Tradisi Seba Badui Bakal Tetap Digelar di Tengah Pandemi Corona
Merdeka.com - Ritual tradisi Seba Badui yang digelar setiap tahun oleh masyarakat Badui, bakal tetap digelar meski di tengah pandemi corona. Tetua adat setempat berharap acara berjalan lancar dan tidak ada kendala. Bedanya, pelaksanaan Seba Badui tahun ini hanya diikuti puluhan warga.
"Kita menggelar tradisi Seba Badui tahun 2002 ini dalam kondisi pandemi Covid-19 hanya diikuti sekitar 30 perwakilan. Itu berbeda dari tahun sebelumnya yang hingga dihadiri ribuan warga Badui," kata Tetua Adat Masyarakat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Jaro Saija saat ditemui di permukiman Badui, Lebak, Rabu (20/5). Dikutip dari Antara.
Dia mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya, tradisi Seba Badui dihadiri ribuan warga Badui Luar dengan berpakaian khas berwarna pakaian hitam dan lomar ikat kepala biru, serta Badui Dalam dengan pakaian putih-putih dan lomar ikat kepala putih.
-
Siapa yang menjalani ritual adat Batak? Chen Giovani menjalani ritual adat Batak menjelang pernikahannya dengan Fritz Hutapea.
-
Apa ritual adat Seblang Bakungan? Seblang Bakungan dikenal sebagai ritual tarian yang dibawakan oleh wanita berumur dalam kondisi trans atau kehilangan kesadaran.
-
Mengapa Bakaua Adat dilakukan? Tak hanya diiringi doa dan harapan, Bakaua Adat juga ada sesi penyembelihan kerbau yang kemudian dibagikan kepada masyarakat sekitar.
-
Apa itu Bakaua Adat? Bakaua Adat ini adalah salah satu tradisi peninggalan nenek moyang mereka, maka masyarakat setempat pun mewarisi kegiatan ini secara turun-temurun.
-
Mengapa kecapi buhun Baduy hanya bisa dimainkan dalam ritual? Kecapi buhun jadi alat musik khusus di kalangan masyarakat adat Baduy. Sesuai fungsinya yang hanya bisa digunakan saat ritual tertentu, seperti halnya saat pembuatan.
-
Siapa yang memperingati tradisi Tabuik? Lazimnya upacara ini melibatkan warga setempat sampai pihak dari luar daerah yang sudah mengerti terkait upacara tersebut.
Sedangkan untuk tahun ini, nantinya dilakukan cukup sederhana dengan dihadiri 30 perwakilan tokoh masyarakat Badui, di antaranya tiga "tangtu", tujuh "dangka" dan perwakilan dari lembaga desa.
"Kita memaklumi adanya imbauan dari pemerintah untuk melaksanakan protokol kesehatan dengan tidak berkerumun untuk pencegahan virus corona," katanya Jaro Saija.
Menurut dia, perayaan tradisi Seba Badui akan digelar pada 30-31 Mei 2020, dengan kegiatan pertama bersilatuhrahmi dengan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya beserta pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lebak, kemudian dilanjutkan bertemu Gubernur Banten Wahidin Halim dan juga pejabat Pemerintah Provinsi Banten.
Ia menyatakan pelaksanaan Seba Badui wajib dilaksanakan, mesti sederhana karena merupakan bagian rukun adat masyarakat Badui yang dititipkan dari leluhur nenek moyang.
Sebab, tradisi Seba Badui juga digelar saat pemerintahan kerajaan, termasuk kerajaan Islam di Banten yang dipimpin Sultan Hasanuddin.
"Kami takut kualat atau terjadi bencana jika tidak menggelar Seba Badui, karena titipan dari leluhur juga keputusan tokoh adat itu," katanya.
Ia mengatakan tradisi Seba Badui sudah dipersiapkan dengan membawa hasil bumi, seperti pisang, padi huma, beras ketan, gula aren, talas dan pertanian lainya.
Hasil pertanian masyarakat Badui yang dikembangkan di lahan perkebunan ladang sekitar Kecamatan Leuwidamar, Gunungkencana, Cimarga, Sobang, Cirinten, Bojongmanik dan Cileles dan nantinya akan diserahkan kepada Bupati Lebak dan Gubernur Banten.
Para petani masyarakat Badui menggarap lahan pertanian itu di antaranya ada yang menyewa lahan juga menempati lahan Perum Perhutani dan lagan orang lain dengan sistem bagi hasil.
Karena itu, dalam agenda tradisi Seba Badui kemungkinan masyarakat Badui akan meminta pada kepala daerah setempat untuk memberikan lahan pertanian sehubungan penduduk Badui terus bertambah, sedangkan lahan garapan tanah hak ulayat adat relatif kecil.
"Kami tahun-tahun lalu juga selalu perjuangkan permintaan lahan pada Bupati Lebak dan Gubernur Banten," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pagelaran yang merupakan rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2023 ini, mengajak masyarakat untuk menjaga ekosistem sungai.
Baca SelengkapnyaPada hari raya Lebaran, mereka tidak melaksanakan salat Idulfitri. Pelaksanaan salat mereka ganti dengan membersihkan makam leluhur.
Baca SelengkapnyaSebuah perayaan tradisi yang dilaksanakan rutin setiap tahun ini melibatkan seluruh petani untuk menyambut datangnya masa bercocok tanam.
Baca SelengkapnyaFestival Erau sudah dikenal sebagai festival rutin yang dilaksanakan Suku Kutai di Kutai Kartanegara.
Baca SelengkapnyaRitual pengobatan tradisional milik Suku Anak Dalam ini dilakukan oleh seorang dukun yang didampingi oleh pengiring yang disebut dengan Pembayung.
Baca SelengkapnyaAtraksi Tatung selalu melekat dengan perayaan Cap Go Meh di Kalimantan Barat.
Baca SelengkapnyaRitual penangkal penyakit dan menolak bala khas Suku Batak ini kembali dilakukan saat Pandemi Covid.
Baca SelengkapnyaSebuah ritual doa kepada Tuhan sebagai ritual tolak bala yang dilaksanakan setiap bulan Sya'far atau setiap hari Rabu terakhir pada penanggalan Hijriah.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca SelengkapnyaSeblang merupakan tarian mistis di mana penarinya adalah perempuan terpilih.
Baca Selengkapnya