TPM sebut kerusuhan di Mako Brimob juga dikarenakan larangan bertemu keluarga
Merdeka.com - Kerusuhan antara narapidana terorisme dan petugas kepolisian pecah di Rutan Salemba Cabang Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/5) malam. Lima anggota Polri dan satu narapidana terorisme tewas dalam kejadian tersebut.
Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM) Achmad Michdan mengatakan, kerusuhan terjadi bukan semata karena makanan. Namun akibat tidak adanya perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam proses hukum terpidana terorisme.
"Selama ini saya ketahui dari model penangkapan, penanganan sampai mekanisme mereka ditahan banyak hal-hal yang masih dirasakan sebagai pelanggaran hak asasi manusia," kata Michdan di Kantor Pusat MER-C, Jalan Kramat Lontar Nomor J-157, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (10/5).
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Dimana kerusuhan terjadi? Prada Triwandi berani mengamankan masyarakat saat terjadi kerusuhan di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.
-
Di mana kerusuhan terjadi? Kerusuhan anti-Yahudi terjadi pada 7–8 Juni 1948, di kota Oujda dan Jerada, di protektorat Prancis di Maroko sebagai tanggapan terhadap Perang Arab-Israel tahun 1948 yang diikuti dengan deklarasi berdirinya Negara Israel pada tanggal 14 Mei.
-
Siapa yang ditangkap karena kerusuhan? 'Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran,' ujar Kusworo.
-
Siapa yang memimpin pengamanan sidang MK? Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyampaikan persiapan pertama yakni rekayasa lalu lintas sekitar Gedung MK di Jalan Merdeka Barat yang bersifat situasional
Michdan tak menampik persoalan makanan juga cukup berpengaruh dalam kerusuhan tersebut. Berdasarkan laporan yang dikantonginya, beberapa bulan belakangan narapidana terorisme tidak boleh menerima makanan dari luar rutan Mako Brimob.
"Belakangan ini adalah soal makanan termasuk di (Lapas) Nusakambangan itu mereka sudah tidak bisa membawa makanan dari luar padahal makanan yang mereka terima (dari Rutan Mako Brimob) itu bukan saja dari gizi kurang tetapi juga jumlahnya relatif," ujar dia.
Michdan menambahkan, kemarahan narapidana semakin menjadi saat petugas Rutan Salemba Cabang Mako Brimob membatalkan jadwal besuk pada Selasa (10/5) pagi. Padahal para narapidana sudah menunggu kedatangan keluarganya.
"Saya mendapat informasi, hari besuknya dibatalkan. Dan biasanya pembesukan jelang Ramadhan itu, biasanya membawa makanan, persediaan puasa," kata Michdan.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi tersebut digelar di depan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Jakarta, Selasa, (19/11).
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Ketua KY Amzulian Rifai dalam Seminar Internasional Komisi Yudisial (KY) membahas jaminan keamanan hakim dan persidangan.
Baca SelengkapnyaKeluarga Imam Masykur, korban pembunuhan anggota Paspampres didampingi pengacara Hotman Paris Hutapea mendatangi Pomdam Jaya.
Baca SelengkapnyaJemput bola dilakukan LPSK dengan mendatangi keluarga korban di Aceh.
Baca SelengkapnyaHadi menyebut penjagaan dari TNI untuk wilayah Gedung Kejagung direalisasikan saat dirinya Panglima.
Baca SelengkapnyaSaat tersangka A tiba di lokasi, mereka bersorak dan berteriak.
Baca SelengkapnyaKetua MKMK Jimly Asshiddiqie menemukan fakta baru, yaitu dugaan kebohongan Anwar Usman.
Baca SelengkapnyaWajah politisi Gerindra itu tampak was-was saat turun dari mobil komando.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban ingin bertemu langsung dengan Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono.
Baca Selengkapnya