Tokoh Budha: Kerusuhan di Tanjungbalai perkuat toleransi beragama
Merdeka.com - Pemuka umat Buddha Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, Leo Lopulisa menyatakan tidak perlu membenci atau menyalahkan siapa pun atas konflik antarwarga yang berujung pembakaran dan perusakan beberapa vihara serta kelenteng di Kota Tanjungbalai, Jumat (29/7) malam.
"Bagi kita, ini hanya luka luar yang akan membuat kita makin dewasa, semakin kuat dalam menghadapi hidup beragama dan toleran dalam bermasyarakat. Banyak pihak yang menunjukkan rasa peduli, prihatin dan solidaritas atas kejadian itu, menunjukkan bahwa semua menginginkan kehidupan yang rukun dan saling menghargai satu sama lain," ungkap Leo dikutip dari Antara, Minggu (31/7).
Pembakaran tempat ibadah umat Budha dan Konghucu pada 30 Juli dini hari dianggap sebagai aksi spontanitas dan tidak terencana. Namun, sebagai negara hukum, Leo menyerahkan penyelasiaan konflik tersebut kepada pihak kepolisian.
-
Mengapa luka di wajah mengganggu? Luka pada wajah dapat menjadi masalah yang mengganggu, baik dari sisi penampilan maupun kenyamanan. Berbagai penyebab seperti jerawat, cedera, atau infeksi dapat meninggalkan bekas luka yang sulit dihilangkan.
-
Apa itu luka batin? Kita semua memiliki luka batin—pengalaman menyakitkan yang meninggalkan perasaan terluka, marah, atau takut.
-
Apa yang membuat anak terluka? 'Sayangku, ibu minta maaf jika ucapan dan tindakan ibu sebelumnya membuat hatimu terluka. Ibu ingin kamu tahu bahwa ibu selalu mencintaimu tanpa syarat, dan ibu berjanji akan berusaha lebih baik lagi untuk memahami perasaanmu.'
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang mengalami trauma berat? Dua anak Aiptu FN mengalami trauma berat dan harus mendapat pendampingan karena selalu teringat peristiwa perampasan mobil ayahnya oleh 12 debt collector.
"Biarlah polisi yang mengusut kasus tersebut", ujarnya.
Ketua Sang Agung Indonesia (Sagin) Sumatera Utara, Kurnia Bangun, berharap semua pihak menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran berharga untuk saling menghormati. Umat Buddha, Konghucu dan pemeluk agama lain diharapkannya menahan diri serta tidak terprovokasi pernyataan yang mungkin ingin memecah belah kerukunan umat beragama yang terjalin baik selama ini.
Pascakerusuhan, kata Kurnia, banyak komentar di media sosial yang selain berisi keprihatinan, juga bernada memojokkan, menghujat salah satu pihak, seperti ingin memperkeruh keadaan.
"Kita secara keseluruhan harus bijaksana dan tidak mudah terprovokasi. Mari berpikir jernih demi terciptanya suasana yang kondusif", imbau bikhu di Vihara Tri Ratna Kota Tanjungbalai itu.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebersamaan yang dinaungi Pancasila sebagai ideologi telah berkali-kali melewati ujian kebangsaan
Baca SelengkapnyaIndonesia menjadi contoh masyarakatnya tidak terpecah karena saling membenci.
Baca SelengkapnyaPaus Fransiskus menilai keberagaman justru menciptakan kehidupan yang damai.
Baca SelengkapnyaAhli tafsir Alquran Quraish Shihab hari ini diundang menghadiri pidato Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Baca SelengkapnyaMereka yang agresif akan menganggap bahwa sifat toleransi itu menunjukkan kelemahan.
Baca Selengkapnya