Trauma dianiaya guru di dalam kelas bikin NA enggan sekolah
Merdeka.com - Terungkapnya kasus dugaan penganiayaan oleh guru Matematika SMP 15 Palembang berinisial SF, membikin korban, NA (13), tak mau lagi berangkat sekolah. Dia mengaku trauma dan malu kepada teman-temannya karena merasa tak lagi punya harga diri.
Curiga dengan sikap korban, keluarga mendesaknya untuk menceritakan apa yang terjadi. Sebab, di rumah dan di lingkungan rumahnya tidak terjadi hal buruk menimpa korban.
Betapa kagetnya orangtua ketika mendengar pernyataan korban. Ternyata, korban tak lagi ingin sekolah karena dianiaya guru matematika di dalam kelas.
-
Kenapa Guru Olahraga dendam ke Kepala Sekolah? Berdasarkan dokumen polisi, Darien dan Eiswert pernah melakukan pembicaraan mengenai 'tantangan kinerja' Darien. Eiswert juga telah melakukan penyelidikan terhadap Darien pada Desember tahun lalu atas potensi penyalahgunaan dana sekolah sekitar Rp31 juta. Eiswert, berdasarkan laporan NPR, juga pernah menegur Darien karena ia memecat seorang pelatih tanpa persetujuan Eiswert dan ia juga pernah memberi tahu Darien bahwa kontraknya kemungkinan 'tidak akan diperpanjang semester depan'.
-
Kenapa Pak Guru marah ke murid? Ana sawijining murid SD sing tekon karo gurune sing ndilalah lagi rada nesu.
-
Kenapa siswa membacok guru? Terkait kejadian ini, Kasatreskrim Polres Demak AKP Winardi mengatakan, pelaku tega membacok gurunya sendiri diduga karena tidak terima mendapat nilai jelek.
-
Apa yang dilakukan guru terhadap murid? Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Kenapa guru itu mencabuli murid? 'Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Siapa guru yang mencabuli murid? Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan, peristiwa itu terjadi beberapa bulan yang lalu dan pelaku sudah berhasil diamankan. 'Kejadian tahun ini, beberapa bulan yang lalu. Pelaku berhasil ditangkap pada 15 Mei 2024. Pada 29 Mei 2024 perkaranya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan,' tuturnya.
"Kami kaget kok bisa begitu. Pas ditanya, masalahnya cuma gara-gara menghapus papan tulis," kata ibu korban, Reni, dalam laporan diterima Polresta Palembang, Kamis (11/3).
Reni mengaku sudah menemui pelaku buat menanyakan pengakuan anaknya. Namun, Reni dibuat emosi karena pelaku menjawabnya dengan sikap acuh dan merasa tak bersalah.
"Dia (pelaku) bilang waktu itu sedang naik darah. Dia tidak merasa bersalah, seenaknya saja bilang begitu," ujar Reni.
Beberapa hari lalu, sambung reni, pihak sekolah mendatangi rumahnya di Jalan Tembok Baru, Lorong Melati, Kecamatan Seberang Ulu II, Palembang, buat berdamai. Namun, Reni menolak karena terlanjur kecewa dengan sikap guru matematika itu.
"Begitu ya guru sekarang. Seenaknya saja sama anak muridnya, ditempeleng, diterjang, terus diseret-seret. Nah, ini mereka mau berdamai," ucap Reni.
NA diduga ditampar, ditendang, dan diseret ke kantor kepala sekolah oleh SF. Peristiwa itu terjadi saat jam pelajaran matematika di sekolahnya, Selasa (1/3), pukul 15.30 WIB. Penganiayaan itu dilakukan lantaran SF marah karena korban menghapus papan tulis. Dia kemudian memukul kepala korban di bagian belakang. Kemudian, pelaku menendang bahu kiri korban hingga memar. Jejak sepatu pelaku juga terlihat jelas di baju korban.
Tak puas menganiaya di hadapan murid yang lain, pelaku menyeret korban ke ruangan kepala sekolah. Di sana, korban ditinggal seorang diri, sementara pelaku kembali mengajar di kelas korban.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dampak kejadian itu, aktivitas belajar mengajar di sekolah untuk sementara waktu diliburkan.
Baca SelengkapnyaGuru SD di Tasikmalaya dipaksa pensiun dini. Dia dinilai mengalami gangguan jiwa oleh kepala sekolah.
Baca SelengkapnyaSejak kasus pelemparan kayu yang mengakibatkan kepala bocor, korban menyatakan tidak mau sekolah di tempatnya bersekolah dulu.
Baca SelengkapnyaSiswi tersebut dianggap melanggar tata tertib sekolah.
Baca SelengkapnyaPolisi juga telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan sejumlah bukti.
Baca SelengkapnyaSebelum meninggal dunia, anaknya sempat merasa bahagia setelah kelulusan.
Baca SelengkapnyaPenanganan medis terhadap korban juga dilanjutkan dan akan didukung secara penuh, termasuk biayanya.
Baca SelengkapnyaPelaku menikam berkali-kali karena kesal korban tak menepati janji soal upah oral seks.
Baca SelengkapnyaSupriyani akan menghadapi persidangan pada Kamis (24/10) besok. Namun, sejak semalam penahanannya ditangguhkan.
Baca SelengkapnyaPolres Demak masih melakukan proses pengejaran kepada pelaku.
Baca SelengkapnyaSelain berunjuk rasa mengawal perkara guru honorer Supriyani, PGRI Baito ramai-ramai menolak siswa D dan saksi kembali bersekolah.
Baca SelengkapnyaPemecatan guru di SDN 1 Cibeureum ini viral di media sosial.
Baca Selengkapnya