Tutup Gang Dolly, Dinsos Surabaya akan berdayakan warga sekitar
Merdeka.com - Keseriusan Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini yang ingin menciptakan Kota Pahlawan sebagai kota bebas prostitusi, tidak main-main. Target utama Pemkot Surabaya adalah 'membumihanguskan' kawasan Gang Dolly, yang konon lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara.
Konsistensi Pemkot Surabaya merehabilitasi daerah-daerah di Kota Surabaya agar menjadi daerah bebas prostitusi sejauh ini sudah ada tiga lokalisasi yang sudah ditutup, yaitu lokalisasi Tambakasri, Klakah Rejo, dan juga Dupak Bangunsari.
Untuk ke depannya, Pemkot Surabaya berencana menutup lokalisasi Sememi pada Desember 2013 mendatang serta merehabilitasi kawasan lokalisasi Jarak dan Dolly.
-
Bagaimana Risma ingin Poltekesos selesaikan masalah sosial? Mensos berharap dengan pengetahuan solusi yang kaya, para civitas bisa menyelesaikan implikasi permasalahan sosial yang timbul karena pembangunan atau perubahan.
-
Bagaimana Desa Rowosari meningkatkan kesejahteraan warga? Seiring waktu, berkat berbagai pendampingan dari berbagai pihak, warga Desa Rowosari pun makin sejahtera karena hasil panennya berlimpah.
-
Bagaimana Distan Semarang menenangkan warga? Ia meminta pada masyarakat untuk tidak perlu khawatir terhadap kucing-kucing liar yang ditangkap di Sampangan karena berdasarkan hasil pemeriksaan tak ada satupun yang terkena rabies.
-
Apa program pengentasan kemiskinan Banyuwangi? 'Saat ini, Banyuwangi terus menekan angka kemiskinan yang ada. Meskipun sudah rendah, tapi berbagai intervensi masih harus dilakukan agar rakyat Banyuwangi benar-benar sejahtera,' ungkap Bupati Ipuk.
-
Apa saja manfaat Dana Desa untuk warga? Alhamdulillah, dana desa sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Purwakarta, khususnya yang berada di desa. Ini terlihat dari jumlah Desa Mandiri di Purwakarta yang meningkat menjadi 60 desa, dari yang sebelumnya 25 desa. Capaian ini merupakan lompatan yang luar biasa bagi Purwakarta.
-
Siapa yang sering jadi korban pemerasan? Siapa yang selalu jadi korban pemerasan? Sapi perah.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Supomo mengatakan, saat ini pihaknya sudah melakukan kajian bagaimana rehabilitasi Dolly tersebut. Utamanya tentang bagaimana warga yang terkena dampak langsung secara ekonomi dan sosial sebagai imbas dari rencana rehabilitasi tersebut.
Dinsos akan melakukan pemberdayaan agar warga sekitar lokalisasi tidak terlalu berat merasakan dampak rehabilitasi. Supomo mencontohkan, eks lokalisasi di Klakah Rejo yang kini dialihfungsikan sebagai bangunan Sport Center, sekolahan dan taman.
"Ini kan program kasih sayang. Untuk Dolly belum tahu nanti akan dibangun apa karena kajian di Bappeko masih belum turun. Tetapi yang jelas, prinsip kami, Dolly yes, prostitusi No. Keinginan ini didukung oleh elemen masyarakat seperti organisasi kemasyarakat (Ormas) keagamaan, Ormas kepemudaan, dan juga kemahasiswaan," terang Supomo, Senin (11/11).
Diakui Supomo, transformasi lokalisasi Dolly tidak akan mudah. Tetapi, aturannya sudah jelas. Tiap bangunan di Kota Surabaya, dilarang digunakan untuk tempat asusila. Disebut Supomo, Pemkot Surabaya memiliki fungsi regulator. Hal ini melihat adanya area di Surabaya yang masih harus ditata kembali.
"Prinsipnya, kita selamatkan generasi masa depan, itu lebih utama dari pada kita terus berargumentasi. Kita tahu, penanganan Dolly harus lebih cermat dan teliti. Dan kita sudah melakukan sosialisasi, tidak hanya melalui diskusi juga deklarasi ini. Tentunya juga dengan bantuan pemberitaan dari teman-teman media," sambung mantan Camat Kenjeran itu.
Senada, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini juga mengungkapkan, persoalan di Dolly, Jarak dan lokalisasi lainnya di Surabaya, merupakan masalah klasik yang selalu mengiringi siapa pun yang memimpin Kota Surabaya.
Selain itu, problem sosial lainnya seperti kasus trafficking (perdagangan anak) yang kerap ditangani pihak kepolisian di Kota Pahlawan ini. Menurut wali kota yang juga alumni Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) itu, kasus perdagangan anak yang kian marak tersebut, memiliki benang merah dengan daerah lokalisasi.
Orang nomor satu di Kota Pahlawan ini berharap para orangtua yang tinggal di kawasan lokalisasi, diminta untuk memperhatikan masa depan anak-anak mereka. Sebab, pertumbuhan dan masa depan anak-anak harus menjadi prioritas di atas segalanya, termasuk urusan perut.
"Hendaknya, orangtua jangan hanya memikirkan perut saja, masa depan anak-anak harus jadi prioritas. Jangan karena kepentingan perut, bisa merugikan masa depan anak-anak," tegas Risma. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Program ini disebut bisa mengentaskan kemiskinan dan menurunkan angka stunting
Baca SelengkapnyaKepala Lapas Cibinong, Wisnu Hani Putranto menjelaskan kegiatan rehabilitasi berguna untuk meningkatkan kehidupan sosial warga binaan
Baca SelengkapnyaIni bertujuan meningkatkan kualitas hidup warga Jakarta sekaligus untuk menata kawasan perkotaan.
Baca SelengkapnyaPPKS yang terjangkau dirujuk ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBI BD) 1 atau 2 terlebih dahulu.
Baca SelengkapnyaMemberikan dampak buruk bagi pencari kerja yang tinggal
Baca SelengkapnyaPemprov DKI akan Beri Bansos ke Warga Pendatang Ber-KTP Jakarta, Apa Syaratnya?
Baca SelengkapnyaKapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto berkomitmen untuk menghilangkan stigma kampung Ambon sebagai sarang narkoba.
Baca SelengkapnyaAnak di bawah umur pernah dijadikan budak prostitusi di kawasan Gang Royal.
Baca SelengkapnyaPemprov Jakarta secara bertahap telah memindahkan warga yang tinggal di kolong tol dan jembatan ke sejumlah rusunawa.
Baca SelengkapnyaWarga kolong jembatan yang berada di daerah Jakarta Barat dan Jakarta Utara sebagian telah pindah ke rusun di Jalan Tongkol, Pademangan.
Baca SelengkapnyaSK yang bekerja di dalam gang yang bangunannya tengah dirobohkan itu disebut 'anak dalam'.
Baca SelengkapnyaWakil Wali Kota Jakarta Barat Hendra Hidayat mengatakan, pihaknya akan memanusiawikan warga yang tinggal di bawah kolong Tol Angke, Jakarta Barat.
Baca Selengkapnya