Tuah Masjid Jami' Kota Malang
Merdeka.com - Sejarah Kota Malang tidak bisa lepas dari keberadaan Masjid Jami' yang berdiri megah di sisi barat Alun alun Kota. Keberadaannya di lingkar utama, tidak sekadar bernilai arsitektur tingkat tinggi, tetapi menunjukkan nilai urgensitas terhadap Kota Malang.
Masjid Jami' berhadapan dengan Kantor Pemerintahan yang berada di sisi timur Alun-alun, bersebelahan dengan Gereja Katolik dan kawasan perdagangan Kayutangan. Masjid Jami' juga bukan sekadar simbol tetapi telah hadir membangun mentalitas secara turun-temurun.
Masjid Jami' dalam catatan sejarah dibangun tahun 1875 oleh Raden AA Notodiningrat, Bupati Malang pertama. Kompleks bangunannya menempati tanah Goevermen atau tanah negara seluas 300 meter persegi.
-
Bagaimana cara membangun tiang Masjid Agung? Konon, pembuatan tiang kayu jati ini tidak menggunakan alat-alat berat tetapi hanya dengan membaca puji-pujian kepada Allah SWT.
-
Dimana masjid tertua ini berada? Tim Arkeolog Israel menemukan sebuah masjid kuno langka di Kota Rahat, Badui Negev, Israel.
-
Siapa yang membangun masjid itu? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Di mana masjid itu? Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Dimana letak Masjid Tiban di Malang? Berlokasi di wilayah Turen, masjid ini hadir dengan arsitektur dan eksterior biru cerah, serta interior yang sangat detail.
-
Dimana Masjid Kiai Muara Ogan berdiri? Salah satu peninggalan masa Islam yang sudah berusia ratusan tahun yaitu Masjid Kiai Muara Ogan yang berada di Kampung Kertapati, Kodya Palembang, Sumatra Selatan, atau sejauh 3 km sebelah barat pusat kota Palembang.
Masjid ini disebut termasuk dalam tiga masjid beryoni (bertuah) di Jawa Timur setelah Masjid Sunan Ampel Surabaya dan Masjid Jami' Pasuruan. Karena itu kekuatannya dalam bentuk banggunan utama dipertahankan hingga saat ini.
"Bangunan utamanya masih dipertahankan, kayu tiang-tiangnya, mimbar dan beberapa aksesoris masih asli," kata Muhammad Efendy, Sekretaris Takmir, Jumat (23/6).
Tiang di bagian dalam berjumlah 20 tiang yang mengambarkan sifat wajib Allah. Sementara empat tiang besar sebagai sifat nabi Muhammad SAW, yaitu Shiddiq (benar), Amanah (dapat dipercaya), Fathonah (Bijaksana) dan Tabliq (menyampaikan).
Prasasti berbahan kayu bertulis Arab Jawa, ornamen tombak dan lampu masih bisa dilihat. Selain itu, bentuk pintu-pintunya masih menunjukkan bentuk seperti semula. Unsur kayunya diperkuat dengan beberapa penambahan.
"Depan saja dipasang marmer sebagai pelapis dari utara ke selatan," katanya.
Berdasarkan cerita, tiang-tiang tersebut menjadi tempat utama untuk memanjatkan doa para pendiri masjid. Setiap tiang dalam pendiriannya diiringi dengan tirakat atau puasa dan doa.
"Saat saya kecil, KH Zaini Amin pernah bercerita tentang keutamaan tiang-tiang ini. Karena saat dibangunnya para pendiri berpuasa dengan khusyuk. Sampai-sampai setelah salat Jumat para sesepuh masjid berebut bersandar di tiang-tiang ini sambil memanjatkan pujian pada Allah SWT," kata alm KH Kamilun, Mantan Ketua Yayasan Masjid Jami, sebagaimana dikutip dalam papan informasi tentang Masjid Jami yang berada di halaman masjid.
Catatan sejarah tertulis, pernah dilakukan perluasan yang dimulai 15 Maret 1903 dan selesai 13 September 1903. Prasasti tersebut ditandatangani oleh Bupati Malang ke IV Raden Bagoes Muhammad Sarib yang menjadi bupati Malang dengan gelar Raden Adipati Ario Soerio Adiningrat Ridder der Office Oranje Nassau menjabat tahun 1898 sampai 1934. Renovasi kembali dilakukan pada tahun 1950, Tahun 1980, Tahun 1992 dan Tahun 2002.
Hingga kini Masjid Jami' bertahan dengan segala fungsinya, bahkan berkembang sebagai fungsi rekreatif. Para pengunjung Alun-alun akan selalu memanfaatkan untuk tempat ibadah.
Letaknya yang berdekatan dengan gereja juga menjadi simbol kerukunan antar umat beragama yang terus dipertahankan. Lantaran jumlah jamaahnya yang terus membludak, saat Lebaran tidak segan menggunakan pelataran gereja-gereja itu sebagai tempat ibadah. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masjid ini menawarkan daya tarik arsitektur kuno dan percampuran budaya Jawa dengan Sunda
Baca SelengkapnyaMasjid ini memiliki kesamaan dengan Masjid Agung Palembang pada segi arsitektur.
Baca SelengkapnyaSebelum membangun masjid, para tukang harus dalam keadaan suci
Baca SelengkapnyaKeberadaan masjid yang berada di Provinsi Bengkulu ini tak lepas dari peran Bung Karno pada masa pengasingannya.
Baca SelengkapnyaPotret isi dari puncak gedung menara 165 yang sangat ikonik di Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaBangunan yang hampir seluruh bagiannya menggunakan kayu itu menjadi bagian dari sejarah masuknya Islam di Sumbar yang berlangsung sejak ratusan tahun.
Baca SelengkapnyaSaat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaMasjid yang berada di samping mal ini merupakan pusat penyebaran Islam di Kota Lumpur
Baca SelengkapnyaPembangunannya diinisiasi oleh seorang pendatang Tionghoa di Cirebon yakni Tan Sam Chai atau H. Moh. Syafei.
Baca SelengkapnyaKeindahan arsitekturnya konon terinspirasi gaya klasik abad ke-18.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulu sering mengadakan pengajian sebagai salah satu cara melawan kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaPada awal pendiriannya, masjid ini hanya diperuntukkan keluarga keraton.
Baca Selengkapnya