Tolak pabrik semen, ratusan warga Pati jalan kaki sejauh 69 km
Merdeka.com - Ratusan warga sekitar lereng Gunung Kendeng, Kabupaten Pati, Jawa Tengah dan sekitarnya yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) menolak pabrik semen yang akan dibangun PT. Sahabat Mulia Sakti (SMS).
Penolakan dilakukan dengan aksi jalan kaki alias longmarch dari Pati menuju ke Kota Semarang, Jawa Tengah yang jaraknya kurang lebih sekitar 69 kilometer.
"Berangkat Minggu (14/11) malam sekitar 200 warga. Mayoritas ibu-ibu yang berjalan. Berangkat 20.30 berhenti di Polsek Demak, terus ke tempat Mbah Sunan Kadilangu, sebentar trus berangkat lagi setengah dua malam sampai di Museum Ronggowarsito," ungkap Sukinah (39) saat ditemui di PTUN Semarang, Jawa Tengah, Selasa (17/11).
-
Dimana pabrik semen di Kaltim dibangun? Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Isran Noor meresmikan pabrik semen milik PT Kobexindo Cement di Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
-
Mengapa petani Kendeng menolak pabrik semen? Untuk menolak pembangunan itu, pada tahun 2016 dan 2017 lalu mereka melakukan aksi cor kaki. Mereka memprotes pembangunan pabrik tersebut karena dibangun di wilayah karst yang berfungsi untuk menyerap air. Selain itu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dilakukan pihak terkait dinilai tidak transparan.
-
Kenapa warga menggugat Waskita Karya? Mereka menyatakan penolakan terhadap pembangunan tersebut.
-
Siapa yang berinvestasi dalam pembangunan pabrik semen di Kaltim? Pembangunan pabrik semen di Kutim, adalah hasil investasi Hongshi Holding dari Tiongkok yang bekerja sama dengan PT.Kobexindo Cement.
-
Kenapa warga Patemon membuat sumur resapan? Seiring kemarau datang setiap tahun, warga merasakan begitu besar kekuatan daya magis sumur resapan itu.
-
Bagaimana tanggapan ibu Pegi Setiawan setelah mendengar putusan? Mendengar hal tersebut, ibu Pegi Setiawan, Kartini terlihat menangis tersedu-sedu setelah meraih kemenangan permohonan gugatan praperadilan tersebut.
Sukinah rela meninggalkan dua anaknya di rumah demi aksi penolakan pembangunan pabrik semen yang menurutnya akan merusak lingkungan sekitar pegunungan Kendeng. Sampai-sampai sandal jepit yang dipakainya menjadi tipis setelah digunakan berjalan kaki puluhan kilometer.
"Sampai tidak ganti sandal meski sandal sudah menipis. Saking senangnya dan semangat karena tanah air bumi desa, capek tidak saya rasakan," ungkap Sukinah yang merupakan warga Tegaldowo, Rembang, Jawa Tengah ini.
Ratusan warga masih menanti putusan sidang gugatan pembangunan pabrik semen yang ditujukan pada Bupati Pati Haryanto. Dia berharap pengadilan berjalan seadil-adilnya.
"Sebetulnya kesini mau mendengarkan sidang putusan gugatan pembangunan semen Pati. Jangan sampai pak hakim berat sebelah. Yang salah ya disalahkan yang benar ya dibenarkan," ucapnya.
Sampai siang ini, ratusan warga memblokir sepanjang Jalan Abdurrahman Saleh Kota Semarang dan terus berorasi melakukan aksi penolakan mereka. Dengan pengawalan ketat aparat petugas kepolisian Polrestabes Semarang acara pembacaan sidang di PTUN Kota Semarang terus berlangsung. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan warga Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat, melanjutkan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumbar, Jalan Sudirman, Padang, Rabu (2/8).
Baca SelengkapnyaPada aksi yang kelima ini jumlah massa terlihat semakin sedikit dan anak-anak yang ikut juga semakin berkurang.
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaMacet parah terjadi di jalan pantura Pati-Rembang hingga mencapai 20 jam.
Baca SelengkapnyaWarga membawa truk pengangkut sampah lalu menumpahkannya di kedua kantor itu.
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaIbu-ibu ini mengaku tidak memiliki koordinator. Mereka urunan membeli sejumlah makanan dan minuman ringan.
Baca SelengkapnyaMereka menuntut kepada Majelis Hakim Mahkamah Agung untuk menegakkan keadilan masyarakat Dairi dalam mempertahankan ruang pertanian
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaWarga Nagari Air Bangis khawatir Proyek Strategi Nasional (PSN) akan membuat kehidupan mereka terancam.
Baca SelengkapnyaMereka membakar lima wadah kemenyan dan melakukan aksi bisu.
Baca SelengkapnyaPara demonstran menyoroti putusan MK, upaya revisi UU Pilkada, Bawaslu, hingga statement Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadiala terkait raja Jawa.
Baca Selengkapnya