Tradisi takjil gulai kambing di Masjid Gede Kauman Yogyakarta
Merdeka.com - Masjid Gede Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Gede Kauman berada tepat di sebelah barat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Masjid Kauman dibangun pada tahun 1773 atas inisiatif dari Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat.
Selama bulan Ramadan, ada satu tradisi yang sejak dahulu dipertahankan oleh pengurus Masjid Kauman. Tradisi ini adalah berbuka puasa atau menyediakan takjil dengan menu gulai kambing setiap hari Kamis.
Menurut Kepala Seksi Takjil Masjid Gede Kauman, Djudjuk Inhari Edi, tradisi menu takjil dengan gulai kambing ini sudah ada sejak zaman Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) VIII bertahta. Tradisi itu terus dipertahankan oleh pengurus Masjid Gede Kauman hingga saat ini.
-
Kapan Masjid Kuno Kaujon dibangun? Mengutip Youtube Mang Dhepi yang biasa memuat soal budaya dan sejarah Banten, di sana tertulis tahun pendiriannya pada 1936.
-
Kapan Masjid Agung Banten didirikan? Dalam laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, disebutkan bahwa masjid besar ini mulai dibangun atas perintah Sultan Maulana Hasanuddin, Putra dari Sunan Gunung Jati, sekitar tahun 1552 – 1570 M.
-
Kapan Masjid Agung Bangkalan dibangun? Masjid Agung Bangkalan dibangun pada tahun 1819.
-
Siapa yang membangun Masjid Kuno Kaujon? Kemudian ada juga bangunan peninggalan zaman kolonial di sekiran Sungai Cibanten yang dibangun untuk sarana menyebarkan agama Islam, yakni Masjid Kuno Kaujon, Masjid Kenari dan Masjid Agung Banten Lama.
-
Siapa yang membangun Masjid Agung Bangkalan? Masjid ini merupakan masjid ‘rakyat’ pertama yangdidirikan seorang sultan keraton, yakni R. Abdul Kadirun atau Raden TumenggungMangkudiningrat yang dikenal sebagai Sultan Bangkalan II.
"Saat itu menu gulai kambing adalah menu yang mewah bagi masyarakat. Agar masyarakat bisa merasakan menu mewah tersebut, Sri Sultan HB VIII pun memerintahkan agar saat puasa di hari Kamis atau malam Jumat Masjid Gede Kauman menyediakan menu gulai kambing. Hingga sekarang tradisi ini masih diteruskan," cerita Djudjuk, Kamis (15/6).
Djudjuk menguraikan bahwa dahulu memasak menu gulai kambing dilakukan sendiri oleh para takmir Masjid Gede Kauman. Tetapi belakangan ini, menu gulai kambing yang disajikan sebagai takjil dimasak oleh catering.
"Kalau dulu masak sendiri. Semakin banyak jemaahnya yang datang sekarang menggunakan jasa katering," tutur Djudjuk.
Tradisi berbuka puasa dengan gulai kambing setiap hari Kamis, kata Djudjuk sudah mentradisi. Sehingga tak heran jika setiap Kamis, jumlah jemaah akan lebih banyak dibandingkan hari biasanya.
"Setiap hari Kamis kita menyediakan 1.800 porsi gule kambing. Jumlah ini meningkat 300 porsi dibandingkan tahun lalu," pungkas Djudjuk.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada akhir tahun 1960-an, menu gulai kambing itu sudah menjadi tradisi khas di Masjid Gedhe Kauman.
Baca SelengkapnyaBanyak penutur sejarah yang menyebut bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1755,
Baca SelengkapnyaSitus itu dulunya menjadi tempat peristirahatan kuda yang dibangun Susuhunan Pakubuwono II
Baca SelengkapnyaSri Sultan Hamengku Buwono I adalah pelopor dalam berdirinya Kesultanan Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaMasjid itu sudah eksis bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Baca SelengkapnyaSelain Pendiri dan Raja Pertama Kesultanan Yogyakarta, Hamengku Buwono I juga sosok arsitek kerajaan.
Baca SelengkapnyaPagelaran dan Sitihinggil telah terbentuk walau masih sederhana.
Baca SelengkapnyaPada awal pendiriannya, masjid ini hanya diperuntukkan keluarga keraton.
Baca SelengkapnyaKeraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta menggelar rangkaian hajad dalem Sekaten.
Baca SelengkapnyaMasjid ini merupakan cikal bakal berdirinya Kota Pontianak pada tahun 1771.
Baca SelengkapnyaSitus tersebut dinamakan “Gembirowati” yang berarti “kegembiraan yang baik”.
Baca SelengkapnyaKota kuno Kotagede dibangun dengan konsep filosofi "Catur Gatra" dengan empat elemen penting yaitu keraton, pasar, alun-alun, dan masjid.
Baca Selengkapnya