Try Sutrisno: Banyak Tantangan Bangsa yang Lebih Besar dari Pilpres
Merdeka.com - Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno meminta semua pihak tidak lagi membesar-besarkan masalah yang tidak bermanfaat bagi kemajuan bangsa Indonesia. Tantangan ke depan, kata dia, lebih besar daripada kontestasi pilpres.
"Intinya, jangan memperpanjang hal-hal yang kurang bermanfaat karena masih banyak tantangan bangsa ke depan, yang lebih besar daripada (pilpres) ini," kata Try Sutrisno di Kediaman Dinas Wapres Jusuf Kalla, Jakarta, Kamis malam 23 Mei 2019.
Dia menegaskan, seluruh pihak yang berkontestasi dalam Pemilu 2019 untuk memiliki kesamaan tujuan yakni menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
-
Apa itu Pemilu? Pemilu adalah sarana penyelenggaraan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
-
Bagaimana proses pemilu berlangsung? Proses pemilu melibatkan beberapa langkah, seperti pendaftaran pemilih, kampanye politik, pemilihan umum, dan penghitungan suara.
-
Apa arti Pemilu? Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Pemilu atau Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa saja asas pemilu di Indonesia? Menurut Undang-Undang No.7 Tahun 2017 memaparkan bahwa asas pemilu adalah langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
-
Apa saja asas Pemilu di Indonesia? Asas Pemilu di Indonesia adalah Luber Jurdil, Ini Penjelasannya Luber Jurdil merupakan kependekan dari langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian asas adalah alas, dasar (sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat), atau pedoman. Sehingga dapat dikatakan bahwa Asas Pemilu adalah dasar atau pedoman dalam pelaksanakan pemilihan umum atau pemilu di Indonesia.
"Kita harus senantiasa meneguhkan persatuan dan kesatuan, meneguhkan kerja sama yang kokoh, meneguhkan spirit juang untuk mencapai cita-cita proklamasi, karena nanti menjelang 2045 Indonesia persis 100 tahun, dan itu tidak lama lagi, 26 tahun lagi," kata dia dikutip dari Antara.
Try meminta masyarakat menyikapi ketegangan setelah pemilu ini dengan tenang dan tidak melakukan hal-hal anarkis yang dapat merugikan bangsa.
"Bangkitlah kita, semua bangkit. Tidak ada yang kalah dan yang menang. Ini sekadar suatu proses saja daripada aturan demokrasi," ujar Try Sutrisno.
Try Sutrisno turut hadir dalam pertemuan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah tokoh bangsa, tokoh agama dan ahli hukum tata negara di Kediaman Dinas Wapres di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis malam.
Pertemuan tersebut berlangsung tertutup selama kurang lebih tiga jam, mulai dari pukul 20.30 WIB hingga 23.30 WIB.
Hadir dalam pertemuan itu mantan wapres Try Sutrisno, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mukti, Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie, mantan ketua MK Mahfud MD, Hamdan Zoelva, Din Syamsuddin, Agus Widjojo, Amirsyah Tambunan, dan Jenderal Pol (Purn) Bambang Hendarso Danuri.
Hadir pula Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo menyinggung Anies dengan mengatakan bahwa dia pernah berada di posisi Anies.
Baca SelengkapnyaSandiaga mengaku mendapatkan intimidasi dan tekanan politik saat 2017 dan 2019.
Baca Selengkapnya