Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tolak digusur, warga Kebun Sayur Ciracas mengadu ke Komnas HAM

Tolak digusur, warga Kebun Sayur Ciracas mengadu ke Komnas HAM Warga Kebun Sayur didampingi mahasiswa di Komnas HAM. ©2018 Liputan6.com/Radityo

Merdeka.com - Puluhan warga Kebun Sayur, Ciracas, Jakarta Timur didampingi LBH Jakarta dan perwakilan Fakultas Hukum Universitas Indonesia menyambangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/6).

Kedatangan mereka guna memperjelas sengketa atas hak lahan tinggal yang terancam akan keberlangsungan tempat tinggal mereka oleh Perum Perhubungan Djakarta (PPD).

Pengacara LBH Jakarta Charlie Albajilie menjelaskan sengketa antara warga dan PPD menemui jalan buntu hingga 2012. Mediasi antara kedua belah pihak yang juga difasilitasi Komas HAM pada 2009, baru menghasilkan penerbitan Status Quo (sengketa) oleh Badan Pertanahan Negara (BPN).

"Satu-satunya informasi didapat saat mediasi di Komnas HAM, saat itu BPN memberi keterangan bahwa tidak ada sertifikat di tanah itu, jadi warga dan PPD bersatus sama tanpa sertifikat," kata Charlie di Ruang Asmara Nababan, Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (4/6).

Kendati masih belum ada kejelasan pasca 2012, PPD 'kembali beraksi' pada 2017. Sebuah MoU tercipta bersama PT Adhi Karya untuk sebuah Proyek LRT City Urban Signature, salah satu project transit oriented development (TOD). Pembangunan proyek tersebut menggunakan lahan yang disengketakan, antara warga dan PPD.

"Jadi Adhi Karya sendiri sudah membangun lahan pemasaran di lahan sebelah pemukiman warga, klaim mereka sudah clean and clear (CNC). Mereka bikin kantor pemasaran dan memasarkan lahan yang sebenarnya adalah lahan warga (atau lahan yang masih disengketa kepemilikannya dengan PPD)," jelas Charlie.

Charlie mengungkap, warga kini semakin cemas, tidak adanya musyawarah dan kejelasan atas tanah tersebut, justru terintimidasi lewat kegiatan pengukuran lahan di tanah tersebut dengan mendatangkan aparat sebagai penjagaan tanpa izin empunya.

"Jadi secara tidak langsung warga dinilai tak berhak dan pengukuran dilakukan untuk proyek apartemen tersebut, itu dilakukan sejak awal 2018," beber dia.

Kini, usai diadukan kembali ke Komnas HAM, 2.300 warga Kebun Sayur Ciracas berharap akan ada mediasi lanjutan bersama pihak terkait, seperti Pemprov DKI, Adhi Karya, PPD, dan BPN untuk klarifikasi.

Reporter: Muhammad RadityoSumber: Liputan6.com

(mdk/rzk)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Begini Respons Dirut Jakpro Digugat Warga Kampung Bayam ke PTUN
Begini Respons Dirut Jakpro Digugat Warga Kampung Bayam ke PTUN

Selain itu, mereka juga mempertanyakan siapa yang akan menghuni Kampung Susun Bayam jika warga pindah ke Rusun Nagrak.

Baca Selengkapnya
FOTO: Memperingati Hari HAM Sedunia, Warga Kampung Bulak Cisalak di Depok Demo Tolak Penggusuran
FOTO: Memperingati Hari HAM Sedunia, Warga Kampung Bulak Cisalak di Depok Demo Tolak Penggusuran

Aksi demonstrasi itu dilakukan di Jalan Ir. H. Juanda, Depok.

Baca Selengkapnya
FOTO: Emak-Emak Ikut Aksi Solidaritas untuk Pulau Rempang
FOTO: Emak-Emak Ikut Aksi Solidaritas untuk Pulau Rempang

Mereka menolak keras penggusuran Pulau Rempang. Mereka juga menuntut pemerintah agar menghentikan praktik perampasan tanah terhadap warga Pulau Rempang.

Baca Selengkapnya
Sengketa Tanah Warga di IKN, Pemerintah Pilih Mengalah atau Menggusur?
Sengketa Tanah Warga di IKN, Pemerintah Pilih Mengalah atau Menggusur?

Pemerintah masih bersengketa dengan warga yang ingin menetap dan enggan meninggalkan wilayah IKN.

Baca Selengkapnya
FOTO: Massa Berbagai Ormas Gelar Aksi Bela Rempang, Spanduk, Poster hingga Mobil Komando Dibawa ke Patung Kuda
FOTO: Massa Berbagai Ormas Gelar Aksi Bela Rempang, Spanduk, Poster hingga Mobil Komando Dibawa ke Patung Kuda

Dalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.

Baca Selengkapnya
Dekat Rumah SBY, Warga Cikeas Demo Jalan Rusak Parah hingga Tanami Pohon Pisang di Tengah Jalan
Dekat Rumah SBY, Warga Cikeas Demo Jalan Rusak Parah hingga Tanami Pohon Pisang di Tengah Jalan

Tidak jauh dari rumah presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), warga Cikeas nekat menanam pohon pisang di tengah jalan yang rusak.

Baca Selengkapnya
Warga Kampung Bayam Diduga Ditangkap Paksa Polisi, Ini Penjelasan Jakpro
Warga Kampung Bayam Diduga Ditangkap Paksa Polisi, Ini Penjelasan Jakpro

Warga Kampung Bayam Diduga Ditangkap Paksa Polisi, Ini Penjelasan Jakpro

Baca Selengkapnya
Tiga Hari Tak Digubris Mahyeldi, Ratusan Pendemo di Padang Teriak
Tiga Hari Tak Digubris Mahyeldi, Ratusan Pendemo di Padang Teriak "Gubernur Jahat"

Ratusan warga Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, melanjutkan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumbar, Jalan Sudirman, Padang, Rabu (2/8).

Baca Selengkapnya
Aksi Emak-Emak di Lebak Tanam Padi di Tengah Jalan, Protes Jalan Rusak Kerap Jadi Penyebab Kecelakaan
Aksi Emak-Emak di Lebak Tanam Padi di Tengah Jalan, Protes Jalan Rusak Kerap Jadi Penyebab Kecelakaan

Pengendara yang lewat kerap tergelincir karena jalan menjadi kubangan lumpur. Anak-anak sekolah pun terpaksa melepas sepatu saat melintas.

Baca Selengkapnya
Alasan Warga Tak Ingin Huni Rusun Nagrak: Kampung Susun Bayam Sudah Ada, Untuk Apa Pindah
Alasan Warga Tak Ingin Huni Rusun Nagrak: Kampung Susun Bayam Sudah Ada, Untuk Apa Pindah

"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”

Baca Selengkapnya
Babak Baru Konflik Jakpro dan Warga Kampung Bayam, Ini Hasil Mediasi Dilakukan Komnas HAM
Babak Baru Konflik Jakpro dan Warga Kampung Bayam, Ini Hasil Mediasi Dilakukan Komnas HAM

Komnas HAM menjadi mediator sengketa antara warga Kampung Bayam dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait pembangunan JIS.

Baca Selengkapnya
Fakta-fakta Kerusuhan Dago Elos, Berawal dari Laporan yang Tak Direspons
Fakta-fakta Kerusuhan Dago Elos, Berawal dari Laporan yang Tak Direspons

Kejadian ini bermula dari dugaan pemalsuan data ahli waris Warga Dago Elos yang bersengketa dengan Keluarga Muller dan PT Dago Inti Graha.

Baca Selengkapnya