Tolak taksi dan ojek online, massa geruduk Pemprov dan DPRD Bali
Merdeka.com - Perkumpulan taksi maupun aliansi sopir termasuk pangkalan transportasi lokal se-Bali mendatangi gedung pemerintahan Provinsi Bali dan DPRD yang masih satu areal di wilayah Renon Denpasar, Bali, Rabu (28/9).
Massa yang berjumlah hampir 2.500 orang ini berkumpul di sisi lapangan sebelah utara, untuk kemudian berjalan kaki menuju gedung Provinsi Bali. Aksi damai yang dilakukan para sopir ini, seluruhnya mengenakan pakaian adat Bali. Kedatangan mereka menuntut sikap tegas pemegang kebijakan terkait masih beroperasinya angkutan online, khususnya Grab, Uber dan GoCar di Bali.
Massa yang tiba di depan gerbang pintu masuk kantor pemerintahan Provinsi Bali, duduk bersila secara tertib untuk mendengarkan perwakilan dari mereka berorasi. Kedatangan mereka ini mengingat terkait berlakunya Peraturan Menteri (PM) Perhubungan No.32/2016 yang dimulai per 1 Oktober mendatang. Dalam aturan itu sudah jelas disebutkan bahwa sampai batas waktu yang ditetapkan, tidak ada angkutan online berbasis GrabCar, Uber Taxi dan GoCar di Bali memenuhi persyaratan operasional angkutan online.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
Aksi damai itu melibatkan 124 perkumpulan taksi konvensional maupun aliansi sopir termasuk pangkalan transportasi lokal se-Bali, untuk meminta jawaban pemerintah karena realitanya sampai sekarang angkutan online belum ada yang mengurus izin atau buka cabang di Bali.
"Diskusi komunikasi bukan arogansi, kami hanya butuh sikap tegas pemerintah, jangan sampai kami yang di bawah ini justru saling intip yang tentunya diharapkan tidak ada tindakan anarkis yang terjadi," terang koordinator aksi damai Ketut Witra.
Dirinya juga menegaskan, mewakili sejumlah sopir resmi di Bali, agar tanggal 3 Oktober Grab dan Uber harus diblokir dan diusir secara regional dari Bali.
"Ia kan, karena batas waktunya sudah lewat 1 Oktober tidak ada mengurus izin. Jika sampai keluar izinnya berarti ada oknum dari Organda yang membantu mengurus izinnya. Kita berjuang tidak di sini sampai transport lokal bisa mencari nafkah dengan tenang," ucapnya dalam menyampaikan orasi di hadapan Ketut Widja, Asisten II Setda Pemprov Bali.
Pada kesempatan ini, Widja mengaku Pemprov Bali sudah bertindak dengan dikeluarkannya surat keputusan gubernur tertanggal 28 Pebruari 2016 yang berisi menyetop semua kendaraan transportasi umum termasuk ojek berbasis aplikasi online.
Usai dari gedung pemerintahan Provinsi Bali, massa melanjutkan aksinya ke gedung DPRD Bali yang lokasinya berdekatan. Di sana massa akan berjanji menggelar demo lagi pada 3 Oktober nanti dengan jumlah massa yang lebih besar.
Massa baru membubarkan diri sekitar pukul 13.20 Wita, lantaran berharap bertemu dengan ketua DPRD Bali tidak tercapai. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai mendengarkan keterangan dari perwakilan Kominfo, massa membubarkan diri dengan tertib
Baca SelengkapnyaKapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyebut, sebanyak 1.784 personel gabungan dikerahkan.
Baca SelengkapnyaGrab Indonesia tidak pernah memotong pendapatan Mitra Pengemudi untuk dialokasikan sebagai diskon bagi konsumen
Baca SelengkapnyaMereka menyuarakan sejumlah tuntutan, salah satunya meminta tarif dan insentif yang layak.
Baca SelengkapnyaAksi unjuk rasa ini menuntut persoalan mengenai tarif di mana potongan yang dibebankan kepada mitra driver mencapai 20 persen hingga 30 persen.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat orator dari atas mobil komando mendesak agar barrier dibuka sehingga massa bisa menyampaikan aspirasi di depan Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaDari hasil sweeping beberapa pengemudi melintas di Medan Merdeka Barat langsung diarahkan untuk ikut bergabung.
Baca SelengkapnyaMereka memastikan akan tetap bekerja seperti biasa, tidak mematikan aplikasi, agar penumpang tidak dirugikan.
Baca SelengkapnyaRuas jalan Medan Merdeka Barat mengarah ke Istana Merdeka, Jakarta Pusat ditutup.
Baca SelengkapnyaAda momen mengejutkan saat bule naik mobil komando lalu berteriak "Ojol sukses"
Baca SelengkapnyaMassa menyuarakan sejumlah tuntutan, salah satunya meminta tarif dan insentif yang layak.
Baca SelengkapnyaPengguna ojek online (ojol) untuk menghindari kawasan sekitar Medan Merdeka Jakarta Pusat terkait aksi ojol.
Baca Selengkapnya