Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tunggu hasil penggandaan, pengikut Dimas Kanjeng rela tak pulang

Tunggu hasil penggandaan, pengikut Dimas Kanjeng rela tak pulang Padepokan Dimas Kanjeng di Samarinda. ©2016 Merdeka.com/Nur Aditya

Merdeka.com - Warga Sragen yang jadi pengikut Dimas Kanjeng masih enggan meninggalkan padepokan, meski keluarga sudah menanti kepulangan mereka. Alasannya, mereka masih menunggu keputusan padepokan sekaligus hasil lipat gandakan uang bersama ratusan santri dari daerah lainnya.

Salah satu pengikut Dimas Kanjeng, Tarno, warga Dukuh Girimargo desa Girimargo Kecamatan Miri sampai rela meninggalkan istrinya Sriyati (65) di rumah bersama anak dan cucunya. Meski begitu, Tarno masih berkomunikasi dengan sang istri.

"Saya tidak masalah suami saya ikut ke padepokan, memang sering ke sana. Tapi ini yang paling lama, sejak sekitar awal Agustus lalu belum pulang. Saya setiap hari selalu telepon, dia bilang selalu baik-baik saja," ujar Sriyati.

Selama di dalam padepokan, Sriyati mengungkapkan suami dan santri lainnya selalu menjalani kegiatan dengan berzikir dan istighosah. Saat ditanyakan alasannya tidak kembali ke rumah, Tarno beralasan masih menunggu keputusan padepokan. Sriyati juga mengakui sang suami ikut menyetirkan yang sampai Rp 1 juta.

"Jumlahnya tidak ditentukan, yang penting ikhlas. Kami bayar dengan cicilan sampai 4 kali," ucapnya.

Sriyati menguraikan, mahar yang sudah disetorkan akan dilipatgandakan menjadi Rp 200 juta. Namun dia dan suaminya belum diberikan kepastian kapan uang hasil penggandaan tersebut akan diberikan.

"Kami juga diwanti-wanti, kalau uangnya sudah cair, tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi, Tapi harus dibagikan ke fakir miskin dan anak yatim dan nyaur utang," tandasnya.

Berbeda dengan Sriyati, keluarga Katidjan, asal Dukuh Grabyag Desa Doyong, Kecamatan Miri. Istri dan adik Iparnya tidak setuju dengan yang dilakukan Katidjan.

Sukarti (55), istri Katidjan mengaku sudah mengingatkan suaminya, namun tetap memaksa untuk ikut. Bahkan rumahnya sempat digunakan untuk berkumpul pengikut Dimas Kanjeng.

"Saya sudah menghubungi dia, katanya kondisinya baik-baik saja. Sebenarnya keluarga kami khawatir, kalau mau dijemput kami siap, tapi dia tidak mau, katanya nunggu keputusan," tuturnya.

Dia tidak mengetahui berapa uang mahar yang sudah disetorkan ke padepokan. Setahu dia ada sejumlah barang seperti kotak, tasbih, dan pulpen yang dibawa. Suaminya sudah mulai aktif di padepokan sejak sekitar 2010. Bahkan menurut sebagian tetangga, Katidjan dikabarkan diangkat menjadi Koordinator wilayah Sragen.

(mdk/tyo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cara Unik Warga Pati agar Ganjar Tak Cepat Pergi
Cara Unik Warga Pati agar Ganjar Tak Cepat Pergi

Ganjar pun mengiyakan permintaan itu. Ia kemudian duduk lesehan di depan rumah warga beralaskan tikar. Ganjar kemudian sarapan bareng warga.

Baca Selengkapnya
Sudah Dinyatakan Bebas, Tahanan ini Malah Masih Betah Ogah Keluar dari Penjara Bikin Polisi Bingung
Sudah Dinyatakan Bebas, Tahanan ini Malah Masih Betah Ogah Keluar dari Penjara Bikin Polisi Bingung

Seorang tahanan ogah keluar dari penjara dengan alasan betah. Polisi yang bertugas bahkan sempat mengusir dan memintanya untuk segera berkemas pulang.

Baca Selengkapnya
Relawan Ganjar-Mahfud Disambut Simpatisan Anies-Cak Imin: Selamat Datang, Salam dari Kami
Relawan Ganjar-Mahfud Disambut Simpatisan Anies-Cak Imin: Selamat Datang, Salam dari Kami

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro meminta simpatisan Anies-Cak Imin gantian dengan relawan Ganjar.

Baca Selengkapnya
Potret Ratusan Warga Kabupaten Puncak Berbondong-bondong Minta Perlindungan TNI, Resah Dihantui Teror KKB
Potret Ratusan Warga Kabupaten Puncak Berbondong-bondong Minta Perlindungan TNI, Resah Dihantui Teror KKB

Terbaru, teror KST terjadi di Puncak Ilaga, Minggu (12/11) pukul 16.30 WIT.

Baca Selengkapnya
Kepercayaan Warga Jeneponto, 5 Kali Antar Kerabat Berangkat Haji bisa Menyusul ke Tanah Suci
Kepercayaan Warga Jeneponto, 5 Kali Antar Kerabat Berangkat Haji bisa Menyusul ke Tanah Suci

Jemaah haji bahkan diantar kerabat menggunakan puluhan mobil dari Janeponto sampai ke Asrama Haji Sudiang Makassar.

Baca Selengkapnya
Duduk Perkara Ahli Waris Segel SD Inpres di Makassar Usai Menang Gugatan Berujung Siswa Tak Bisa ke Sekolah
Duduk Perkara Ahli Waris Segel SD Inpres di Makassar Usai Menang Gugatan Berujung Siswa Tak Bisa ke Sekolah

Penutupan SD Inpres Pajjaiang dilakukan hingga tiga hari karena menunggu hasil perundingan antar ahli waris.

Baca Selengkapnya