Tragedi 1 Oktober 1965 adalah tragedi kemanusiaan yang harus dibuka
Merdeka.com - Kepala Pusat Kajian Asia Tenggara Indonesia Dr Yosef Djakababa menyebut penyingkapan sejarah Tragedi 1965 saat ini perlu dilakukan oleh seluruh elemen bangsa. Hal itu seiring perkembangan politik global pasca perang dingin, wacana mengenai penegakan HAM dan perkembangan arus informasi yang tidak bisa lagi dibendung, menuntut penyelesaian yang serius dari pihak pemerintah dan masyarakat Indonesia.
"Dari sudut pandang HAM, Tragedi 1 Oktober 1965 adalah tragedi kemanusiaan. Kisah korban dan para penyintas memenuhi syarat untuk diketahui oleh orang banyak," ujar Yosef dalam pemaparan awalnya di simposium nasional 'Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan', di Hotel Aryaduta, kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, Selasa (19/4).
"Ingatan tentang pembunuhan massal yang selama ini ditekan oleh rezim Orba melalui berbagai kebijakan, harus dibuka sejelas-jelasnya," katanya menambahkan.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Siapa yang terlibat dalam insiden tersebut? Dalam sebuah video yang dibagikan akun Instagram @kejadiansmg pada Selasa (12/9), tampak seorang pengendara motor merekam sebuah mobil yang mencoba menghentikannya.
-
Siapa yang terlibat dalam insiden ini? Seorang driver taksi online di kawasan Jakarta Pusat tengah ramai jadi perbincangan usai kedapatan emosi ke penumpang wanita.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang terlibat di HSS5? Chef Arnold, Codeblu, Anthony Engelen, Paris Fernandes, Dinar Candy, Ayu Aulia, dan masih banyak lagi siap ramaikan HSS5.
Yosef menyebut, ada empat kelompok yang mesti diajak ikut serta dalam upaya bersama mengungkap tabir gelap Tragedi 1965 ini.
Selain kelompok masyarakat yang masih sangat meyakini narasi Orde Baru sebagai satu-satunya kebenaran perihal Tragedi 1965 tersebut, sudut pandang para korban dan penyintas yang selama ini didiskriminasi secara masif pasca '65 juga harus didengarkan dengan seksama.
"Selain itu, ada juga kelompok masyarakat yang masih bingung karena banyaknya narasi Tragedi 1965, dan kelompok masyarakat yang pada dasarnya tidak peduli terhadap tragedi tersebut dan relevansinya saat ini," ujar Yosef.
Yosef berharap, dengan sejumlah upaya yang dilakukan berbagai pihak saat ini guna menyelesaikan konflik terkait Tragedi 1965 secara nonyurisprudensi, masyarakat Indonesia bisa memahami. Bahwa memang ada sejarah kelam yang sempat dilalui oleh bangsa ini beberapa puluh tahun silam.
Selain itu, lanjut Yosef, semoga dengan adanya penyelesaian polemik sejarah ini dan upaya rehabilitasi terhadap para korban-korbannya, pemerintah dan masyarakat Indonesia bisa belajar dari sejarah guna mencegah tragedi serupa terulang kembali.
"Kita harus mengakui bahwa dalam sejarah Indonesia, pernah ada konflik politik yang amat keras dan dialami oleh sesama manusia-manusia Indonesia. Diharapkan, pembelajaran ini bisa mengupayakan agar tragedi kemanusiaan semacam itu tidak akan terulang kembali pada bangsa ini," pungkasnya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.
Baca Selengkapnya"Mereka merasakan langsung ini alternatif untuk belajar sejarah secara menyenangkan untuk semua usia," kata Kepala Kanal Histori Merdeka Ramadhian.
Baca SelengkapnyaIstilah "Tritura" merupakan singkatan dari "Tri Tuntutan Rakyat" (Tiga Tuntutan Rakyat).
Baca SelengkapnyaSetahun lalu, 1 Oktober 2022 peristiwa berdarah yang menewaskan ratusan orang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang. Hingga kini, korban belum dapat keadilan.
Baca SelengkapnyaLembar kelam pelanggaran HAM yang tak kunjung menemukan titik cerah. Begini ceritanya!
Baca SelengkapnyaDiketahui, setiap 12 Mei diperingati sebagai Hari Peringatan Tragedi Trisakti.
Baca SelengkapnyaPeninjauan yang dilakukan Komisi III DPR RI agar tidak menimbulkan tuduhan-tuduhan yang negatif atas insiden penemuan tujuh mayat di Kali Bekasi.
Baca SelengkapnyaMuseum Pancasila Sakti menjadi saksi bisu dari G30S/PKI.
Baca SelengkapnyaPihak RS Polri akan mempersiapkan jika mau dibawa ke kediaman masing-masing.
Baca SelengkapnyaTangis kesedihan pecah saat pemakaman Kapten Pierre Tendean korban peristiwa G30S PKI.
Baca SelengkapnyaJemput bola dilakukan LPSK dengan mendatangi keluarga korban di Aceh.
Baca SelengkapnyaPeringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dimaksudkan untuk mengenang kembali sejarah dalam mempertahankan ideologi bangsa.
Baca Selengkapnya