Tolak relokasi, warga bakar ban di rel kereta api di Medan
Merdeka.com - Penertiban lahan PT KAI di pinggiran rel kawasan Jalan Gaharu, Medan, Jumat (1/4), mendapat perlawanan dari warga. Mereka melakukan aksi demo di atas rel dan membakar ban.
Aksi massa berlangsung di sela rencana penertiban dilakukan PT KAI. Sejumlah alat berat sudah disiapkan di lokasi. Namun belum ada bangunan dibongkar.
Massa berkumpul di atas rel. Mereka menyatakan siap melakukan perlawanan jika rumahnya ditertibkan.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang menghuni pemukiman? Analisis genetik pada tulang manusia yang digali menunjukkan hubungan erat antara penduduk pemukiman ini dengan kelompok lain di China selatan dan Asia Tenggara.
-
Kenapa warga meninggalkan Kampung Mati? Para warga meninggalkan kampung itu sejak terjadi peristiwa longsor. Ditakutkan peristiwa serupa akan terjadi kembali.
"Kami siap mati kalau digusur, tes lah kalau enggak percaya," kata seorang warga dalam aksinya.
Massa kemudian membakar ban di rel kereta api menghubungkan Stasiun Besar Medan ke Belawan. Belum ada satu pun kereta melintas di jalur biasanya dilewati kereta pengangkut CPO dan barang lainnya.
Sementara itu, petugas PT KAI harus menunda penggusuran. Alat berat sudah didatangkan terpaksa dipindahkan dari sana buat melakukan pengamanan.
Jumlah massa yang besar membuat polisi tidak berdaya. Api yang berkobar di tengah rel pun sulit dipadamkan.
Suasana bahkan sempat ricuh ketika seorang petugas Polsus Kereta Api (KA) mencoba memadamkan api yang menyala di rel kereta api.
"Jangan kau padamkan itu," teriak warga sambil mengejar petugas Polsus KA.
Aksi kekerasan dihindarkan setelah petugas menengahi. Mereka meminta warga tidak emosi. Api di bantalan rel pun akhirnya dipadamkan.
"Semua harus tertib. Semua punya emosi dan punya keinginan, harapan kami tidak ada pembakaran, jangan hanya sepihak yang dihargai. Tugas kami ini pelayanan dan pengamanan, ini fasilitas umum dan mohon dengan hormat kita cari tempat untuk enak diskusinya," kata Kapolsek Medan Timur, Kompol Bernard Malau.
Sementara itu, Humas PT KAI Divisi Regional I Sumatera Utara, Rapino Situmorang, memastikan pembakaran ban mengganggu perjalanan kereta api. Namun, dia tidak menjelaskan jumlah perjalanan kereta api tertunda akibat aksi massa itu.
"Kalau aksinya di atas rel pasti mengganggu dan itu bentuk sabotase. Rel kereta api itu objek vital, jadi tidak bisa diganggu, itu jalan tersendiri," kata Rapino.
Rapino memaparkan, eksekusi bangunan di sepanjang rel kereta api tetap dilanjutkan. Namun, mereka tetap melihat situasi dan kondisi di lapangan.
"Jalan terus, memang perlu waktu. Ini program nasional dan disetujui pemerintah pusat," ucap Rapino.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah warga Rempang mengusir petugas yang hendak menawarkan relokasi.
Baca SelengkapnyaAksi pembakaran ban, spanduk dan poster pecah usai hasil putusan MK terkait gugatan sengketa Pilpres 2024 mendapat penolakan dari masyarakat pendukung 01 & 03.
Baca SelengkapnyaViral panggung hajatan berdiri di tengah-tengah rel kereta api kawasan Tanjung, Priok Jakarta Utara
Baca SelengkapnyaWarga menolak aktivitas tambang karena membuat mereka gagal panen dan tercemarnya lingkungan.
Baca SelengkapnyaLalu lintas truk angkutan material proyek pembangunan di wilayah Pantura, Kabupaten Tangerang memicu kemarahan warga.
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaSaat ada kereta api yang akan lewat, sudah seharusnya kendaraan lain berhenti. Namun belum lama ini, yang terjadi justru kereta api yang mengalah.
Baca SelengkapnyaKebakaran dahsyat terjadi pada gudang peluru TNI. Demi keselamatan, warga sekitar pun dievakuasi ke tempat lebih aman.
Baca SelengkapnyaWarga Nagari Air Bangis khawatir Proyek Strategi Nasional (PSN) akan membuat kehidupan mereka terancam.
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca SelengkapnyaVideo viral itu berdurasi 1.14 detik terjadi di Jambi
Baca SelengkapnyaAda komunikasi tidak berjalan baik antara aparat mengawal proses relokasi dengan warga yang menolak pembangunan Proyek Rempang Eco City.
Baca Selengkapnya