Tuntut kenaikan tarif, 500 sopir taksi online geruduk kantor pengelola
Merdeka.com - Ratusan sopir taksi online Grab maupun GOJEK mengeruduk kantor pengelola di tiga lokasi. Ketiga lokasi yakni, kantor Grab di Plaza Lippo Kuningan, HR. Rasuna Said, Jakarta Selatan, kantor GOCAR di Pasar Raya Blok M, Jalan Iskandarsyah, Jakarta Selatan, yang tergabung bernama Koalisi Kesejahteraan Driver Online (KKDO).
Para sopir yang diperkirakan mencapai 500 orang menuntut kenaikan tarif yang dikenakan kepada penumpang.
"Rencana massa kurang lebih 500 (orang), 200 mobil. Tujuan pertama soal menolak penyedia aplikasi menjadi perusahaan penyelenggara transportasi umum, kedua menaikkan tarif dari yang paling rendah jadi Rp 4.600/km, dan menyesuaikan BBM, ketiga suspend sepihak dan tuntutan lain yang banyak merugikan driver online," kata Koordinator KKDO, Alexander ditemui di lokasi, Senin (16/4).
-
Siapa yang minta perusahaan taksi online buat tombol darurat? 'Saya harap ada sistem semacam ‘tombol darurat’ di aplikasi guna melindungi customer maupun driver, dari hal-hal berbahaya seperti ini,' kata Sahroni, Senin (1/4).
-
Mengapa DPR RI minta perusahaan taksi online buat tombol darurat? Tujuannya, melindungi keselamatan penumpang maupun pengemudi taksi online.'Saya harap ada sistem semacam ‘tombol darurat’ di aplikasi guna melindungi customer maupun driver, dari hal-hal berbahaya seperti ini,' kata Sahroni, Senin (1/4).
-
Bagaimana DPR RI berharap perusahaan taksi online buat tombol darurat? Tujuannya, melindungi keselamatan penumpang maupun pengemudi taksi online.'Saya harap ada sistem semacam ‘tombol darurat’ di aplikasi guna melindungi customer maupun driver, dari hal-hal berbahaya seperti ini,' kata Sahroni, Senin (1/4).
-
Mengapa driver online tersebut membantu penumpangnya? Tiba-tiba papa mengeluh dadanya nyeri hebat dan minta kembali ke rumah. Tapi pak Nurahman menawarkan dibawa ke RS karena melihat kondisi papa yang sangat kesakitan,' sambungnya, demikian dikutip dari keterangan unggahan.
-
Bagaimana driver online tersebut membantu penumpangnya? 'Diantarlah sampai ke RS, dibantu urus sampai ke dalam, dibantu uruskan BPJS, sampai papa bisa masuk dan segera ditangani dokter,' lanjutnya, demikian dikutip dari keterangan unggahan.
-
Bagaimana driver online menghina penumpang? 'Yang sopan dong, ini mobil bukan mobil lu,' ujarnya.
Lanjutnya, saat ini perusahaan menetapkan tarif Rp 3.000/km. Alexander meyakini, jika pengelola mengabulkan tuntutan sopir terkait kenaikan tarif, hal itu tak akan dikeluhkan penumpang.
"Biar pasar yang akan melihat kondisi di lapangan seperti apa, karena pasar yang akan menentukan. Ini kan jasa pelayanan, dengan pelayanan yang lebih baik, penumpang tidak akan bergeser ke angkutan lain," tegasnya.
Terkait aksi, Alexander menolak jika disamakan dengan tuntutan Aliansi Nasional Driver Online (Aliando). Ia mengaku malah mendukung Pemerhub 108 tahun 2017, tentang transportasi, berbeda dengan Aliando.
"Kalau dengan Aliando kita sangat berbeda tuntutannya, kalau Aliando kemaren masih nuntut tolak PM 108 kemudian mereka mau menginginkan perusahaan penyedia aplikasi menjadi penyelenggara angkutan umum, itu kalo kita kan membacanya gini selama ini kita sebagai hubungan antara driver dan penyedia aplikasi itu kemitraan yang mestinya setara. ternyata itu tidak setara dalam penjanjian segala macam semua dengan keterpaksaan kalau istilahnya kalau ada hukum baku yang diterapkan oleh aplikasi orang harus mengikut. Padahal kalau prinsip kesetaraan kemitraan itu harus dibicarakan terlebih dahulu," bebernya.
"Bagaimana kalau dia menjadi perusahaan aplikasi jadi penyedia angkutan umum statusnya justru malah lebih parah lagi, dia menjadi majikan dan driver menjadi buruh, padahal kita ini sudah mandiri driver itu punya angkuran sendiri antar sendiri kemudian servis segala macam itu ditanggung oleh driver bukan oleh perusahaan penyedia aplikasi," sambungnya.
Terkait tuntutan para sopir, Alexander berjanji akan kembali dengan massa yang banyak guna dikabulkan permintaan para driver. Hal ini menurutnya, guna menyejahterakan driver juga keharmonisan kepada perusahaan.
"Kalau soal tuntutan ya kita berharap kalau yang hal-hal kalau niat baiknya ada sebenernya sih sangat gampang kalau misalnya dia akan memenuhi bertahap apa yang diinginkan oleh driver online soal tarif misal, tinggal naikin aja kan sederhana kan cepet kan kalau yang lain misal dia harus berkoordinasi dengan pemerintah dan sebagainya soal tarif ya naikin aja," pungkasnya.
Aksi tersebut sekitar 500 personel yang disebar di Lippo Plaza Kuningan. Serta, masing-masing 100 personel di kantor Grab maupun GOJEK. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ojol berencana menggelar unjuk rasa pada hari ini soal pemotongan tarif yang dianggap membebankan mitra driver.
Baca SelengkapnyaRibuan pengemudi ojol menyampaikan uneg-uneg mereka soal kebijakan yang diberlakukan oleh pihak aplikator.
Baca SelengkapnyaRibuan driver ojek online di Kota Batam melakukan aksi mogok dan menggeruduk kantor perwakilan aplikator, Maxim, Grab, dan Gojek.
Baca SelengkapnyaRatusan angkutan umum bus kecil bekas Mikrolet, APB, dan Jaklingko Mikrotrans memadati jalan di depan Balai Kota Jakarta.
Baca SelengkapnyaMaxim Indonesia mengimbau mitra pengemudi untuk menyampaikan aspirasi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaMereka menyuarakan sejumlah tuntutan, salah satunya meminta tarif dan insentif yang layak.
Baca SelengkapnyaMassa pengemudi ojol yang tergabung dalam berbagai komunitas dan organisasi ini menyuarakan keluhan soal pemotongan tarif sampai 30 persen.
Baca SelengkapnyaAdu mulut penumpang dan driver ojol karena minta dibayar lebih dari kesepakatan ini viral bikin kesal.
Baca SelengkapnyaSalah satunya terkait sistem skorsing atau suspend. Seperti yang diungkapkan Melva Maria (54) seorang perempuan pengemudi ojek online.
Baca SelengkapnyaDari hasil sweeping beberapa pengemudi melintas di Medan Merdeka Barat langsung diarahkan untuk ikut bergabung.
Baca SelengkapnyaGrab Indonesia tidak pernah memotong pendapatan Mitra Pengemudi untuk dialokasikan sebagai diskon bagi konsumen
Baca SelengkapnyaGojek memastikan layanan mereka akan tetap berjalan normal
Baca Selengkapnya