TNI AL Kembali Kirim Penyelam Lanjutkan Pencarian CVR Pesawat Sriwijaya SJ-182
Merdeka.com - TNI AL kembali mengirimkan beberapa penyelam mendukung proses pencarian Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terhadap cockpit voice recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh pada Januari lalu di perairan Kepulauan Seribu.
Kepala Dinas Penyelaman dan Penyelamatan Bawah Air (Kadislambair) Koarmada I, Kolonel Laut Wahyudin Arif menyampaikan, kesiapan Dislambair dalam mendukung operasi pencarian yang dilakukan KNKT, dengan mengirimkan beberapa personel penyelam untuk pencarian CVR yang sampai saat ini belum ditemukan.
"Dislambair sudah menyiapkan 34 orang personel yang akan melakukan upaya melanjutkan pencarian CVR dalam mendukung operasi pencarian yang digelar oleh KNKT," katanya dalam keterangannya, Senin (15/2).
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa nama pesawat yang dibajak? Kronologi Pembajakan Pesawat jenis Vicker Viscount bermesin empat dengan registrasi PK-MVM 'Merauke' ini akan menempuh perjalanan udara menuju Makassar, dilanjutkan ke Surabaya dan berakhir di Jakarta.
-
Mengapa sinyal jatuh MH370 bisa direkam? Saat dikecepatan itu, ia akan melepaskan energi kinetik yang setara dengan gempa kecil' dan akan 'cukup besar untuk direkam oleh hidrofon yang berjarak ribuan kilometer.'
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
Sebagaimana diketahui, proses penyelaman kembali dilakukan pada Senin 15 Februari 2021 dengan fokus pencarian CVR yang berisi data komunikasi dalam cockpit yang berguna sebagai bahan investigasi KNKT.
"Kita sudah melakukan perencanaan dengan KNKT termasuk teknis penyelaman yang akan dilaksanakan sehingga diharapkan pencarian dapat dilakukan seefektif mungkin dengan mempertimbangkan cuaca dan keselamatan para personel di lapangan" lanjutnya.
Pada kesempatan yang berbeda, Panglima Komando Armada I (Pangkoarmada I) Laksda TNI Abdul Rasyid K selaku penanggungjawab Tim SAR Gabungan TNI AL menegaskan, pihaknya siap mendukung Tim SAR selama proses pencarian menemukan CVR pesawat Sriwijaya SJ 182.
"Tim Penyelam dari Dislambair Koarmada I saat ini sudah mendirikan Posko di Pos TNI AL Tanjung Kait, Teluk Naga Tangerang. Selain Personel Penyelam, TNI AL sudah menyiapkan perangkat pendukung keselamatan berupa mobil ambulance dan Mobile Diving Chamber (MDC) yang standby di sana" jelasnya.
Sekedar informasi, MDC merupakan sarana penanganan cepat kepada para penyelam yang mengalami masalah dekompresi pada golden momentum. Sarana MDC semacam kapsul ini berada di dalam truk, sehingga bisa disiapsiagakan dengan mudah. Penggunaannya akan diawasi oleh dokter spesialis hiperbarik.
"Mobile Diving Chamber (MDC) ini mendampingi para personel tim selam TNI AL sebagai life support . Jadi penyelam secara psikologis lebih tenang, kalau terjadi permasalahan mereka bisa ditangani secara cepat" pungkasnya.
KNKT Lanjutkan Pencarian CVR
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, keputusan penghentian operasi SAR ini usai berkoordinasi dengan seluruh pihak, mulai dari Tim SAR gabungan dan perwakilan keluarga korban. Namun pencarian tetap dilanjutkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dengan fokus mencari CVR Sriwijaya Air SJ-182 tujuan Jakarta- Pontianak.
"Kami tetap berkomitmen dan mengalihkannya kepada KNKT untuk melakukan operasi lanjutan dengan home base di Pulau Lancang, tujuan utamanya untuk menemukan CVR agar analisa KNKT paripurna," kata Budi saat jumpa pers di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (21/1).
Budi mengungkapkan, sepanjang operasi SAR selama 13 hari, Tim SAR gabungan dan Tim DVI Polri sudah bekerja keras dalam menemukan bagian tubuh dan potongan pesawat. Sehingga dari total 62 orang manifes yang terdata di pesawat, hingga sore ini sudah 43 jiwa teridentifikasi identitasnya.
"Kami berharap keluarga korban mendapat ketabahan menghadapi cobaan ini, dan korban meninggal diberikan tempat di sisi-Nya," tandasnya.
Sedangkan selama operasi evakuasi yang dilakukan Tim SAR Gabungan sampai saat ini berhasil mengevakuasi beberapa body part (potongan jenazah), serpihan pesawat dan mengevakuasi objek pencarian yang dianggap penting yakni Flight Data Recorder (FDR) atau bagian kotak hitam pesawat Sriwijaya Sj 182. Sedangkan untuk CVR Tim SAR baru menemukan cassingnya.
Sebagaimana diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak dilaporkan hilang kontak pada Sabtu 9 Januari 2021 sore sekitar pukul 14.40 WIB. Pasawat yang bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta tersebut mengangkut 62 penumpang, terdiri dari 6 awak aktif, 40 orang dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi, dan 6 awak sebagai penumpang.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca SelengkapnyaKapal pembawa material BTS hilang kontak dalam perjalanan Timika (Papua Tengah)-Lokpon, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Baca SelengkapnyaTim TNI Angkatan Udara (AU) sedang berkonsentrasi mencari data recorder di lokasi jatuhnya dua pesawat Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan melakukan pencarian ke wilayah perairan Distrik Pulau Tiga. Tim tersebut terdiri atas unsur-unsur TNI Angkatan Laut, Polairud, dan tim SAR.
Baca SelengkapnyaKomite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) belum bisa mengungkap penyebab tabrakan dua kereta api di Cicalengka. Mereka akan meneliti sejumlah subjek.
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI telusuri bagian kapal dari dalam sampai luar. Temukan kertas doa sekaligus tirukan suara klakson kapal.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengerahkan beberapa Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), Helikopter (Heli) dan Sea Rider, di sektor Perairan Bali.
Baca SelengkapnyaDesain interior di dalamnya begitu apik. Tak ketinggalan, ada teknologi canggih yang digunakan.
Baca SelengkapnyaPihaknya akan mengumpulkan data-data tambahan, termasuk dari data logger yang ada di dalam kereta api.
Baca SelengkapnyaPerkara yang melibatkan kedua anggota TNI aktif tersebut telah diserahkan KPK ke Puspom TNI.
Baca SelengkapnyaInformasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca Selengkapnya