sebab, ketiga cagub yang mendaftar semuanya wanita.
-
Apa isu utama Pilkada Jatim 2024? Isu-isu utama yang menjadi perhatian dalam kampanye kali ini meliputi pembangunan infrastruktur, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta penanganan masalah-masalah sosial seperti kemiskinan dan pengangguran.
"Jelas kami mengecam keras penyelewengan ini. Ini sangat tidak beradab, kami menduga ini sengaja ada pengarahan terstruktur bergerak untuk itu," ucapnya dengan nada kesal.
Dugaan ada penggerakan itu, lanjutnya, sudah diindikasikan sejak jauh hari, sejak dirinya mengetahui adanya pendamping PKH memberikan penghargaan kepada Khofifah Indar Parawansa, sebagai 'Ibu PKH' yang digelar di salah satu Villa di Trawas, Mojokerto, Selasa (30/1) lalu.
Padahal, ujar dia, saat itu Khofifah sudah mengundurkan diri dari jabatan Menteri Sosial, untuk maju pada Pilgub Jatim. "Lha kami menduga sejak itu kan sudah ada petunjuk, sudah ada sinyal itu," ungkapnya.
Seharusnya, menurut Heru, pada saat itu pihak Bawaslu sudah mengidentifikasi indikasi-indikasi itu, meskipun Khofifah belum ditetapkan sebagai calon gubernur.
Ketua Taruna Merah Putih Sidoarjo, dalam jumpa pers di Kantor DPC PDIP Sidoarjo ©2018 Merdeka.com"Seharusnya itu sudah menjadi peta rawan Bawaslu, untuk melakukan pengawasan melekat. Kalau sudah terungkap begini bagaimana, ini Bawaslu harus turun mengungkap, bukan main-main ini," ungkap dia.
Bukan hanya Bawaslu, Heru juga meminta Menteri Sosial Idrus Marham untuk mengevaluasi pendamping PKH. Sebab, Sembung dia, dugaan penyelewengan pendamping PKH untuk mengarahkan memilih nomor urut 1 sudah terungkap.
"Gak bisa main-main ini, apa Kemensos gak malu kalau ada petugas pendamping PKH seperti itu. Apalagi, mengunakan program pemerintah pusat untuk mengarahkan pemenangan nomor urut satu. Kami berharap agar dievaluasi semua perekrutan pendamping PKH yang lama," harapnya.
Meski demikian, Heru menghimbau agar penerima PKH di Jawa Timur supaya segera melapor kepada kepada Panwaslu bila ditemukan kembali pendamping PKH yang mengarahkan untuk memilih nomor urut satu.
"Kami meminta agar masyarakat tidak takut melapor karena itu tidak ada hubungannya dengan calon di Pilgub Jatim. Kami yakin penerima PKH di Jatim cerdas dan tidak bisa diintervensi apalagi diarahkan memilih nomor 1," jelas dia.
Sebagaimana diketahui, pada kontestasi Pilgub Jatim diikuti dua kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur. KPU telah menetapkan pasangan Khofifah-Emil mendapat nomor urut 1. Sedangkan, Gus Ipul-Mbak Puti mendapat nomor urut dua.
Sebagaimana diberitakan, seorang pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Lamongan dilaporkan ke Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu). Hal ini karena dia kedapatan menyisipkan pesan pada warga untuk memilih pasangan calon nomor 1 dalam Pilkada Jawa Timur.
Warga yang melaporkan itu bernama Kotamin. Dalam laporan ke Panwaslu Lamongan, peristiwa itu terjadi di Desa Kendal Kemlagi. Seorang pendamping menyerahkan kartu PKH yang besarnya seperti kartu ATM.
Saat penyerahan itu, pendamping menyertakan stiker bergambar pasangan Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Calon Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, nomor 1. Atas peristiwa itu, warga melaporkan ke Kantor Panwaslu Lamongan, Jalan Sunan Drajat, siang tadi. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puan mengatakan Pemilu tahun ini penuh kecurangan yang sistematis, terstruktur dan massif.
Baca SelengkapnyaHasto mengulas anomali besar yang terjadi di Pilkada.
Baca SelengkapnyaFritz meminta KPU dan Bawaslu Jawa Timur untuk segera menindaklanjuti hal tersebut.
Baca SelengkapnyaHasto menyatakan partainya tidak akan tinggal diam terhadap pihak-pihak yang mencoba mengebiri dan mencoba membunuh demokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaHasto menegaskan, yang diundang adalah mereka yang menjaga demokrasi hukum dan mau menegakkan hukum.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani sempat tidak sanggup meneteskan mata saat baca hasil rekomendasi Rakernas V PDIP.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, pertemuan antara tokoh-tokoh tersebut memperlihatkan situasi demokrasi yang sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaHasto sangat menyesalkan intimidasi yang dilakukan oknum aparat terhadap kader PDIP, pada tingkatan yang paling bawah.
Baca SelengkapnyaMundurnya Mahfud MD dari jabatan Menko Polhukam disambut kuat oleh gerakan pro demokrasi.
Baca SelengkapnyaDibutuhkan pelembagaan oposisi kritis untuk memulihkan demokrasi yang bermartabat
Baca SelengkapnyaPDIP menilai pilkada merupakan satu kesatuan kekuatan partai dengan paslon dengan tim pemenangan yang menyatu dengan rakyat.
Baca SelengkapnyaKesimpulan itu diberikan karena banyaknya penyalahgunaan kekuasaan, intervensi penegak hukum, pelanggaran etika
Baca Selengkapnya