Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tolong, Tenaga Medis Masih Kekurangan APD

Tolong, Tenaga Medis Masih Kekurangan APD tenaga medis yang merawat pasien terpapar virus covid-19. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Sebagai garda terdepan dalam menangani pasien terinfeksi virus corona atau Covid-19, tenaga medis membutuhkan alat pelindung diri (APD) sesuai standar WHO (World Health Organization). Namun sayang, saat ini tak semua tenaga medis mendapatkan APD.

Akibatnya, mereka rentan terpapar Covid-19. Berdasarkan data terbaru, sudah lebih dari 60 tenaga medis di Indonesia meninggal dunia karena terinfeksi virus asal Wuhan, China itu.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih mengakui tenaga medis masih kekurangan APD. Meskipun pemerintah sudah mendistribusikan 105.000 APD, ia menilai itu tak cukup.

Orang lain juga bertanya?

"Masih kurang. BNPB kan sudah distribusi untuk gelombang pertama 105.000 itu. Tetapi itu kan habis karena terpakai buang, pakai buang," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Senin (30/3).

Seharusnya, distribusi APD dilakukan secara terus menerus. Ada dua alasan mengapa hal itu harus dilakukan. Pertama, karena APD hanya dipakai sekali oleh tenaga medis kemudian dibuang.

Kedua, jumlah pasien positif terinfeksi Covid-19 terus bertambah. Pada Minggu (29/3) kemarin, jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 1.285 orang.

Belum lagi jumlah pasien yang masuk kategori orang dalam pengawasan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) yang terus meningkat. Dengan banyaknya pasien, otomatis jumlah tenaga medis bertambah diikuti dengan APD.

"Makanya kami terus minta untuk terus disupport dan kontinu," kata dia.

Daeng M Faqih tidak merinci berapa banyak APD yang dibutuhkan tenaga medis saat ini. Dia hanya menjelaskan bagaimana penggunaan dan cara kerja tenaga medis di rumah sakit rujukan.

Ia menyebut, dalam sehari waktu kerja tenaga medis dibagi tiga sif. Masing-masing delapan jam. Sementara petugas yang membutuhkan APD saat menjalankan tugas sekitar tujuh. Yakni dokter konsulen, dokter jaga, perawat, petugas nutrisi dan gizi, petugas yang menyiapkan alat kesehatan, petugas kebersihan dan analis.

"Jadi jumlahnya berapa per sif karena tiga kali setiap hari. Kemudian kali lama perawatan minimal dua minggu. Kalikan jumlah pasien. Jumlah pasien positif di Indonesia saja 1.285, tambah yang lain-lain. Kemudian tambah pasien baru. Nah kira-kira hitungannya begitu. Jadi memang besar kebutuhannya," urainya.

Stok Menipis

Alumnus Magister Hukum Universitas Hassanudin, Makassar ini menambahkan di beberapa rumah sakit, stok APD ada. Namun, jumlahnya mulai menipis. Guna mengantisipasi APD kosong, para tenaga medis melakukan berbagai cara.

Pertama, menunda operasi yang dianggap kurang urgensi atau mendesak. Dengan adanya penundaan ini, petugas medis bisa mengalihkan seragam operasi untuk APD penanganan Covid-19.

Kedua, memodifikasi jas hujan dan plastik sampah sebagai APD Covid-19. Meski barang tersebut tidak sesuai APD standar WHO, Daeng M Faqih mengatakan itu dilakukan demi menyelamatkan nyawa pasien.

"Itu maksud kami menyampaikan, mengingatkan bahwa ini ada kebutuhan ini. Karena kalau petugas kesehatan banyak yang tumbang karena terinfeksi bahaya ini. Siapa yang akan menolong orang-orang itu," kata dia.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Ungkap Ratusan Puskesmas Tak Miliki Dokter
Menkes Ungkap Ratusan Puskesmas Tak Miliki Dokter

6.333 Puskesmas yang belum memiliki jumlah tenaga kesehatan yang sesuai standar.

Baca Selengkapnya
IDI Respons Janji Prabowo Bangun 300 Fakultas Kedokteran: Sangat-Sangat Berlebihan
IDI Respons Janji Prabowo Bangun 300 Fakultas Kedokteran: Sangat-Sangat Berlebihan

IDI menegaskan, permasalahan utama di Indonesia yakni distribusi dokter yang tidak merata, bukan produksinya.

Baca Selengkapnya
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO

Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.

Baca Selengkapnya
Membedah Akar Masalah Polemik Dokter Asing
Membedah Akar Masalah Polemik Dokter Asing

Rencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendatangkan dokter asing menuai polemik. Ada yang mendukung, ada pula yang menolak karena berbagai alasan.

Baca Selengkapnya
Anggota DPR Ungkap Tenaga Kesehatan yang Kerja Hanya 292 Ribu, 1 Juta Lebih Masih Menganggur
Anggota DPR Ungkap Tenaga Kesehatan yang Kerja Hanya 292 Ribu, 1 Juta Lebih Masih Menganggur

ian juga menyoroti persoalan pendistribusian tenaga kesehatan.

Baca Selengkapnya
Pemkab Gunungkidul Kekurangan Jumlah Dokter, Ini Jumlah yang Dibutuhkan
Pemkab Gunungkidul Kekurangan Jumlah Dokter, Ini Jumlah yang Dibutuhkan

Kekurangan dokter dirasakan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Gunungkidul. Lantas berapa jumlah dokter yang dibutuhkan di sana?

Baca Selengkapnya
Wamenkes: Indonesia Masih Kekurangan 120 Ribu Dokter Umum
Wamenkes: Indonesia Masih Kekurangan 120 Ribu Dokter Umum

Indonesia masih kekurangan 120 ribu dokter umum sesuai rasio ideal yang diharapkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Baca Selengkapnya
Menkes Curhat Jumlah Dokter di Indonesia Jauh dari Ideal: Kita Butuh 280 Ribu, Baru Ada 170 Ribu
Menkes Curhat Jumlah Dokter di Indonesia Jauh dari Ideal: Kita Butuh 280 Ribu, Baru Ada 170 Ribu

Menkes menyebut idealnya per 1.000 penduduk di Indonesia ada satu dokter yang menangani

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Dokter Kita Masih Kurang Banyak, Mereka yang Tahu Dosis Obat
Cak Imin: Dokter Kita Masih Kurang Banyak, Mereka yang Tahu Dosis Obat

Presiden Jokowi meminta jajaran anggota kabinet memastikan harga alkes dan obat-obatan.

Baca Selengkapnya
Anies dan Prabowo Saling Dukung Program Menambah Jumlah Dokter di Indonesia
Anies dan Prabowo Saling Dukung Program Menambah Jumlah Dokter di Indonesia

Anies dan Prabowo Saling Dukung Program Menambah Jumlah Dokter di Indonesia

Baca Selengkapnya
Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran, IDAI: Jangan Hanya Kejar Kuantitas Dokter tapi Kualitas Acak Kadut
Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran, IDAI: Jangan Hanya Kejar Kuantitas Dokter tapi Kualitas Acak Kadut

Jangan sampai nanti kita ingin mengejar kuantitas, tapi kualitasnya acak kadut gitu," kata Piprim.

Baca Selengkapnya
INFOGRAFIS: Polemik ‘Naturalisasi’ Dokter Asing
INFOGRAFIS: Polemik ‘Naturalisasi’ Dokter Asing

Pro dan kontra terjadi karena pemerintah ingin mengambil dokter asing untuk mengabdi di Indonesia

Baca Selengkapnya