Tuntaskan 9 kasus besar, Kabareskrim seleksi 500 penyidik
Merdeka.com - Bareskrim Polri saat ini sedang menangani 9 kasus besar yang butuh penanganan khusus. Kabareskrim Komjen Budi Waseso mengungkapkan, pihaknya telah membentuk tim khusus dengan jumlah 500 penyidik. Sebuah posko disiapkan untuk memantau kinerja para penyidik tersebut.
"Jadi saya akan buat posko penanganan itu, kita kontrol di dalam posko itu. Setiap hari akan ada evaluasi, sehingga tidak ada kasus yang mandek atau terseok-seok," ujar Waseso di Mabes Polri, Jakarta, Senin (6/7).
Mengenai kapan 9 kasus besar ini akan dinaikkan dalam proses penyidikan, Waseso mengatakan dirinya tidak mau terburu buru. Pihaknya sedang melengkapi bukti buktinya.
-
Apa hasil capaian Bareskrim Polri? Kabareskrim Polri Komjen Pol. Wahyu Widada memaparkan, jumlah aset yang disita mencapai Rp10,5 triliun.
-
Bagaimana Kejaksaan Agung teliti kasus? 'Tim Penyidik mendapatkan alat bukti yang cukup untuk menetapkan RD selaku Direktur PT SMIP sebagai tersangka,' ujarnya seperti dilansir dari Antara.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Bagaimana Kejaksaan Agung berperan dalam kerja sama ini? “Dalam usaha untuk membesarkan perusahaan dan berperan membangun perekonomian Indonesia perlu adanya bimbingan agar IDSurvey dapat melakukan aktivitas perusahaan sesuai dengan koridor-koridor regulasi yang berlaku. Tentunya IDSurvey berharap agar semua yang dikerjakan tidak menyimpang dari peraturan-peraturan yang berlaku sehingga aktivitas bisnis dapat berjalan lancar,“
-
Siapa yang menangani kasus Tiko? 'Kasusnya saat ini ditangani oleh Polres Metro Jaksel yang masih dalam tahap pendalaman,' kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Senin (29/7).
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus ini? “Iya (dua penyidikan), itu tapi masih penyidikan umum, sehingga memang nanti kalau clear semuanya kita akan sampaikan ya,“ tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana di Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023). Direktur Penyidikan (Dirdik) Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Kuntadi mengatakan, dua kasus tersebut berada di penyidikan yang berbeda. Meski begitu, pihaknya berupaya mendalami temuan fakta yang ada.
"Sudah mendekati penyidikan, kita tidak ingin serta merta gegabah, biar buktinya cukup dulu baru kita naikkan. Jadi jalannya mulus. Sebenarnya 9 kasus itu sudah bisa naik ke penyidikan," terangnya.
Dari 500 penyidik yang telah disiapkan, mantan Kapolda Gorontalo ini membeberkan bahwa pihaknya akan mengambil penyidik dari daerah dan beberapa dari Mabes Polri dengan catatan yang bersangkutan tidak memiliki beban kerja yang berat dari jabatannya. "Kan kita lihat penyidik di daerah yang beban tugas mereka tidak terlalu berat supaya tidak mengganggu proses," jelasnya lagi.
Waseso mengatakan, seleksi para penyidik itu dilakukan oleh dirinya dan penunjukan mereka akan ditetapkan melalui surat perintah kapolri.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus korupsi tata niaga timah menyebabkan kerugian negara mencapai Rp300 triliun.
Baca SelengkapnyaTak tanggung-tanggung, diduga sebanyak 93 pegawai lembaga antirasuh terlibat dalam skandal pungli ini.
Baca SelengkapnyaKetua KPK terpilih Setyo Budiyanto telah merencanakan sejumlah program jangka pendek dan jangka panjang.
Baca SelengkapnyaSatgas Penanggulangan Narkoba berhasil menangkap 1.532 tersangka
Baca SelengkapnyaAlbertina memastikan sidang tersebut akan dihadiri oleh para pegawai KPK yang terlibat.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, seluruh kasus besar yang belum rampung sudah sepatutnya diselesaikan.
Baca SelengkapnyaMenurut Ketut, penyidik masih terus mendalami sejumlah pihak.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan pungli di rutan KPK melibatkan 90 pegawainya sendiri.
Baca SelengkapnyaSetyo Budiyanto mengatakan, sejauh ini OTT masih diperlukan.
Baca SelengkapnyaSebanyak ribuan personel dikerahkan termasuk tim K-9 dari Ditpolsatwa Korsabhara Baharkam Polri.
Baca Selengkapnya