Tukang Urut Naik Haji Walau Penghasilan Pas-pasan
Merdeka.com - Panggilan berhaji bisa datang dengan cara apa saja. Seorang tukang urut di Batubara, Sumatera Utara, Kamaluddin Bin Mohammad Hafiz alias Ongku (65), mendapat berkah menunaikan ibadah haji melalui salah seorang pasiennya.
Kamaluddin merupakan warga Lingkungan V Kelurahan Lima Puluh Kota, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batubara, Sumut. Pekerjaannya sehari-hari hanya sebagai tukang urut. Dengan penghasilan pas-pasan, dia hanya bisa memendam keinginan untuk dapat berangkat ke Tanah Suci.
"Penghasilan saya sebagai tukang kusuk (urut) tak menentu, kadang dikasih orang Rp50.000, kadang Rp100.000, hanya bisa untuk biaya hidup sehari-hari. Rasa-rasanya tak mungkin saya bisa naik haji," cerita Kamaluddin, Selasa (23/7).
-
Bagaimana Pak Rohmat bisa berangkat haji? Diawali dari niat tersebut, mereka mampu melunasi talangan haji berkat kegigihan dalam menabung.
-
Bagaimana cara orang berhaji? Biasanya, ada serangkaian acara yang dilakukan menjelang seseorang menunaikan ibadah Haji. Salah satunya yakni momen berpamitan kepada sanak, saudara, hingga orang-orang terdekat.
-
Apa artinya 'haji'? Menurut istilahnya, Haji tak lain berasal dari bahasa Arab 'Hagg' yang berarti berziarah. Maka dari itu, makna haji sendiri yakni merupakan ibadah berupa ziarah yang dilakukan ke Kota Suci Mekkah dalam rangka meningkatkan keimanan dan takwa seseorang terhadap Allah SWT.
-
Apa yang dimaksud dengan haji? Haji secara istilah adalah menyengaja berkunjung ke Baitullah, di Makkah untuk melakukan ibadah pada waktu dan cara tertentu serta dilakukan dengan tertib.
-
Apa gelar yang diberikan kepada orang yang sudah haji? Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan penyebutan gelar Haji atau Hajah. Tidak bisa dipungkiri, masyarakat Indonesia memiliki tradisi memberi gelar 'Haji' atau 'Hajah' di depan nama orang usai menunaikan ibadah Haji.
-
Siapa yang dapat layanan khusus di Haji 2023? Sebanyak 60.000 lebih jemaah haji lanjut usia akan mendapatkan pelayanan khusus di Tanah Suci
Tak disangka-sangka, pada 2011, keinginan Kamaluddin untuk berhaji jadi kenyataan. Rezeki itu datang melalui orang yang diurut. Ketika itu dia mengurut seorang pengusaha di Batubara. "Dia sakit kedua kakinya bengkak," ucap Kamaluddin.
Ternyata pasiennya itu sembuh. Kamaluddin pun dikunjungi dan diajak berbincang empat mata. Sang pasien menawarinya naik haji. "Dia bilang, ‘Uwak mau naik haji?’ Kubilang, ‘Maulah’," cerita Kamaluddin.
Ternyata sang pasien bernazar jika penyakitnya sembuh, dia akan memberangkatkan tukang urutnya itu ke Tanah Suci untuk berhaji. "Dia tak mau disebutkan namanya. Sebut saja hamba Allah," tutur Kamaluddin.
Setelah Kamaluddin menyatakan bersedia naik haji, si pasien langsung membawanya ke Bank Sumut dan diberi Rp25 juta. Esok harinya ditransfer Rp5 juta lagi, sehingga totalnya menjadi Rp30 juta. "Saya terharu sekali," ucapnya.
Kamaluddin kemudian menambah uang yang diberikan pasiennya itu dengan tabungannya sebesar Rp1.750.000. Terkumpullah Rp31,75 juta untuk menggenapkan ongkos naik haji.
Kini Kamaluddin sudah siap berangkat haji. Dia bahkan telah menggelar kenduri sederhana di kampungnya sebagai bentuk rasa syukur.
Kamaluddin tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 18 Embarkasi Medan. Dia dan 313 calon jemaah haji beserta 7 orang pendamping haji Kabupaten Batubara akan masuk Asrama Haji Medan pada 29 Juli 2019. Esok harinya, 30 Juli 2019 sekitar pukul 18.30 Wib, mereka akan terbang menuju Jeddah, Arab Saudi, untuk melaksanakan ibadah haji. Semoga menjadi haji yang mabrur.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mbah Suhriyeh mengaku tidak mendapatkan banyak uang. Hanya sekitar Rp30-40 ribu perhari saja.
Baca SelengkapnyaKisah Supartono, pemulung dan tukang becak asal Ponorogo yang berangkat haji tahun ini.
Baca SelengkapnyaMenabung sejak 1996, pada tahun 2012 mereka berhasil mendaftar sebagai calon jamaah haji.
Baca SelengkapnyaBerkat kesabarannya selama bertahun-tahun, ia sebentar lagi bisa melihat Ka'bah secara langsung di usianya yang menginjak usia 73 tahun.
Baca SelengkapnyaFaqihudin merasa terbantu dengan petugas haji yang bersiaga di mana saja.
Baca SelengkapnyaMbah Supyah pun bercerita, jika ia menjalani profesi sebagai tukang pijat keliling ini sejak usia 17 tahun.
Baca SelengkapnyaMbah Harun mengaku bersyukur telah menyempurnakan Rukun Islam
Baca SelengkapnyaViral kisah haru Ustaz Gunawan tinggal di gubuk. Semua hartanya sudah diwakafkan.
Baca SelengkapnyaAda kalanya ia tak bisa menabung karena pasien pijatnya terlalu sedikit
Baca SelengkapnyaBerikut sosok kakek penjual mangga keliling dengan sepeda di Aceh yang ternyata keturunan Nabi Muhammad SAW.
Baca SelengkapnyaWaktu pertama masuk Islam, Jusuf Hamka sering diajarkan soal agama Islam oleh Djaelani seperti baca surat Al-Fatihah dan tata cara salat.
Baca SelengkapnyaVideonya viral dan membuat warganet merinding sekaligus kagum dengan pertolongan Allah.
Baca Selengkapnya