Trauma Dianiaya Siswa, Guru di Kupang Ubah Pola Mengajar
Merdeka.com - Theresia Afrinsia Darna (53), guru SMA Negeri 9 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai masuk dan kembali mengajar di sekolah setelah menganiayaan oleh muridnya.
Walau masih sakit dan trauma pasca dianiaya siswanya, ia merasa memiliki tanggung jawab karena sudah mulai memasuki masa ujian tengah semester dalam pekan ini.
Theresia menyatakan, dia akan lebih berhati-hati saat mengajar, serta merubah pola pendekatan pada para siswa. "Ke depan saya akan jaga jarak dan posisi waktu mengajar sehingga tidak lagi terjadi kekerasan dalam kelas," ujar Theresia, Rabu (28/9).
-
Bagaimana orang dengan trauma bereaksi terhadap situasi traumatis? Mereka dapat merasakan perasaan takut, cemas, marah, atau kesedihan yang berlebihan dan sulit dikendalikan.
-
Bagaimana guru mengatasi kesulitannya? Dalam video, guru laki-laki itu memperlihatkan nama muridnya Revaveroesy Veisaqireina Mulawarman. “Hi guys, nomor 19 bacanya gimana ya?“ katanya dalam video, diunggah akun Twitter @kegblgnunfaedh, pada Selasa (1/8). Saat sang guru kesulitan kesulitan menyebut nama muridnya. Murid-muridnya yang ada di dalam kelas sontak tertawa.
-
Siapa yang bisa mengalami trauma? Trauma ini bisa saja muncul tak hanya pada mereka yang menyaksikan bunuh diri secara langsung saja, namun juga pada mereka yang menyaksikan videonya.
-
Apa pesan yang disampaikan untuk guru? Semoga bapak dan ibu guru bisa tetap kreatif dalam merancang serta menyampaikan materi kepada para siswanya. Semoga sehat selalu, sukses terus, dan tetap menjadi guru yang peduli dengan siswanya.
-
Kenapa anak itu trauma? Tak hanya luka bakar yang tak kunjung sembuh, kini korban mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya “Aku kan biasanya buka jendela kalau pagi-pagi. Terus dia takut, 'jangan dibuka, aku takut kalau dibakar. Itu ada orangnya.' Jadi dia kayak trauma gitu“
-
Apa yang Tania lakukan untuk tetap bugar? Tania, meskipun sudah menjadi ibu, tetap memperhatikan penampilannya sehingga ia selalu terlihat segar dan bugar. Ia selalu melakukan olahraga dengan rajin demi mendapatkan tubuh ideal dan juga badan yang sehat.
Theresia mengaku, masih trauma dengan kejadian yang dialami namun tidak berkelanjutan. Theresia ingin menunjukkan bahwa ia tetap akan mengajar namun selalu waspada.
"Jika masih ada siswa nakal dalam kelas, maka cara pendekatan diubah agar siswa tidak ada reaksi yang berlebihan dan tidak lagi menganiaya guru," tambah Theresia.
Theresia menjelaskan pula soal sifat asli dari pelaku RJD (17) selama menjadi siswa di SMAN 9 Kota Kupang. "Sejak kelas X, anaknya (RJD) baik dan pendiam. Dia tidak nakal. Kenakalannya muncul saat sudah kelas XII," ujar Theresia.
Disampaikan juga, setiap jam pelajaran RJD suka bercerita saat guru mengajar. Bahkan RJD sering menyambung kata yang disebutkan guru sehingga suasana proses belajar mengajar kurang kondusif.
RJD juga suka masuk terlambat. "Guru sudah 15 menit di ruang kelas baru lah dia masuk ruang kelas, padahal dia ada di sekitar lingkungan sekolah," jelas Theresia.
Theresia mengulang kembali peristiwa kekerasan yang dialaminya pekan lalu. "Waktu itu saya mau evaluasi jadi semua murid saya ijinkan masuk karena biasanya (siswa) yang terlambt tidak diperkenankan masuk," tandasnya.
