TNI AD akan Lakukan Visum untuk Ungkap Penyebab Kematian Kopda Muslimin
Merdeka.com - TNI AD akan melakukan visum et repertum untuk mengungkap penyebab kematian Kopda Muslimin, otak pelaku peristiwa penembakan terhadap istrinya sendiri, Rina Wulandari. Hal ini ditegaskan oleh Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
"Sudah pasti akan dilaksanakan autopsi dan visum et repertum untuk mengetahui penyebab kematiannya," kata Dudung saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (28/7).
Berdasarkan informasi, Kopda Muslimin ditemukan tewas di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Namun belum diketahui penyebab kematian dan perkiraan waktu kapan jenazah ditemukan.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Apa yang sedang dilakukan Kompolnas terkait kasus pembunuhan Vina? Kompolnas akan mengecek bagaimana proses penangan kasus yang dimulai dari Polres Cirebon Kota. Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) turun tangan untuk meminta klarifikasi ke Polda Jawa Barat (Jabar) terkait viral pengakuan tersangka kasus pembunuhan terhadap Vina dan kekasihnya, Eky yang jadi korban salah tangkap.
-
Siapa dalang pembunuhan Vina Cirebon? Pegi Setiawan merupakan otak pelaku pembunuhan Vina dan Rizki di Cirebon tahun 2016 lalu.
-
Siapa yang menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon? Pegi Setiawan sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Vina Cirebon oleh Polda Jabar.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Kopda Muslimin sebelumnya masuk dalam daftar pencarian oleh TNI dan Polri. Dia merupakan otak di balik aksi penembakan terhadap Rina yang terjadi di Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Dalam peristiwa tersebut, polisi telah meringkus lima tersangka. Empat di antaranya merupakan gerombolan eksekutor. Dan satu orang lagi berperan sebagai penyedia senjata api.
Beberapa saat setelah peristiwa penembakan terjadi, korban dibawa ke rumah sakit. Kopda Muslimin sempat memerintahkan orang yang merawat burung di rumahnya untuk mengambil uang ke ibu mertuanya, untuk biaya perawatan rumah sakit dengan total Rp210 juta. Namun uang tersebut dipakai membayar jasa pembunuh bayaran.
"Jadi saksi ditelepon Mus, untuk ambil uang ke ibu mertua Rp120 juta," kata Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar.
Dari hasil pemeriksaan saksi, Kopda Muslimin kembali memerintahkan saksi untuk mengambil uang lagi Rp90 juta karena pihak rumah sakit meminta biaya perawatan lebih. "Jadi uang Rp90 juta itu dibawa Muslimin untuk kabur," ungkap dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Yusri, proses penyelidikan itu sebagaimana laporan dari pihak keluarga soal dugaan tersebut yang telah diterima Pomdam I/Bukit Barisan (BB).
Baca SelengkapnyaSandi mengatakan, kepolisian berkomitmen akan mengusut kasus ini secara profesional dan transparan
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo angkat bicara terkait kematian anak buahnya, Brigadir Ridhal Ali Tomi (Brigadir RAT) yang diyakini bunuh diri.
Baca SelengkapnyaKabar terakhir, Koptu HB sudah diperiksa. Tetapi hingga kini status hukum terhadapnya masih mengambang.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Hadi Tjahjanto menyoroti kasus pembunuhan Vina Cirebon.
Baca SelengkapnyaListyo meminta agar kasus tersebut ditangani hingga tuntas dan ditangani secara profesional dan transparan.
Baca SelengkapnyaTujuan proses rekonstruksi adalah untuk kepentingan pengungkapan perkara pidana.
Baca SelengkapnyaKristomei menjelaskan pihaknya akan proaktif dalam menindaklanjuti laporan pengaduan terhadap Koptu HB.
Baca Selengkapnya"Insya Allah hadir saksi 6 kakak ipar Praka RM. Kita jemput dari Lapas di Tangerang," kata Kaotmil II-07 Jakarta.
Baca SelengkapnyaPembunuhan ini mencoret nama TNI AD di masyarakat. Untuk itu pelaku harus ditindak berat.
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo telah menerjunkan Propam Polri dan Irwasum untuk mendalami sekaligus mengawasi kasus tersebut
Baca SelengkapnyaDari rekam jejaknya, Adi Vivid menggantikan Indra Jafar sebagai Kapolres Cirebon pada Desember 2016
Baca Selengkapnya