Tren Penyuntikan Vaksinasi Menurun di Bulan Ramadan
Merdeka.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19,Siti Nadia Tarmizi, melaporkan sebanyak 10.801.244 orang sudah disuntik vaksin dosis pertama. Jumlah tersebut baru mencapai 26,77 persen dari total target vaksinasi tahap pertama dan kedua.
Sementara itu, sebanyak 14,60 persen atau 5.889.716 orang sudah disuntik vaksin dosis kedua. Sebagai informasi, jumlah target vaksinasi tahap pertama dan kedua dengan target pelayan kesehatan, petugas publik dan lansia mencapai 40.349.051.
Dari tiga kategori target tersebut, Nadia menyebutkan, hanya vaksinasi terhadap pelayan kesehatan yang sudah mendekati 100 persen.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Siapa yang butuh vaksin cacar api? Vaksin ini terbukti mengurangi risiko terkena cacar api dan mengurangi tingkat keparahan gejala jika infeksi tetap terjadi.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Apa jenis vaksin cacar api? Ada dua jenis utama vaksin cacar api yang digunakan untuk mencegah herpes zoster, yaitu vaksin Zostavax dan vaksin Shingrix.
-
Kapan vaksin cacar api diberikan? Zostavax diberikan dalam satu dosis tunggal melalui suntikan dan direkomendasikan untuk orang dewasa berusia 60 tahun ke atas.
"Tepatnya 99,74 persen pelayanan kesehatan sudah disuntik vaksin dosis pertama dan 90,14 persen sudah disuntik vaksin dosis kedua," kata Nadia dalam paparannya di webinar PB IDI, Minggu (18/4).
Sedangkan vaksinasi petugas publik, baru 41,19 persen yangg disuntik tahap pertama dan untuk lansia baru 10,20 persen. Nadia mengungkapkan bahwa ada penurunan tren jumlah penyuntikan di bulan April hingga mencapai 200-250 ribu dosis per hari. Dia mengatakan, tren penurunan tersebut disebabkan oleh berbagai alasan, salah satunya karena momen puasa.
"Di bulan April terjadi penurunan penyuntikan per hari, saat puasa juga terjadi penurunan dosis penyuntikannya karena awal-awal puasa mungkin masih beradaptasi dengan kondisi tersebut," kata Nadia.
Selain itu, lanjut Nadia, tren penurunan penyuntikan juga disebabkan karena jumlah dosis vaksin jadi yang terbatas. Harus diakui, kata Nadia, di bulan Maret, jumlah stock vaksin jadi mencapai 18 juta, namun di bulan April ketersediaannya hanya sekitar 7-15 juta.
Namun, Nadia meminta masyarakat untuk tidak khawatir karena pada hari ini Indonesia telah menerima 6 juta dosis bulk vaksin, serta di bulan Mei seperti kata Menteri Kesehatan sebelumnya, akan datang sekitar 20 juta dosis vaksin. Dengan begitu, Nadia pun berharap jumlah penyuntikan bulan Mei kembali meningkat.
"30 Maret kita menyentuh angka 500 ribu suntikan per hari, tapi di bulan April tren penyuntikan menurun sampai 250 ribu dosis per hari. Di bulan Mei nanti ada tambahan beberaa juta dosis, sehingga percepatan penyuntikan harus dikembalikan," kata Nadia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal ZA memaparkan lebih rinci tren penurunan penyuntikan. Jumlah penyuntikan dosis pertama minggu ini, kata Safrizal hanya mencapai 128.594.
"Jumlah tersebut berkurang 46.603 dibandingkan minggu sebelumnya. Sedangkan dosis kedua hanya mencapai 124.238 atau berkurang 21.250 dosis," kata dia.
Safrizal pun menyebutkan beberapa kendala penyuntikan vaksinasi itu. Senada dengan Nadia, persediaan vaksin sampai bulan Mei hanya sekitar 25 persen dari kebutuhan vaksinasi di Indonesia, yakni 363 juta dosis. Dengan jumlah target 181,5 juta rakyat Indonesia.
"Vaksin jumlah besar baru akan tiba setelah bulan Juni 2021. Kendala lainnya yaitu masih banyak masyarakat yang gagal divaksin karena tidak lolos skrining. Tensinya tinggi biasanya," kata Safrizal.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dilakukan secara massal dan serentak sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memberikan arahan agar disiapkan karantina khusus berdekatan dengan lokasi di mana tuberkulosis itu terjadi.
Baca Selengkapnya