Tradisi Seba, warga Baduy jalan kaki sejauh 80 km ke Lebak & Serang
Merdeka.com - Warga Baduy Dalam berpakaian khas putih-putih menggunakan lomar atau ikat kepala berjalan kaki sepanjang 40 kilometer menuju Rangkasbitung. Hal ini mereka lakukan demi melaksanakan tradisi Seba ke Bupati Lebak dan Gubernur.
Puluhan warga Baduy Dalam yang tinggal di Kampung Cibeo, Cikeusik dan Cikawartana Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak berjalan kaki menembus hutan belantara dengan kondisi curam dan melintasi perbukitan juga pegunungan.
Mereka berangkat dari kampung halamannya sekitar pukul 03.30 WIB dengan kondisi gelap gulita tanpa penerangan. Diperkirakan akan tiba di Rangkasbitung sekitar pukul 15.00 WIB untuk kemudian menuju Gedung Pendopo Kabupaten Lebak sebagai lokasi acara.
-
Kenapa warga Baduy jual madu jalan kaki? Warga adat Baduy di wilayah Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, memiliki tradisi menjual madu hutan ke luar daerah dengan berjalan kaki. Tak tanggung-tanggung, mereka bisa menempuh jarak puluhan sampai ratusan kilometer untuk menjajakan hasil hutan mereka. Tradisi ini sudah turun temurun dilakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan mengenalkan potensi kebudayaan Baduy.
-
Gimana cara warga Baduy jual madu jalan kaki? Mereka membawa botol-botol itu di tas rajut besar yang dibawa di punggung sembari digendong. Madu tersebut tak jarang sudah habis sebelum sampai tujuan, karena permintaan warga sekitar cukup tinggi.
-
Dimana warga Baduy jual madu jalan kaki? Mereka bisa berjalan kaki sampai Jakarta hingga Depok, Jawa Barat tanpa menggunakan alas kaki.
-
Bagaimana masyarakat Baduy menjaga keasrian alam di kampung mereka? Salah satu upaya menjaga keasrian alam adalah melalui kegiatan bertaninya dengan sistem huma. Warga hanya boleh panen satu kali dalam satu tahun, dan merawat tanaman hasil buminya dengan tidak menggunakan pupuk kimia.
-
Dimana jalan setapak yang indah di Baduy menembus hutan? Salah satu yang memiliki suasana indah adalah jalan setapak menuju Kampung Cipaler, yang menembus hutan. Mula-mula jalan akan melintasi huma atau area sawah yang berada di lereng perbukitan, kemudian rute akan mengarah menuju kampung lainnya dan harus melewati hutan.
-
Apa ritual adat Seblang Bakungan? Seblang Bakungan dikenal sebagai ritual tarian yang dibawakan oleh wanita berumur dalam kondisi trans atau kehilangan kesadaran.
Keberangkatan menuju Rangkasbitung sebagai pusat Pemerintahan Kabupaten Lebak untuk menjalin silaturahim dengan bapak yang dalam hal ini dimaksudkan adalah bupati dan gubernur.
Perayaan tradisi Seba sendiri akan dilaksanakan Jumat (28/4) malam ini pukul 20.00 WIB dan dihadiri oleh Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, serta pejabat muspida setempat.
Selanjutnya, warga Baduy Dalam akan berjalan kaki kembali sejauh 40 kilometer menuju Kota Serang sebagai pusat Pemerintahan Provinsi Banten pada Sabtu (29/4).
"Kami sudah biasa berjalan kaki menempuh puluhan hingga ratusan kilometer," kata Karnaen (45) warga Baduy yang ingin tradisi Seba. Demikian dikutip dari Antara, Jumat (28/4).
Menurut Karnaen, bagi masyarakat Baduy Dalam bepergian ke mana pun dilarang menggunakan angkutan kendaraan roda dua maupun roda empat, termasuk saat perayaan tradisi "Seba Baduy".
Apabila masyarakat Baduy Dalam itu diketahui menggunakan kendaraan maka mereka melanggar aturan adat. Konsekuensi hukumannya, mereka akan dikeluarkan dari tatanan kehidupan masyarakat Baduy Dalam menjadi Baduy Luar atau Baduy penamping.
"Kami berharap pelaksanaan Seba tahun ini sukses dan lancar," kata Karnaen.
Terpisah, Kepala Seksi Pembinaan Pers Sekretariat Pemerintah Kabupaten Lebak Aep Dian mengatakan, pelaksanaan ritual Seba yang dilaksanakan masyarakat Baduy merupakan wujud rasa syukur setelah panen hasil bumi selama setahun yang memberikan mereka kehidupan yang lebih baik.
Rasa syukur kemudian ingin dirayakan masyarakat Baduy dengan kepala daerah, yakni bupati dan gubernur sebagai Bapak Gede.
Masyarakat Baduy, sejak zaman Kesultanan Banten, masih mempertahankan Seba secara turun-temurun.
Pelaksanaan Seba ini, kata dia, setelah menjalani tradisi kawalu selama tiga bulan. "Kami mendorong perayaan tradisi Seba ini menjadikan ajang pariwisata masyarakat adat," ujarnya.
Tetua masyarakat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Saija, mengatakan perayaan Seba tahun ini dihadiri sebanyak 2.000 warga.
Dalam perayaan seba ini, masyarakat Baduy akan menyerahkan hasil pertanian, di antaranya pisang, talas, gula aren, dan beras ketan kepada Bapak Gede.
Penyerahan hasil pertanian ini sebagai bentuk terima kasih kepada pemerintah daerah yang memberikan perlindungan kesejahteraan dan keamanan bagi masyarakat Baduy.
"Kami terus menjalin silaturahmi dengan aparat pemerintah agar kemakmuran dan kesejahteraan dirasakan masyarakat Baduy," katanya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Baduy punya alasan mengapa rela jalan ratusan kilometer tanpa alas kaki untuk jualan madu.
Baca SelengkapnyaRitual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.
Baca SelengkapnyaTercatat ada 43 Bhiksu Thudong yang hadir. Mereka berasal dari sejumlah negara seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Korea Selatan.
Baca SelengkapnyaJanji adalah hutang, ungkapan ini rupanya dipegang teguh oleh Prajurit TNI Serma Buang Waroka.
Baca SelengkapnyaSetelah tujuh hari, tanah kuburan sudah bisa digunakan kembali untuk berladang.
Baca SelengkapnyaPerpaduan pepohonan rindang dengan jalan setapak di perkampungan Baduy menghasilkan pemandangan yang indah dan estetik terutama saat pagi hari.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME atas berkah dan karunianya dalam bentuk melimpahnya hasil panen.
Baca SelengkapnyaBanyak makna filosofis yang terkandung dalam tradisi ini
Baca SelengkapnyaMereka harus bekerja keras karena akses jalan kendaraan belum tersedia.
Baca SelengkapnyaPara Bhikkhu Thudong melepas lentera saat prosesi Walking Meditation di Taman Mini Indonesia Indah.
Baca Selengkapnya