Saat itu memang hanya sebagian murid yang ada dalam kelas karena ada beberapa siswa yang mengikuti kegiatan OSIS.
Saat melakukan evaluasi, RJD justru bercerita sehingga Theresia memintanya mengulang pelajaran yang sudah disampaikan guru, namun ia tidak bisa melakukan.
Theresia pun berniat mengetok kepala RJD dengan spidol namun RJD menangkis, sehingga spidol jatuh. Spidol pun dipungut oleh rekan RJD.
Karena RJD tidak bisa menjawab pertanyaan, Theresia ingin menjitak kepala RDJ, namun langsung dibalas dengan aksi kekerasaan. Dengan penuh kebencian, RJD meninju wajah Theresia. "Saya kaget karena saat itu wajah RJD penuh kebencian lalu memukul saya," tandasnya.
RDJ bahkan ingin menendang dan memukul Theresia berulang kali namun dihalangi sejumlah rekannya. Walau dihalangi rekan-rekannya, RJD justru makin beringas ingin memukul Theresia. Ia malah ingin melepaskan diri dari pegangan rekan-rekannya, untuk memukul dan menendang Theresia.
Namun ia mengakui kalau selama ini RJD tidak memiliki prestasi akademik, karena datang ke sekolah hanya sekedar hadir untuk mengisi absen dan daftar hadir. "Perhatian pada pelajaran hanya sekedar, tidak ada inisiatif. Dia banyak berubah saat sudah kelas XII padahal waktu kelas X anaknya baik," urai korban.
Pelaku Tidak Ditahan
Penyidik Reskrim Polsek Kelapa Lima tidak menahan RJD alias Reinhard (17), pelajar kelas XII jurusan IPS 2 SMAN 9 Kota Kupang yang juga pelaku penganiayaan terhadap gurunya.
Warga Kelurahan Tarus, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang ini menjadi tersangka kasus penganiayaan terhadap gurunya, Theresia Afrinsia Darna (53).
"Anak dibawah umur jadi kita tidak tahan, tapi kita sudah periksa,"ujar Ps Kapolsek Kelapa Lima, AKP Mesak Yohanis yang dikonfirmasi.
Walau tidak ditahan, proses hukum kasus ini masih terus dilakukan. "Kita hanya mengamankan pelaku dan karena merupakan anak dibawah umur, maka pelaku tidak ditahan," jelas Mesak Yohanis.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggota Komisi X DPR RI, Karmila Sari sangat menyayangkan kasus seperti ini terulang kembali yang bisa merusak citra pendidikan.
Baca SelengkapnyaTidak menutup kemungkinan tindakan itu karena ada kemarahan yang memuncak.
Baca SelengkapnyaKorban dirudapaksa oleh staf kelurahan Pondok Kacang Barat
Baca SelengkapnyaDisdik Sukabumi berkoordinasi dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan pengawas terkait permasalahan ini.
Baca SelengkapnyaPenanganan medis terhadap korban juga dilanjutkan dan akan didukung secara penuh, termasuk biayanya.
Baca SelengkapnyaPolres Gorontalo kemudian menetapkan oknum guru berinisial DH (57) sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaDampak kejadian itu, aktivitas belajar mengajar di sekolah untuk sementara waktu diliburkan.
Baca Selengkapnya"Kami sangat menyayangkan mengapa pihak sekolah justru memutuskan untuk mengeluarkan siswa tersebut,"
Baca SelengkapnyaSeorang guru di SMA Negeri 8 Kabupaten Tangerang dilaporkan melakukan pelecehan dan kekerasan verbal terhadap sejumlah siswi.
Baca SelengkapnyaKasus ini viral usai pihak kejaksaan melakukan penahanan terhadap Supriyani di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kendar
Baca SelengkapnyaNP baru menceritakan apa yang dialaminya belakangan ini saat ia duduk di bangku kelas 4.
Baca SelengkapnyaPolisi juga telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan sejumlah bukti.
Baca Selengkapnya