Tukang becak penambal jalan menolak diberi uang oleh Pemkot Surabaya
Merdeka.com - Tukang becak warga Jalan Tambak Segaran Barat Gang 1 Nomor 27 Kota Surabaya, Abdul Sukur, yang mempunyai hobi menambal jalan berlobang atau rusak dengan batu mendapat tawaran uang dan pekerjaan dari Pemkot Surabaya. Namun rupanya Abdul Syukur menolak tawaran itu.
"Kami sudah ke sana. Terus kami kasih imbalan jasa dan menawari ikut kerja di Dinas Pekerjaan Umum, tapi dia tidak mau," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya Erna Purnawati seperti dikutip dari Antara, Rabu (13/5).
Tukang becak penambal jalan berlobang ini mencuat di dunia maya saat pertama kali diposting salah seorang warga Surabaya Himan Utomo di Facebook-nya. Postingan tersebut mendapat tanggapan dari banyak warga.
-
Siapa yang menolak menjadi PNS? Samad mengungkapkan bahwasanya sang ibu memintanya menjadi PNS, namun ia menolak.
-
Siapa yang membantu Dina? Namun, dukungan dan dorongan dari keluarga, terutama suami yang juga sudah memulai usaha terlebih dahulu, membuat Dina semakin kuat dan yakin.
-
Apa usaha Dina? Dina dan suami memutuskan untuk mencoba peruntungan di bidang kuliner. Suami Dina sudah resign lebih dulu dan mulai bisnis toko siomay. Sementara Dina memutuskan memproduksi Roti Maryam di sela-sela waktu luang.
-
Kenapa buruh Semarang menolak Tapera? 'Setelah 50 tahun, uang iuran itu baru akan terkumpul Rp48 juta. Lima puluh tahun lagi, mana ada harga rumah Rp48 juta. Rumah saat ini paling murah saja Rp155 juta. Jadi ini cuma akal-akalan pemerintah saja. Menurut kami ini bukan jaminan sosial,' kata Aulia Hakim, sekretaris KSPI Jateng, mengutip YouTube Liputan6 pada Senin (10/6).
-
Kenapa anak ini harus kerja? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Apa yang dilakukan Neng Intan di Sukabumi? Di sana, dirinya sehari-hari membantu aktivitas sang nenek seperti menyapu, dan kegiatan lainnya. “Masih tidak menyangka ketemu neng Intan di sini,“ kata kreator. “Iya, sekarang mah di sini lah, sama si nenek, suka ngasih makan ayam juga,“ terang Intan
Himan menceritakan sekitar pukul 23.05 di ITC Gembong Surabaya, dia melihat seorang bapak tua tukang becak ini berhenti pas di depan ITC. Bapak tua ini turun dan menurunkan bongkahan batu aspal dan menaruhnya di beberapa jalan yang berlubang.
"Setelah beberapa kali mondar-mandir dari becak ke jalan berlubang, bapak tua ini mengambil palu besar untuk meratakan bongkahan batu aspal itu. Kemudian dia duduk sebentar sembari mengipaskan topi hitam miliknya sembari berucap 'alhamdulillah'," katanya.
Himan pun akhirnya menghampiri bapak tua ini dan duduk di sampingnya serta menawarkan rokok kepada Abdul Syukur. "Saya bertanya bapak dari dinas kota Surabaya ya kok meratakan jalan dan cuma memakai becak? bukankah dinas kota punya fasilitas? Bapak tua ini menjawab bukan mas, saya tukang becak biasa," katanya.
Mendapati jawaban seperti itu, Himan mengaku heran dan bertanya lagi. "Bapak digaji berapa? dan ikut siapa? Bapak tua ini menjawab saya tidak kerja sama siapa-siapa dan tidak digaji siapa-siapa," katanya.
Himan semakin penasaran dan bertanya lagi. "Lha bapak melakukan ini tidak dibayar kok mau, bukan kah sudah jadi tanggung jawab pemerintah kota, kan kita juga bayar pajak untuk pembangunan kota juga?" Bapak tua ini tersenyum dan berkata, "tidak apa-apa mas, ini sudah jadi hobi saya tiap malam. Setelah cari rezeki dengan menjadi tukang becak, malamnya saya selalu mencari bongkahan batu aspal, buat menutup jalan yang berlobang, ya hitung-hitung abdi saya sebagai warga kota Surabaya," katanya.
Mendapati hal itu, Himan mengaku bersimpati karena masih ada orang seperti bapak tua ini di Surabaya. Bapak tua ini juga berkata tentang lika-likunya menutup jalan yang berlubang.
"Saya sering di olok-olok sama teman-teman tukang becak dengan alasan buat apa melakukan itu semua karena tidak dibayar dan tidak akan dipedulikan pemkot," katanya.
Anehnya, kata Himan, bapak tua ini tertawa kecil dan sering menjawab demi kemanusiaan saja.
"Kalau ada yang terkena lobang terus kecelakaan gimana. Iya kalau musim panas terus kalau banjir kan gak kelihatan. Sudah tidak apa-apa kalau jalannya tidak berlubang semua yang lewat kan juga enak," katanya menirukan bapak tua itu.
Hilman mengatakan mudah-mudahan ada bapak/ibu pejabat di Pemkot Surabaya yang baca postingan ini dan memberi beliau penghargaan atas kerja keras beliau selama ini.
Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Surabaya Reni Astuti mengatakan di samping merespons, hal ini bisa menjadi bahan evaluasi juga terkait jalan rusak/berlobang pemkot tidak cukup menunggu pengaduan melalui media center atau sapa warga.
"Kelurahan sebagai aparat di level paling dekat dengan masyarakat mestinya juga proaktif melaporkan untuk kemudian ditindaklanjuti dinas dengan satgas atau URC (unit reaksi cepat) jalan berlubang/rusak," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengemis tampak menolak uang Rp2 ribu dari pengendara mobil lantaran nominal yang diminta tak sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Baca SelengkapnyaTolak bantuan usai menolong temannya yang stroke, sikap bapak tukang becak ini bikin warganet salut.
Baca SelengkapnyaSetiap orang punya caranya sendiri untuk gigih mempertahankan hidup.
Baca SelengkapnyaIpda Purnomo menolong seorang ibu dan anaknya yang berjalan dari Lamongan ke Surabaya dan diberi modal usaha.
Baca SelengkapnyaPenikmat simpul ekonomi baru itu adalah para pengusaha kecil dan menengah.
Baca SelengkapnyaBapak satu anak ini kehabisan uang sehingga tidak bisa pulang naik kendaraan umum.
Baca SelengkapnyaBegini kisah pilu seorang kakek pemulung yang hanya mampu beli makan nasi dan air putih sehari.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawua, Kabupaten Subang Jawa Barat, bahu membahu membersihkan jalan raya dengan cara mengepel.
Baca SelengkapnyaSeorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli.
Baca SelengkapnyaSeorang kepala desa cantik Indah Aprianti jadi sorotan karena berdebat dengan pria yang menolak pembangunan jalan di desanya. Berikut ini sosoknya.
Baca SelengkapnyaPengendara motor pukul tukang parkir hingga tersungkur karena tak mau bayar Rp1.000, hampir dikeroyok warga.
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan dirinya akan mengecek kebenaran video pungli di Kapuk Muara tersebut.
Baca Selengkapnya