Tolak digusur, warga komplek TNI ngadu ke Komnas HAM
Merdeka.com - Forum Warga Komplek Eks 3 Mei dan Yon Angkub Jakarta Timur menggelar aksi di depan Kantor Komnas HAM Jakarta Pusat, Kamis (14/4). Jumlah massa yang datang tersebut sekitar 100 orang.
"Kami warga komplek Eks 3 Mei dan Yon Angkub Jakarta Timur telah menempati rumah selama lebih dari 50 tahun. Kami datang ke Komnas HAM untuk mediasi antara warga kompleks dengan TNI AD," ucap Alan, salah satu warga kompleks 3 Mei, Kamis (14/4).
Sementara Franstopo, koordinator aksi tersebut mengatakan, mereka menolak pengosongan yang dilakukan oleh Kodam Jaya di Kompleks 3 Mei, Yon Angkub, dan Kompleks Purnawirawan Angkatan Darat (KPAD) Bintaro Jakarta Timur.
-
Mengapa warga Latimojong menolak harga pembebasan lahan? Cones mengaku pasca kejadian tersebut keluarganya mengalami trauma. Bahkan, anaknya enggan berangkat ke sekolah. 'Anak saya trauma dan tidak masuk sekolah karena peristiwa kemarin. Untuk sementara kami menenangkan diri di rumah kerabat,' ucapnya.
-
Dimana letak permukiman terbengkalai di Jakarta? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Kenapa Desa Kepucukan dikosongkan? Akibat tragedi ini, Desa Kepucukan dikosongkan dan warganya harus pindah ke tempat lain.
-
Kenapa warga tidak boleh membangun rumah berdempetan di Desa Kondangjajar? Dari cerita tokoh setempat, sosok ini meminta area dikosongkan karena merupakan jalur perlintasan kalangan tak kasat mata.
-
Mengapa eksekusi lahan itu ricuh? Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira membenarkan anggotanya mengalami luka akibat sabetan sajam saat PN Jambi melakukan eksekusi.
"Surat peringatan kedua sudah dikeluarkan tanggal 13 April 2014. Kami diberikan jangka waktu 14 hari untuk diadakan pengosongan rumah. Di sini kami minta perlindungan dari Komnas HAM. Komnas HAM harus berada di pihak rakyat. Kalau begini tidak ada penyelesaiannya. Kita akan buktikan kinerja dari Komnas HAM," ucap Franstopo.
Massa aksi yang tergabung tersebut dari beberapa Komplek TNI AD antara lain Komplek TNI AD Bintaro, Komplek TNI AD Cililitan, Komplek TNI AD Kalideres, Komplek TNI AD Cijantung. Pantauan merdeka.com dalam aksi tersebut masa menggelar spanduk yang bertuliskan 'Hentikan Pengosongan Paksa Rumah-Rumah Purnawirawan, Warakawuri Dan Putra Putri, Jalankan Dan Patuhi Moratorium'.
Dalam aksi tersebut massa menggunakan kaos berwarna putih bertuliskan 'Dalam Tubuh Kami Mengalir Darah TNI, Jangan Dzholimi Kami'.
Saat aksi tersebut massa melontarkan kata dengan lantang, "Kami Tetap Akan Bertahan Atas Rumah Yang Selama Ini Kami Tempati Sampai Kapanpun". Hingga pukul 12/30 WIB massa masih tetap bertahan di depan kantor Komnas HAM.
"Kita tidak akan bubar sampai Pangdam memerintahkan jajarannya untuk tidak eksekusi pengosongan rumah kami," ujar Franstopo.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain itu, mereka juga mempertanyakan siapa yang akan menghuni Kampung Susun Bayam jika warga pindah ke Rusun Nagrak.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Rempang mengusir petugas yang hendak menawarkan relokasi.
Baca Selengkapnya"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca SelengkapnyaAksi demonstrasi itu dilakukan di Jalan Ir. H. Juanda, Depok.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM menjadi mediator sengketa antara warga Kampung Bayam dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait pembangunan JIS.
Baca SelengkapnyaWarga mengungkapkan sejumlah personel sekuriti PT JakPro tiba-tiba menggeruduk Kampung Susun Bayam dan meminta mereka untuk angkat kaki.
Baca Selengkapnya"Tidak ada lagu kemerdekaan, yang ada musik remix siang bolong. Mereka (2 anggota TNI) menegur tapi malah dikeroyok," ungkap NA, keluarga anggota TNI.
Baca SelengkapnyaKasus pengeroyokan anggota TNI ini sudah ditangani oleh Sub Den Pom TNI Pamekasan.
Baca SelengkapnyaPDIP Boyolali mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap relawan Ganjar Pranowo-Mahfud Md
Baca SelengkapnyaAhmad Basarah PDIP mengecam penganiayaan anggota TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaTim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan.
Baca SelengkapnyaReaksi polisi kabur diskak advokat karena debat keras soal halangi bantuan hukum untuk para demonstran yang ditangkap.
Baca Selengkapnya