Tim forensik akan mengautopsi jenazah Siyono, penjagaan diperketat
Merdeka.com - Tim ahli forensik dari Muhammadiyah menurut rencana pagi ini, Minggu (3/4) akan melakukan autopsi terhadap jenazah terduga teroris Siyono yang tewas setelah ditangkap Densus 88 beberapa waktu lalu. Sembilan tim forensik dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Surakarta akan didampingi tiga komisioner Komnas HAM dan pimpinan Muhammadiyah.
Menjelang autopsi ratusan personel Kokam (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah) Jawa Tengah dan sejumlah ormas, berjaga di lokasi makam Sasana Laya Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten. Tak hanya itu, petugas kepolisian juga melakukan penjagaan di luar lokasi makam.
Sementara itu kakak kandung Siyono, Wagiyono menegaskan, pihaknya tetap menginginkan keadilan terhadap kakaknya. Meski sudah mengikhlaskan kematian adiknya, namun keluarga ingin mengetahui penyebab kematian Siyono.
-
Siapa yang memimpin penggalian makam? Namun penggalian yang dipimpin Petra Nordin baru dilakukan dua tahun belakangan ini, seperti dikutip dari Live Science.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
Terkait penolakan warga dan Kepala Desa Pogung terhadap autopsi dan ancaman pengusiran mereka, Wagiyono mengaku dirinya tak pernah diajak berdiskusi dengan kepala desa. Sebagai salah satu ketua RT, dirinya belum pernah diajak rapat terkait kesepakatan penolakan warga.
"Keluarga saya dan bapak saya tidak pernah diajak musyawarah tentang kesepakatan warga," ujar Wagiyono saat ditemui wartawan, Sabtu (2/4) malam.
Ungkapan senada disampaikan Sekretatis The Islamic Study and Action Center (ISAC)
Endro Sudarsono. Berdasarkan investigasi yang dilakukan, Wagiyono menceritakan bahwa kepala desa, beberapa pengurus RT, dan pendeta, beberapa hari lalu mendatangi ayah Siyono dan Wagiyono untuk menandatangani surat kesepakatan.
Namun Wagiyo menolak kesepakatan warga tentang pelarangan autopsi setelah jenazah dimakamkan.
"Itu makam bukan milik kepala desa, itu bumi Allah SWT," ucap Endro menirukan Wagiyono.
Wagiyono, kata Endro, juga menolak pengusiran anggota keluarga yang setuju autopsi. Keluarga Siyono, lanjut Endro, menolak keras kesepakatan warga karena merasa dirugikan dan dipojokkan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono yang hadir langsung di lokasi menyatakan, pihaknya mengikuti prosedur dan memastikan tidak ada rekayasa pada ekshumasi itu.
Baca SelengkapnyaTim forensik terlihat mengecek dari atas jembatan, melihat celah jembatan kemudian turun ke bawah jembatan.
Baca Selengkapnya3 Sampel jaringan keras yaitu tulang dan 16 sampel jaringan lunak yang akan kita lanjutkan untuk pemeriksaan visum dan pemeriksaan diatom.
Baca SelengkapnyaPolda Sumatera Barat (Sumbar) melakukan ekshumasi atau menggali ulang makam jasad seorang remaja bernama Afif Maulana pada Kamis, 8 Agustus, 2024, pagi.
Baca SelengkapnyaBeberapa sampel diambil guna diteliti di Laboratorium Forensik.
Baca Selengkapnya