Tragis, situs Calonarang si Janda Girah dirusak
Merdeka.com - Tragis, kata yang tepat untuk diucapkan terhadap perusakan situs bersejarah dalam perjalanan Kerajaan Kahuripan di masa Raja Airlangga di Kediri. Situs Calonarang yang ada di Dusun Butuh Desa Sukorejo Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri, dirusak orang tidak bertanggung jawab dengan cara dibikin bangunan baru dan juga dibuat makam Calonarang dan Ratna Manggali sang putri tunggal Calonarang.
Kondisi pembangunan di atas situs tersebut sudah barang tentu merusak situs yang ada sebelumnya, yakni berubahnya bentuk asli. Pengamatan merdeka.com, di lokasi situs ada bangunan baru dengan menambah plesteran semen dan peninggalan yang ada seperti umpak bangunan kuno ditaruh di atasnya dengan menyatukan bangunan baru.
Selain itu ada tambahan tiga makam, padahal sebelumnya di situs tersebut tidak ada makam. Tiga makam tersebut adalah makam Calonarang sendiri, makam Ratna Manggali dan makam sang ajudan Calonarang.
-
Dimana makam itu ditemukan? Makam ini terletak di dalam situs arkeologi Vulci, yang berada di antara kotamadya Montalto di Castro dan Canino di wilayah Lazio tengah.
-
Di mana makam-makam kuno itu ditemukan? Arkeolog Mesir menemukan 110 kuburan di Delta Sungai Nil, berasal dari zaman sebelum kerajaan firaun.
-
Dimana makam tersebut ditemukan? Mastaba ini ditemukan di antara Abusir dan Saqqara, di wilayah piramida selatan Kairo, yang telah menjadi pusat penelitian arkeologi yang menarik bagi para ilmuwan dan sejarawan.
-
Di mana makam kuno ditemukan? Arkeolog di Italia menumukan pekuburan Zaman Besi yang luas di lokasi konstruksi pembangkit listrik baru yang dibangun oleh Grup Terna, di Amorosi, Provinsi Benevento.
Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr Katjung Maridjan dikonfirmasi merdeka.com, menyatakan akan segera menerjunkan timnya untuk melihat perusakan tersebut. "Ok, terima kasih informasinya, saya akan segera perintahkan staf untuk mengecek," kata Katjung.
BPCB Trowulan sendiri hingga kini belum bisa dikonfirmasi terkait perusakan situs tersebut. Sebab selain melakukan pembangunan dengan cara permanen di lokasi situs, orang-orang yang tidak bertanggung jawab ini juga melakukan penggalian di lokasi situs dan banyak menemukan batu-bata besar berelief. Padahal terkait eskavasi situs cagar budaya yang di atur dalam UU Cagar Budaya 11/2010 harus dilakukan oleh pihak yang memiliki wewenang yakni dari BPCB.
Calon Arang merupakan kisah berdasarkan Serat Calonarang yang ditulis pada abad ke-12. Serat Calonarang mengisahkan tentang seorang janda yang hidup di Desa Girah. Calonarang memiliki putri cantik Ratna Manggali. Kekejaman Calonarang yang sering merusak panen membuat Ratna Manggali sulit mendapat jodoh.
Calonarang marah hingga menculik gadis muda untuk dikorbankan ke Dewi Durga. Datang banjir hingga menewaskan banyak warga. Raja Airlangga lantas mengutus Empu Baradah untuk menyelesaikan masalah ini. Empu Baradah lalu menikahkan muridnya dengan Ratna Manggali. Rupanya menantu mencuri kitab sihir hingga Calonarang marah dan bertarung dengan Empu Baradah.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lokasi candi ini hanya bisa diakses menggunakan motor atau menumpang truk pasir
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan harus bekerja ekstra untuk bisa mengevakuasi ketiga jasad korban yang berhasil ditemukan.
Baca SelengkapnyaAsal-usul Desa Mertelu dibuktikan dengan adanya petilasan Migit Tiban yang berasa di Dusun Beji, Desa Mertelu.
Baca SelengkapnyaSitus peninggalan era Mataram Kuno ini pernah jadi sasaran para pemburu harta karun.
Baca SelengkapnyaBangunan bersejarah ini masih sering dikunjungi untuk ritual
Baca SelengkapnyaHingga saat ini Tim SAR gabungan berhasil menemukan tujuh jasad korban dan tersisa tiga korban di lokasi terjadinya longsor di Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor
Baca SelengkapnyaPara pembesar Majapahit mengunjungi candi ini pada bulan khusus.
Baca SelengkapnyaJasad pertama anak-anak berjenis kelamin perempuan ditemukan pukul 11.54 Wib
Baca SelengkapnyaTepat di tengah-tengah bangunan candi terdapat sebuah sumur.
Baca SelengkapnyaTanah perkuburan di Seberang Padang, Kota Padang, longsor pada Jumat (14/7) dini hari. Akibatnya,13 jenazah berserakan dan dimakamkan kembali secara massal.
Baca SelengkapnyaKronologinya berawal ketika para korban menggali batu di pertengahan tebing milik Jero Mangku Budi, sekitar pukul 09:00 WITA.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal bernama Galih Adi Perkasa (23), Candra Agustina (20) dan Galang Naendra Putra (4).
Baca Selengkapnya