TNI Mengaku Terpaksa Bertindak Represif Pada Petani Urutsewu
Merdeka.com - Warga sipil terlibat bentrok dengan sekelompok prajurit TNI di Desa Brecong, Buluspesantren, Kebumen, Rabu (11/9). Bentrokan terjadi karena warga yang sebagian besar petani, berusaha menghalangi TNI yang ingin memagari lahan yang menjadi sengketa antara warta dengan TNI.
Kapendam IV/Diponegoro Letkol Kav Susanto mengatakan, anggota gabungan dari Kodim 0709/Kebumen dan Yonif 403/WP terpaksa bertindak represif terhadap aksi demo yang dilakukan ratusan warga yang menolak pemagaran Lapangan Tembak Dislitbangad. Bentrokan terjadi saat anggota TNI mengamankan pekerjaan pemagaran lahan.
Kejadian bermula dari adanya pekerjaan proyek pemagaran tahap III area Lapbak Dislitbangad yang berlokasi di Desa Brencong, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Saat itu, warga yang sedang menikmati hiburan khas tersebut tiba-tiba ricuh dan membuat kondisi menjadi tidak kondusif.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Kenapa TNI mendorong kolaborasi di desa? Menurut nya, jika kepala desa atau lurah, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas dapat berkolaborasi dengan baik dan memberikan manfaat besar kepada masyarakat, maka setiap desa di Indonesia dapat menjadi kampung yang kuat.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Dimana bentrokan terjadi? Pada Minggu (15/10), sebuah bentrokan antar kelompok terjadi di Muntilan, Kabupaten Magelang.
"Pada saat yang sama datang masyarakat yang mengaku memiliki tanah tersebut, namun tidak mempunyai surat kepemilikan yang sah," ujar Kapendam kepada merdeka.com.
Menurut Kapendam, kegiatan pemagaran dilakukan Kodam IV/Diponegoro untuk mengamankan aset negara. Area tersebut merupakan daerah latihan atau tepatnya lapangan tembak. Menurutnya, di area itu masyarakat tetap diperbolehkan menggarap lahan.
"Dengan catatan tidak boleh mengklaim bahwa tanah tersebut merupakan tanah miliknya sampai dengan ada keputusan lebih lanjut," imbuhnya.
Dia mengatakan, berdasarkan Surat DJKN Kanwil Prov. Jateng Nomor S-825/KN/2011 tanggal 29 April 2011 tentang Penjelasan bahwa tanah kawasan latihan TNI seluas 1.150 HA diperoleh dari peninggalan KNIL tahun 1949.
"Saat ini tanah tersebut sudah masuk daftar Barang Milik Negara dengan Nomor Registrasi 30709034, jadi bukan milik warga," tegasnya.
Menurutnya, pengusiran warga yang dilakukan oleh aparat dengan tindakan keras karena mereka tidak mau meninggalkan area tersebut. TNI mengaku sudah mencoba dengan cara persuasif. Dia justru menilai masyarakat tidak bisa dikendalikan dan cenderung berbuat anarkis. Sehingga bentrokan tak terhindarkan.
"Apa yang dilakukan TNI semata-mata melaksanakan perintah yang tertuang dalam PP No 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara. Jadi apa yang dilakukan TNI adalah konstitusional," ucapnya.
Kapendam menuturkan, tindakan yang dilakukan TNI tetap mengedepankan persuasif dengan memaksimalkan mediasi dan mengajak masyarakat untuk duduk bersama menyelesaikan masalah tersebut.
Saat ini pekerjaan pemagaran untuk sementara dihentikan, tetapi kami minta masyarakat juga menghentikan aktivitasnya di sekitar areal Lapbak. Apabila masyarakat merasa memiliki kepemilikan lahan secara sah, silahkan menuntut jalur hukum di pengadilan, pinta Kapendam.
"Mengenai adanya korban yang terjadi baik di pihak aparat maupun masyarakat, sampai saat ini masih di cross chek oleh petugas kami di lapangan" tutupnya.
Sebelumnya, sebanyak 11 warga sipil mengalami luka-luka akibat terlibat bentrok dengan sekelompok prajurit TNI di Desa Brecong, Buluspesantren, Kebumen, Rabu (11/9). Konflik sengketa lahan TNI dan warga sudah terjadi sejak lama.
"Jadi tanpa ada surat pemberitahuan puluhan anggota TNI datang. Warga yang sebagian petani langsung menghadang," kata Nahdliyin untuk Sumber Daya Alam, Umi Nurifah saat dikonfirmasi.
TNI memblokade lokasi. Di sisi lain, warga berusaha menjaga tanah milik mereka. Akhirnya bentrokan terjadi. Puluhan anggota TNI AD yang memakai pakaian lengkap melakukan pemukulan sejumlah warga.
"Warga dikejar sama dipukuli bagian kepala, dada, dan punggung. Ini juga ada kabar terkena tembakan, sedang kami data lagi," ujarnya.
Sekretaris Urut Sewu Bersatu Widodo Sunu Nugroho menuturkan, bentrokan tak terelakan karena bentuk perlawanan petani yang tidak rela lahan pertanian milik mereka dipagar tanpa ada persetujuan.
Selama ini petani memanfaatkan lahan itu untuk bercocok tanam dan kehidupan mereka. Sedangkan pemagaran ini merupakan lanjutan dari program yang dilakukan tentara tahun 2013, berlanjut pada 2015 dan 2019.
"Tiga desa di kawasan Urutsewu yang dilakukan pemagaran, yakni Desa Entak, Desa Brecong dan Desa Setrojenar," ujarnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam insiden itu diketahui telah membuat satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan delapan warga lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaPDIP Boyolali mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap relawan Ganjar Pranowo-Mahfud Md
Baca SelengkapnyaViral Cekcok Warga dan Anggota TNI di Bendungan BKB Semarang, Ini Penjelasan Kapendam
Baca SelengkapnyaSeorang anggota TNI yang sedang melerai keributan di acara hiburan solo organ tiba-tiba dikeroyok brutal oleh warga yang emosi.
Baca SelengkapnyaKarena kalimat itu, diakui Yudo, berujung kesalahan tafsir di masyarakat
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaSpontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.
Baca SelengkapnyaSigit mengimbau dalam menyelesaikan masalah ini pihaknya juga akan mendorong adanya musyawarah. Sehingga kejadian bentrokan, seperti hari ini bisa dicegah.
Baca SelengkapnyaIa menyebut, dari puluhan prajurit yang diamankan itu nantinya akan dipilah. Hal ini untuk mengetahui siapa yang terlibat langsung dalam kejadian tersebut.
Baca Selengkapnya. Panglima memerintahkan 'memiting' masyarakat yang melakukan demonstrasi.
Baca SelengkapnyaBahwa pernyataan itu telah disalahpahami dari video yang beredar di media sosial, karena perbedaan konteks.
Baca Selengkapnya