Trio Meninggal Usai Divaksinasi, Pegadaian Tunggu Hasil Investigasi Komnas KIPI
Merdeka.com - Karyawan outsourcing PT Pegadaian (Persero), Trio Fauqi Virdaus meninggal dunia sehari setalah disuntik vaksin AstraZeneca. Trio menerima suntikan dosis keduanya pada 5 Mei 2021 di Gelora Bung Karno (GBK).
Sampai saat ini, Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) belum bisa memastikan apakah ada keterkaitan antara meninggalnya pria 22 tahun itu dengan vaksin AstraZeneca. Komnas KIPI merekomendasikan jenazah Trio diautopsi untuk mengetahui penyebab meninggalnya.
Mengenai hal tersebut, Sekretaris Perusahaan PT Pegadaian (Persero), R. Swasono Amoeng Widodo menyampaikan duka citanya kepada keluarga Trio. Untuk saat ini, pihaknya masih menunggu hasil investigasi Komnas KIPI.
"Sebenarnya ini wewenang kantor wilayah di Jakarta, tapi secara korporasi kami turut berduka cita. Kami di Pegadaian Pusat juga belum tahu penyebabnya dan masih menunggu hasil investigasi pihak penyelenggara vaksinasi," katanya saat dihubungi merdeka.com, Selasa (11/5)
Dia mengatakan, pada 5 Mei lalu, dari 6.000 orang yang divaksin di GBK, peserta vaksinasi dari pegadaian ada 500 karyawan. Pegadaian memang sengaja memprioritaskan para karyawan outsourcing agar bisa lebih cepat terbangun antibodinya, sehingga bisa terlindungi dari ancaman virus Corona
"Karyawan outsourcing memang kita dahulukan untuk divaksin karena mereka yang sering bertemu dengan orang luar. Jadi biar terlindungi," ujarnya.
Amoeng menegaskan, pihaknya tidak mengetahui dengan detail terkait kronologis meninggalnya karyawan outsourcing itu. Namun, Trio sempat bercerita bahwa dirinya kehujanan dan demam ke teman satu kantornya yang mengikuti vaksinasi bersamaan.
"Kemarin teman kantornya cerita, di hari Trio divaksin, dia tidak sahur. Lalu setelah divaksin, dia mengeluh pegal-pegal, namun mereka kira itu efek yang biasa. Saat perjalanan pulang ke rumah, itu hujan lebat dan dia kehujanan, kata temannya dia demam," jelasnya.
"Dia demam, menggigil, tidak ke kantor, tapi katanya tidak lapor ke dokter juga. Jam 12 siang sudah tidak tertolong," lanjutnya.
Untuk itu, Amoeng mengaku tidak ingin berspekulasi terkait penyebab meninggalnya karyawan outsourcing-nya itu. Dia menegaskan, pihaknya masih akan menunggu hasil investigasi Komnas KIPI ataupun Kemenkes.
"Walau dia outsourcing tapi kami tetap harus berikan perhatian, dari pihak kantor wilayah Jakarta sudah mendatangi keluarga. Kami bersama-sama berikan uang duka," tutupnya.
Secara terpisah, ibunda Trio, Zakiah mengaku bahwa Trio sedang dalam keadaan sehat, sebelum dan saat sedang melaksanakan vaksinasi. Trio baru merasakan sakit kepala hingga badan linu setelah menjalani vaksin.
"Berangkat dalam keadaan sehat walafiat jadi saya tidak ada curiga apa-apa. Karena anak saya biasa aktivitas seperti itu," kata Zakiah saat bercerita dengan merdeka.com di kediamannya, kawasan Buaran, Jakarta Timur, Selasa (11/5).
Zakiah juga bercerita bahwa sejak kecil Trio tidak memiliki penyakit komorbid. Biasa hanya batuk pilek yang hilang jika minum obat parasetamol atau ke dokter. Biasa sembuh dalam waktu 1-2 hari.
"Tidak punya penyakit apapun selain batuk pilek itupun karena kehujanan. Biasa dikasih panadol atau parasetamol kalau enggak sembuh saya selalu ke dokter. Dari kecil enggak ada penyakit berat," katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari telah melakukan pengkajian terhadap kasus meninggalnya Trio Fauqi. Hasil kajian sementara, belum cukup bukti bahwa Trio meninggal karena vaksin AstraZeneca.
"Internal Komnas kemarin sore menyimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi," kata Ketua Hindra saat dihubung merseka.com, Selasa (11/5).
Lantaran belum cukup bukti, Komnas KIPI melakukan investigasi lebih lanjut terhadap kasus meninggalnya pemuda asal Buaran, Jakarta itu. Investigasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Komda KIPI DKI Jakarta. Bahkan, ia menyarankan untuk mengautopsi jenazah Trio.
"Masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut. Kalau ada hasil autopsi akan lebih tepat menentukan keterkaitan antara KIPI dengan imunisasi yang diberikan," ujarnya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan belum menentukan jadwal autopsi jenazah Trio dan menyerahkan hal ini ke Komnas KIPI.
"Kita serahkan prosedurnya ke Komnas KIPI," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus ini kembali ramai diperbincangkan setelah diadaptasi ke layar lebar. Satu DPO yang terakhir ditangkap ada nama Pegi Setiawan.
Baca SelengkapnyaKNKT akan memeriksa seluruh serpihan dan menganalisis percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat.
Baca SelengkapnyaPolisi juga melakukan olah TKP kembali untuk mendapatkan benang merah dari fakta-fakta yang diperoleh penyidik.
Baca SelengkapnyaInformasi yang berhasil dihimpun, Pegi berprofesi sebagai buruh bangunan.
Baca SelengkapnyaPolisi diharapkan mengungkap sebab kematian dan menemukan pelaku atas tewasnya empat anak tersebut.
Baca SelengkapnyaPenyidik akan melakukan uji forensik seperti histopatologi forensik, dan toksikologi forensik guna memastikan penyebab kematian.
Baca SelengkapnyaPenyidik masih melakukan olah TKP dan menunggu hasil autopsi keempat jenazah di RS Bhayangkara Palembang.
Baca SelengkapnyaGidion mengatakan, tim dari forensik sedang menganalisis barang bukti yang ditemukan di lokasi.
Baca SelengkapnyaTerkait dugaan keterlibatan anggota TNI, KSP juga belum bisa berkomentar lebih jauh.
Baca Selengkapnya