Trauma dan Ketakutan Gempa yang Belum Hilang
Merdeka.com - Bagus Ardianto terjaga di depan rumahnya di Dusun Krajan, Majangtengah, Dampit, Kabupaten Malang, Minggu (11/4). Rasa takut masih menghantui pikirannya.
Bersama anak dan istrinya, Bagus memilih tidur di tenda darurat. Berada persis di depan rumah. Tidur bersama tetangga dan warga lainnya. Mereka bernasib sama.
©2021 Merdeka.com/Nanda Farikh IbrahimTrauma dan ketakutan belum hilang. Pasca diguncang gempa bermagnitudo 6,1. Mereka memilih tidur di luar rumah. Di tenda darurat yang didirikan di sisi jalan.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Bagaimana korban gempa bisa bertahan hidup? Menurut ahli, seseorang dapat bertahan selama satu minggu atau lebih di bawah reruntuhan bangunan setelah gempa. Akan tetapi, hal ini tergantung pada sejauh mana cidera yang dialami, kondisi tempat terperangkap, faktor akses terhadap air, udara, dan cuaca.
-
Bagaimana cara warga Bantul mengatasi dampak gempa? Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa masyarakat bersama pemerintah kabupaten setempat mengatasi dampak gempa bumi bermagnitudo 6,0 pada Jumat (30/6) dengan saling bergotong-royong di lokasi terdampak.
-
Apa yang terjadi ketika gempa? Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
Ada pula yang menggelar kasur di teras rumah. Beberapa pria memilih berjaga. Mereka bergelut dengan dinginnya malam demi rasa aman. Lantaran takut terjadi gempa susulan.
©2021 Merdeka.com/Nanda Farikh IbrahimMalam itu Bagus berbagi cerita. Terjebak di dalam rumah saat gempa melanda. Akses menuju pintu depan tertutup dan tertimbun reruntuhan. Sementara jalan ke pintu belakang, tercecer pecahan gelas kaca.
©2021 Merdeka.com/Nanda Farikh IbrahimSaat itu yang bisa dilakukan hanyalah Satu. Melindungi istri dan dua putri kecilnya dalam pelukannya. Kalimat syahadat tak berhenti terucap dari mulutnya.
"Pada saat gelombang kedua, hentakan terbesar itu, saya pasrah," tuturnya.
©2021 Merdeka.com/Nanda Farikh IbrahimSuasana mencekam kala gempa mengguncang itu masih teringat jelas di benak Bagus. Dia masih takut kembali ke rumah. Rumah dua lantai dengan dua pilar besar menyangga atap dan dua pilar lebih kecil di bagian teras, mengalami kerusakan. Kondisi rumahnya kini tak lagi layak dihuni.
"Walaupun dalam kondisi berdiri, yang ditakutkan ketika ada gempa susulan yang hentakannya sama dengan gempa sebelumnya, kemungkinan rumah saya luluh lantak," katanya.
©2021 Merdeka.com/Nanda Farikh IbrahimUntuk diketahui, Delapan orang meninggal dunia akibat gempa dengan magnitudo 6,1 yang mengguncang Jawa Timur pada Sabtu (10/4) pukul 14.00 WIB. Lima di antaranya teridentifikasi meninggal dunia di Kabupaten Lumajang, tiga lainnya di Kabupaten Malang.
Jumlah korban luka-luka mencapai 39 orang. Tersebar di enam kabupaten dan kota. Rinciannya, 15 orang luka-luka di Lumajang, Malang 8, Blitar 11, Tulungagung 1, Jember 2 dan Kota Blitar 2.
©2021 Merdeka.com/Nanda Farikh IbrahimSelain itu, jumlah rumah rusak akibat gempa tersebut juga meningkat. Sebelumnya masih 1.189, kini meningkat menjadi 2.830 unit. Adapun rincian rumah rusak yakni 624 rusak berat, 845 rusak sedang dan 1.361 rusak ringan. Tercatat ada 179 fasilitas umum rusak.
Ada 16 kabupaten dan kota terdampak gempa di Jawa Timur. Yakni Kota Blitar, Kota Malang, Kota Kediri, Kabupaten Malang, Lumajang, Pasuruan dan Blitar. Kemudian Kabupaten Jember, Tulungagung, Batu, Nganjuk, Pacitan, Bondowoso, Trenggalek, Probolinggo dan Ponorogo. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rentetan gempa yang terjadi di Sumedang masih membuat warga trauma hingga memilih tidur di luar rumah.
Baca SelengkapnyaWarga lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun secara swadaya.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Garut tetap berjaga di luar rumah setelah merasakan gempa magnitudo 6,5 yang dimutakhirkan menjadi 6,2. Mereka khawatir terjadi gempa susulan.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian.
Baca SelengkapnyaDampak dari gempa magnitudo 6,4 Bantul, banyak rumah warga yang roboh. Belum ada laporan korban jiwa atas peristiwa tersebut.
Baca SelengkapnyaRatusan Pasien RS Unair Akhirnya Dirawat di Tenda Darurat
Baca SelengkapnyaGempa kedua di Tuban terjadi di laut 126 km Timur Laut Tuban dengan kedalaman 10 km.
Baca SelengkapnyaSebagian dinding rumah mereka juga roboh, akibat gempa bumi yang terjadi pada Kamis sore kemarin.
Baca SelengkapnyaDi sepanjang jalan, banyak bangunan luluh lantak. Bahkan bangunan bertingkat pun banyak yang hancur.
Baca SelengkapnyaGempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean
Baca SelengkapnyaPara korban sedang menghadapi tantangan suhu yang dingin ekstrem pada malam hari di bawah nol derajat celcius.
Baca SelengkapnyaGetaran gempa ini pun terasa hingga kawasan Surade, Kabupaten Sukabumi.
Baca Selengkapnya