Tunggu Hasil Autopsi, Polisi Belum Pastikan Siswi SMP di Gorong-gorong Korban Bully
Merdeka.com - DS (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang jenazahnya ditemukan di dalam gorong-gorong diautopsi polisi, Selasa (28/1). Proses autopsi sendiri dilakukan di RSUD dr Soekardjo oleh dokter spesialis forensik Polda Jabar.
Hasil autopsi masih akan diperiksa lebih lanjut oleh tim forensik. Hasilnya baru diketahui 14 sampai 20 hari ke depan.
"Dari hasil autopsi ini tentunya akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena harus dianalisa lagi hasilnya," kata Kapolres Tasikmalaya Kota, AKPB Anom Karibianto.
-
Kenapa polisi belum bisa pastikan motif pembunuhan? Awaluddin mengaku belum bisa memastikan kasus tersebut apakah pembunuhan atau perampokan. Ia menegaskan saat ini personel sedang melakukan penyelidikan.
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Kenapa mayat diduga korban pembunuhan? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya.
-
Bagaimana polisi memastikan motif bunuh diri? 'Kami belum menentukan motif yang membuat satu keluarga ini melakukan aksi bunuh diri,' kata Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta, Minggu (10/3) Agus mengatakan, petugas saat ini tengah melakukan penyelidikan dengan memeriksa para saksi seperti petugas keamanan, keluarga korban dan lainnya. Selain itu, pihaknya juga memeriksa identitas kendaraan serta handphone milik korban.'Kita akan coba hubungi orang terdekat dari korban untuk menelusuri motif kejadian ini,' kata dia.
Kapolres belum bisa memastikan penyebab meninggalnya DS. Sambil menunggu hasil autopsi, polisi akan terus melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Dia menuturkan, sejumlah informasi telah didapatkan di tempat kejadian perkara. "Nanti akan dikonfirmasi dengan keterangan saksi dan bukti lainnya. Hal tersebut nantinya tentu akan didukung oleh hasil autopsi ini," sebutnya.
Tanda Tanya Korban Bully
Polisi sudah memeriksa enam orang saksi terkait meninggalnya DS. Keterangan para saksi akan disesuaikan dengan informasi lainnya.
"Sementara kita belum bisa memastikan apakah korban ini adalah korban kejahatan atau meninggal biasa, apakah ada tanda kekerasan atau tidak. Kita tunggu hasilnya saja sekitar 14 sampai 20 hari," ungkapnya.
Meninggalnya DS rupanya menyisakan tanda tanya di kalangan teman-temannya. Silvia Handayani (12), salah satu teman dekat dan tetangganya mengaku bahwa pada Kamis (23/1) masih sempat bertemu dengan DS dan keluar gerbang sekolah bersama sekitar pukul 15.00.
Silvia menyebut bahwa saat hendak pulang kondisi cuaca memang tengah hujan deras, namun ia tetap memaksakan pulang karena sudah sore. "DS berteduh dulu di toko yang ada di depan sekolah," sebutnya.
Keesokan harinya, dia mengaku mendapat informasi bahwa DS tidak pulang ke rumah sehingga ia bingung karena tidak biasanya main di luar sampai sore bahkan malah hari. Dia mengetahui kebiasaan DS yang selalu langsung pulang ke rumah usai selesai sekolah.
"Saya sudah berteman dengan DS sejak SD dan sering main bersama karena rumah kita juga memang dekat. Di SMP kita tidak sekelas tapi suka sering curhat sering dihina oleh teman-teman sekelasnya. Katanya suka dikatain tukang leupeut (lontong)," ungkapnya.
Teman DS lainnya, Hasna Aprilia (13) menyebut bahwa selama ini ia mengenal sosok korban tidak ada yang berbeda dalam kepribadiannya dan suka main bareng. Namun meski begitu ia menyebut bahwa tidak jarang DS sangat pendiam dibanding yang lainnya. Ia pun membenarkan kalau DS kerap dikatai bau lontong. Suka marah kalau dikatai itu, sebutnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Autopsi jenazah dilakukan RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaTujuh saksi lainnya merupakan orang-orang yang berada di sekitar korban, mengingat korban berstatus anak di bawah umur.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui penyebab pelajar tersebut nekat mengakhiri hidupnya.
Baca SelengkapnyaSiswa SMP korban bullying di Cilacap, Jawa Tengah, dikabarkan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaTernyata, polisi masih menemui sejumlah kekurangan persyaratan untuk menetapkan status tersangka.
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki kasus meninggalnya DKW siswi SD berusia 12 tahun di Semarang lantaran diduga korban pelecehan seksual.
Baca Selengkapnya