Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tradisi 'Uang Panaik' di Sulsel memicu tindakan kekerasan seksual

Tradisi 'Uang Panaik' di Sulsel memicu tindakan kekerasan seksual Ilustrasi Uang. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK) menilai tradisi Uang Panaik di Sulawesi Selatan berpotensi menjadi pemicu kekerasan seksual bagi perempuan. Sebab, adanya tradisi ini seolah melegalkan adanya tindak kekerasan.

Uang Panaik merupakan mahar disepakati kubu pria dan wanita untuk sebuah hubungan pernikahan. Lantaran tingginya jumlah dibanderol, terkadang terjadi tindak kekerasan seksual. Alasan itu bahkan kerap digunakan para pelaku kekerasan sehingga meringankan hukuman.

"Saya tidak memerkosa karena dasar suka sama suka. Saya mau menikahinya, saya mau bertanggung jawab tapi uang panaik mahal sekali. Alasan seperti itu yang kerap terjadi di tengah masyarakat Sulsel padahal apapun alasannya, tindak perkosaan tidak boleh terjadi. Coba saja ditelusuri dari awal kasusnya, biasanya tindak perkosaan terjadi karena ada tekanan. Ancaman hubungan diputuskan, itu juga salah satu bentuk tekanan," jelas Direktur LBH APIK, Rosmiati Sain di Makassar, Selasa (8/11).

Orang lain juga bertanya?

Menurutnya, alasan uang panaik harus didiskusikan lagi sehingga tidak berujung tindakan melanggar hukum. "Antar wilayah itu punya kekhasan masing-masing terkait kasus-kasus kekerasan seksual. Kita akan ajukan perihal uang panaik yang khas dari Sulsel ini ke pusat, ke perancang RUU ini untuk didiskusikan. Sehingga jika di masa mendatang, ditemukan kasus seperti ini, kita sudah bisa mencounternya," ungkapnya.

Penyidik dari Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Makassar, Briptu Wahyu, menuturkan masih ada perbedaan pandangan antara pihaknya dengan Jaksa maupun Hakim terkait barang bukti kekerasan seksual. Menurut aturan, akta dia, salah satu alat bukti dalam penanganan kasus kekerasan seksual adalah rekaman pemeriksaan dalam proses penyidikan.

Untuk hal ini, lanjut dia, perlu kesamaan persepsi antara penegak hukum, yakni penyidik kepolisian, jaksa, hakim. Sehingga selaku penyidik tidak memasukkan itu sebagai alat bukti, tetapi tidak diterima jaksa maka berkas akan bolak balik.

"Olehnya butuh diskusi-diskusi bersama untuk menyamakan persepsi agar tujuan dari undang-undang ini kelak bisa tercapai," kata Wahyu.

(mdk/ang)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sempat Viral Diperbincangkan, Apa Sebenarnya Tradisi Kawin Tangkap di Sumba?
Sempat Viral Diperbincangkan, Apa Sebenarnya Tradisi Kawin Tangkap di Sumba?

Mengenal tradisi kawin tangkap yang sesunguhnya di Sumba, NTT.

Baca Selengkapnya
Tueng Bila, Cara Masyarakat Aceh Menuntut atas Kerugian yang Dideritanya
Tueng Bila, Cara Masyarakat Aceh Menuntut atas Kerugian yang Dideritanya

Malu atau "Malee" dalam bahasa Aceh bagi mereka adalah suatu hal yang harus ditutupi atau "ditelan" dan tidak boleh diketahui orang lain.

Baca Selengkapnya
Mengetahui Tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya NTT, Kini Jadi Sorotan
Mengetahui Tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya NTT, Kini Jadi Sorotan

Tradisi kawin tangkap merupakan perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan seorang pria yang tidak dicintai.

Baca Selengkapnya
Mengenal 'Kawin Tangkap', Tradisi yang Membuat Gadis di Sumba Diculik-Diangkut Mobil Pikap
Mengenal 'Kawin Tangkap', Tradisi yang Membuat Gadis di Sumba Diculik-Diangkut Mobil Pikap

Wanita di Sumba Barat Daya menjadi korban tradisi kawin tangkap.

Baca Selengkapnya
Kisah Mangkuk Merah, Dari Tradisi Adat Dayak hingga Peristiwa Perang Rakyat
Kisah Mangkuk Merah, Dari Tradisi Adat Dayak hingga Peristiwa Perang Rakyat

Selain berfungsi sebagai alat komunikasi antar sesama serumpun Suku Dayak, benda ini juga menyebabkan terjadinya rentetan peristiwa berdarah.

Baca Selengkapnya
Keunikan Tradisi Bajapuik, Adat Perkawinan Menjemput Mempelai Laki-Laki Khas Pariaman
Keunikan Tradisi Bajapuik, Adat Perkawinan Menjemput Mempelai Laki-Laki Khas Pariaman

Tradisi pernikahan unik di daerah Pariaman ini memiliki budaya yang berbeda dari wilayah lainnya terutama di Sumatra Barat.

Baca Selengkapnya
Kisah di Balik Bunyi Lesung Padi di Tanah Sunda saat Gerhana Bulan, Ternyata Ini Maknanya
Kisah di Balik Bunyi Lesung Padi di Tanah Sunda saat Gerhana Bulan, Ternyata Ini Maknanya

Mengapa orang Sunda memukul lesung saat terjadi gerhana bulan? begini kisahnya

Baca Selengkapnya
Mengenal Mlumah Murep, Tradisi Larangan Perkawinan di Masyarakat Ponorogo
Mengenal Mlumah Murep, Tradisi Larangan Perkawinan di Masyarakat Ponorogo

Dalam bahasa Jawa, mlumah berarti terlentang dan murep artinya tengkurap.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Upah-Upah, Bentuk Ucapan Syukur Masyarakat Labuhan Batu
Mengenal Tradisi Upah-Upah, Bentuk Ucapan Syukur Masyarakat Labuhan Batu

Tradisi upah-upah biasanya dilengkapi dengan jamuan kecil maupun besar serta doa dan selamat atas tercapainya suatu hal.

Baca Selengkapnya
Mengenal Mitos Pantang Larang, Kearifan Lokal Masyarakat Batubara Sumatra Utara
Mengenal Mitos Pantang Larang, Kearifan Lokal Masyarakat Batubara Sumatra Utara

Pantang larang berisi ajaran-ajaran apa yang tidak boleh dilakukan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Ujungan di Lebak, Warga
Mengenal Tradisi Ujungan di Lebak, Warga "Saling Pukul" untuk Perkuat Persaudaraan

Walau saling pukul pakai rotan, namun warga di sini tidak saling dendam

Baca Selengkapnya
Mengenal Ritual Adat Laluhan, Simbol Kegigihan Masyarakat Dayak dalam Pertahankan Wilayah dari Gangguan Musuh
Mengenal Ritual Adat Laluhan, Simbol Kegigihan Masyarakat Dayak dalam Pertahankan Wilayah dari Gangguan Musuh

Adanya ritual ini bisa menjadi potensi wisata yang mengundang wisatawan dari berbagai daerah.

Baca Selengkapnya