Tragedi di Berlan, Kapolri akui polisi perlu latihan penggerebekan
Merdeka.com - Penggerebekan bandar narkoba di Kampung Berlan beberapa waktu lalu, seharusnya tidak memakan korban aparat kepolisian jika dilakukan sesuai standar operasional (SOP) yang benar. Peristiwa di Kampung Berlan jadi bahan evaluasi untuk meningkatkan kemampuan aparat kepolisian.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengakui, persenjataan dan perlengkapan pelindung tubuh jumlahnya masih minim.
"Kita perlu latihan kembali masalah teknis dan latih di lapangan. Teknis penggeledahan dan penggerebekan. Kita masih kekurangan, harusnya setiap penindakan menggunakan body face, karena terbatas tidak semua Polsek punya sehingga bisa jadi korban," ujar Badrodin dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/1).
-
Apa yang terjadi saat penggerebekan? Di sana lah penyerangan terhadap anggota polisi terjadi dan diduga dilakukan keluarga GS. Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Dimana penggerebekan terjadi? 'Bukan (prajurit TNI), sipil TO (Target Opetasi). (Lokasi) bukan di kompleks, bukan di asrama, cuma di jalannya, tapi memang jalan itu ke arah asrama, ada asrama Polisi, TNI,' kata Kabid Humas dihubungi, Kamis (2/5).
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Apa yang dilakukan polisi pada korban? Sesampainya di ruangan, pintu malah dikunci dari dalam'Sedangkan kedua teman korban menunggu di ruangan lainnya, singkat cerita di ruang tersebut terjadi dugaan tindak pencabulan itu,' kata KBO Satreskrim Polres Belitung, IPDA Wahyu Nugroho dalam konferensi pers di Polres Belitung.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
Badrodin melihat, jatuhnya korban jiwa dalam penggerebekan di Berlan membuktikan ada SOP yang tidak dijalankan.
"Sampai terjadi penembakan dan kita jadi korban berarti ada sesuatu yang salah dengan SOP. Seharusnya setiap gerakan harus ada lindung tembak sehingga tidak bisa langsung kena," kata Badrodin.
Dalam setiap penindakan, polisi harus menjalankan SOP. Mulai dari kesiapan perlengkapan perintah sampai perintah yang dikeluarkan. "Sebetulnya dalam penggerebekan itu harus ada SOP terutama soal senjata. Surat perintah harus ada. Perlengkapan yang dipergunakan harus ada," bebernya.
Sebelumnya anggota Komisi III DPR Fraksi PKS Nasir Djamil mempermasalahkan terkait hal itu. Menurutnya dalam kasus Berlan aparat kepolisian tidak memahami SOP. Padahal jauh hari di tempat itu sudah diketahui bahwa gembong narkoba memiliki senjata yang bisa mematikan.
"Yang paling penting soal sop itu agar tak terulang kembali. Meninggalnya di sungai Ciliwung menurut saya mengenaskan sekali. Maka dari itu jangan sampai terulang," ungkapnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni menegaskan, polisi harus mengedepankan hak asasi manusia (HAM) dalam setiap menjalankan tugasnya, termasuk saat patroli.
Baca SelengkapnyaKapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara, Senin (4/11), menyebut kini JS dan BA telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polda Banten.
Baca SelengkapnyaPropam Polri akan mengawasi selama proses penyelidikan dilakukan timsus Polda Kaltara.
Baca SelengkapnyaKubu Keluarga korban juga meminta agar dibentuknya tim khusus.
Baca SelengkapnyaMenurut Nasir, kasus tersebut juga menjadi peringatan bagi institusi kepolisian untuk berbenah diri.
Baca SelengkapnyaKomisi III juga mengecam tindakan salah tangkap yang dilakukan polisi.
Baca SelengkapnyaKapolri masih belum dapat membeberkan dugaan sementara tewasnya Walpri Kapolda Kalimantan Utara itu.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini kasus kematian Afif Maulana masih dalam proses penyelidikan oleh Polda Sumbar beserta jajaran.
Baca SelengkapnyaMeski sempat diamankan, Kapolda pastikan belasa remaja itu tidak mengalami luka serius.
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo Sigit Prabowo buka suara terkait kematian tragis Briptu Setyo Herlambang, ajudan dari Kapolda Kalimantan Utara, Irjen Daniel Adityajaya.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi III DPR RI Gilang Dhielafararez mengingatkan Polri agar tidak asal tangkap seperti kasus Pegi Setiawan.
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo meminta jajarannya jangan ragu menindak pelaku yang merupakan perwira polisi.
Baca Selengkapnya