Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Toko Souvenir di Gang Poppies Lane Kuta Berubah Terbengkalai Selama Pandemi Covid-19

Toko Souvenir di Gang Poppies Lane Kuta Berubah Terbengkalai Selama Pandemi Covid-19 Terbengkalai Art Shop di Gang Poppies Lane ll Bali. ©2021 Merdeka.com/Moh. Kadafi

Merdeka.com - Sejumlah Art Shop atau toko souvenir untuk pernak-pernik yang dijajakan untuk turis di Gang Poppies Lane ll, di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, banyak terbengkalai atau tidak terawat.

Sebuah Art Shop ada yang sampai di depan halamannya ditumpuki daun kering dan tidak dibersihkan. Selain itu, di depan Art Shop itu ditumbuhi semak belukar yang tumbuh di pinggiran trotoar yang kian tumbuh tinggi.

terbengkalai art shop di gang poppies lane ll bali©2021 Merdeka.com/Moh. Kadafi

Suasana di Gang Poppies Lane ll yang dulunya yang terkenal di dunia menjadi tujuan para traveler budget atau backpacker, kini sepi melompong tak ada turis yang hilir mudik. Kendati, ada sejumlah Art Shop yang masih buka di gang yang namanya diambil dari nama sebuah bunga indah yang tumbuh di California, AS.

Salah satu pemilik Art Shop di Gang Poppies Lane ll yaitu Zainur Rasyid mengatakan, bahwa dirinya sudah hampir dua tahun menutup Art Shop-nya sejak adanya Pandemi Covid-19 dan kini dirinya berada di kampungnya, Jawa Timur dan tak pernah menengok kondisi Art Shop-nya.

"Kalau kita buka, kita bayar uang (kontrakan) Art Shop. Kalau tidak buka, iya tidak bayar," kata Rasyid, saat dihubungi Jumat (15/10) malam.

Dia menyebutkan, akan membuka Art Shop-nya jika kondisi Bali kembali normal dan wisatawan asing sudah ramai lagi ke Pulau Dewata. Karena, menurutnya untuk membayar kontrak sewa Art Shop-nya per tahun Rp 75 juta.

"Iya Rp 75 juta per tahun, sudah hampir dua tahun saya tutup. Saya, mau buka kalau Bali mulai normal," imbuhnya.

Ia juga menyampaikan, bila sebelum Pandemi Covid-19 menjajakan pernak-pernik di Art Shop penjualannya mencapai Rp 1 juta hingga Rp 500 ribu lebih per hari.

"Kalau sepi, iya Rp 300 dan Rp 200 ribu. Tergantung wisatawan ramai apa tidak. Saya sudah buka Art Shop sekitar 25 tahun," ujar Rasyid.

Sementara Fathor (36) yang juga salah satu pemilik Art Shop di Gang Poppies Lane ll mengatakan, bahwa banyak tutupnya Art Shop karena sudah habis masa kontraknya dan tidak mampu membayar karena imbas Pandemi Covid-19 dan ada juga yang memilih tutup sementara menunggu situasi Bali normal kembali.

Sementara, dirinya memilih membuka Art Shop-nya karena mengobral barang-barangnya seperti kaus dan tas yang dijual dengan harga miring kepada wisatawan yang lewat di Gang Poppies Lane ll.

"Iya buka, sambil ngobral barang. Iya, biar tidak rusak. Iya, banyak kerugian baju kaus yang modal Rp 35 ribu cuman dikasih Rp 10 dan Rp 15 ribu saja dan tas (dari bahan) rotan modal Rp 90 ribu dijual Rp 30 ribu saja," ungkapnya.

Ia juga menyatakan, sebelum Pandemi Covid-19 menjajakan barang ke turis bila ramai satu hari bisa mendapatkan Rp 3 hingga Rp 6 juta. Namun, sejak Pandemi Covid-19 pendapatannya tak menentu karena satu atau dua orang wisatawan lokal yang berbelanja di Art Shop-nya.

"Buka Art Shop sudah sejak tahun 2000. Harapannya, mudah-mudahan pariwisata di Bali cepat pulih kembali dan turis banyak datang lagi," ujar Fathor.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Pedagang di Pasaraya Blok M Bertahan di Tengah Sepinya Pengunjung
Cerita Pedagang di Pasaraya Blok M Bertahan di Tengah Sepinya Pengunjung

Gunawan telah bekerja sebagai penjual di Blok M sejak tahun 2015, awalnya di lantai atas sebelum lantai itu ditutup.

Baca Selengkapnya
Nasib Memilukan Pasar Tanah Abang, Pusat Grosir Terbesar di ASEAN Kini Sepi Pengunjung
Nasib Memilukan Pasar Tanah Abang, Pusat Grosir Terbesar di ASEAN Kini Sepi Pengunjung

Beberapa kios di sekitar pasar juga tampak tutup, sementara pedagang yang buka hanya terlihat duduk di depan tokonya karena tidak ada pengunjung yang singgah.

Baca Selengkapnya
Pedagang ITC Cempaka Mas 'Ngadu' ke Mendag Zulhas: Pak Ada WNA Datang Pakai Visa Turis tapi Jualan di Sini
Pedagang ITC Cempaka Mas 'Ngadu' ke Mendag Zulhas: Pak Ada WNA Datang Pakai Visa Turis tapi Jualan di Sini

Tak hanya berjualan, warga negara asing (WNA) tersebut bahkan datang ke Tanah Air menggunakan visa turis.

Baca Selengkapnya
Jerit Kuli Panggul Tak Punya Penghasilan Karena Pasar Tanah Abang Sepi
Jerit Kuli Panggul Tak Punya Penghasilan Karena Pasar Tanah Abang Sepi

Padahal pasar pusat kota ini merupakan pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya
FOTO: Begini Suasana Pasar Tanah Abang Usai TikTok Shop Resmi Dilarang Berjualan
FOTO: Begini Suasana Pasar Tanah Abang Usai TikTok Shop Resmi Dilarang Berjualan

Usai menerbitkan larangan TikTok Shop untuk berjualan, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau situasi terbaru Pasar Tanah Abang.

Baca Selengkapnya
Kisah Perajin Batik Tulis Giriloyo, Lalui Masa Sulit COVID-19 dengan Bersholawat
Kisah Perajin Batik Tulis Giriloyo, Lalui Masa Sulit COVID-19 dengan Bersholawat

Keberadaan sentra batik di Kampung Giriloyo ini turut membuat Kalurahan Wukirsari menyabet gelar Anugerah Desa Wisata Tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang: Jualan Seharian Cuma Dapat Rp110.000
Nasib Pedagang Pasar Tanah Abang: Jualan Seharian Cuma Dapat Rp110.000

Sepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.

Baca Selengkapnya
Toko Buku Gunung Agung Tinggal Kenangan
Toko Buku Gunung Agung Tinggal Kenangan

Hanya tinggal menghitung hari Toko Buku Gunung Agung ditutup total.

Baca Selengkapnya
Ingat Kampung Gajah di Bandung yang Dulu Populer, Kini Terbengkalai Sangat Memprihatinkan
Ingat Kampung Gajah di Bandung yang Dulu Populer, Kini Terbengkalai Sangat Memprihatinkan

Masih ingat dengan Kampung Gajah? Begini kondisinya yang sudah terbengkalai.

Baca Selengkapnya