Tolak pemasangan iklan rokok, ratusan mahasiswa Bali unjuk rasa
Merdeka.com - Maraknya iklan rokok di Bali khususnya wilayah Denpasar, dinilai kalangan anti-rokok sebagai sesuatu yang kebablasan. Lebih dari 300 orang mahasiswa kesehatan se-Denpasar menggelar aksi di depan kantor Wali Kota Denpasar, Minggu (31/5).
Demo yang berjalan tertib ini dipusatkan di Bundaran Patung Dewa Ruci. Sambil membentangkan sepanduk dan poster, ratusan mahasiswa ini kompak mengenakan baju bertuliskan 'Gue Keren tanpa iklan rokok'. Aksi demo yang dimulai sejak pukul 10.00 Wita ini hanya berlangsung 70 menit.
"Pada intinya kami melihat di mana-mana ada iklan rokok, baik itu yang bergerak ataupun yang tidak. Kami meminta Pemerintah Kota Denpasar menghentikan dan menghapus semua bentuk iklan rokok di Kota Denpasar dan Bali seluruhnya," tegas Ketua Gerakan Anti Iklan Rokok, Made Kerta Dhuana di Denpasar, Bali.
-
Siapa yang paling terpengaruh oleh iklan rokok? Kementerian Kesehatan melalui Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Eva Susanti, mengungkapkan bahwa industri tembakau memanfaatkan berbagai platform media sosial untuk menjangkau audiens muda.
-
Apa dampak buruk merokok? Zat-zat kimia yang terdapat dalam rokok merusak kolagen pada kulit, yang mengakibatkan kulit menjadi kusam dan munculnya keriput.
-
Dimana cukai rokok menjadi pengendali industri? 'Ini kelihatannya sudah mulai jenuh. Ini kelihatan bahwa mungkin cukai ini akan menjadi pengendali dari industri hasil tembakau,' ujar Benny, Jakarta, Rabu (29/5).
-
Siapa yang harus tahu bahaya rokok? Orang tua memiliki pengaruh besar terhadap perilaku anak.
-
Siapa yang mendorong kebijakan rokok? Lebih dari 100 pemangku kebijakan secara terbuka memihak industri rokok, dan sebagian di antaranya memiliki konflik kepentingan dengan industri tersebut,' jelas Manik.
-
Bagaimana rokok memengaruhi pola makan? Hasil penelitian menunjukkan bahwa perokok memiliki kecenderungan untuk mengalami gangguan pola makan yang signifikan dibandingkan dengan bukan perokok. Penelitian menunjukkan bahwa perokok memiliki dua kali lebih banyak kemungkinan untuk melewatkan makanan secara teratur, menciptakan ketidakseimbangan dalam asupan nutrisi harian mereka.
Dirinya juga menyayangkan layar informasi yang dipasang oleh pemerintah, ternyata bisa disusupi sebuah produk iklan rokok. Hal ini dinilainya, secara tidak langsung pemerintah mendukung peredaran luas sebuah iklan rokok.
"Kami mengimbau pada masyarakat Bali khususnya. Marilah bebaskan badan kita dari asap tembakau demi masa depan anak cucu kita," tutup Kerta.
Aksi yang melibatkan seluruh mahasiswa jurusan kesehatan ini, dikawal oleh segelintir anggota Lantas dan Dinas Perhubungan Kota Denpasar. Mereka membubarkan diri dengan langsung menuju sisi lapangan rumput Puputan, tanpa menimbulkan kemacetan.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menyebut, mayoritas dari persentase tersebut merupakan pengusaha kecil dengan skala bisnis menengah ke bawah.
Baca SelengkapnyaPeredaran rokok perlu dikendalikan di tingkat masyarakat selaku konsumen.
Baca SelengkapnyaJanoe Arijanto menegaskan selama ini pelaku industri periklanan telah menaati peraturan dalam mengiklankan produk tembakau dan turunannya.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi Gunadi Sadikin tengah membuat Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (RPMK) tentang produk tembakau dan rokok elektronik.
Baca SelengkapnyaKebijakan ini dituangkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan dan telah memicu perdebatan publik yang cukup hangat.
Baca SelengkapnyaJanoe juga memperkirakan adanya potensi penurunan yang dapat terjadi jika pembatasan dan penyempitan iklan rokok diberlakukan.
Baca SelengkapnyaPP Kesehatan disusun tanpa melibatkan para stakeholder yang terlibat di dalamnya.
Baca SelengkapnyaAli menegaskan sebaiknya pemerintah menerima masukan dari para pelaku usaha yang terlibat langsung pada penjualan rokok atas rencanan aturan ini.
Baca SelengkapnyaAda kecenderungan anak-anak beralih dari rokok konvensional ke rokok elektronik.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan pantauan lapangan, aksi massa tiba di Kantor Kemenkes pukul 11.00 WIB.
Baca SelengkapnyaAksi kolaborasi ini dilaksanakan Polresta Kota Malang dengan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya.
Baca SelengkapnyaDia menyayangkan sikap pemerintah yang tidak melibatkan industri periklanan maupun industri kreatif
Baca Selengkapnya