Uang asli dan palsu ini sebelas dua belas, beda beratnya saja
Merdeka.com - Empat tersangka kasus peredaran uang palsu (upal), yaitu Samuel, Fauzi, Zainuri dan Jono, yang dibekuk anggota Unit Jatanum Satreskrim Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, ternyata cerdas dan sudah berpengalaman mencetak upal. Hasil cetakan upal milik tersangka hampir sama persis dengan aslinya, meski hanya dicetak secara manual.
Hal ini sempat diutarakan Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Setija Junianta, Kamis (13/3). Bahkan perwira dengan tiga melati di pundak ini, sempat menyamakan uang asli dengan upal hasil cetakan para tersangka.
"Perbedaannya hanya terletak pada berat kertasnya. Semuanya tidak jauh beda dengan aslinya. Jadi tersangka ini cukup berpengalaman, jika dilihat dari hasilnya. Ayo silakan cek, mana uang asli dan mana yang palsu?," ujar Setija di Mapolrestabes Surabaya sembari memberi tebakan.
-
Uang palsu apa yang diedarkan? Disampaikan Kepala Polsek Leles, AKP Agus Kustanto, keduanya mengedarkan uang imitasi dengan pecahan Rp10 sampai Rp100 ribu.
-
Dimana uang palsu diedarkan? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Siapa yang edarkan uang palsu di Garut? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Kenapa uang palsu di Garut diedarkan? Polisi menangkap dua pelaku atas dugaan membuat dan mengedarkan uang palsu,“ katanya, dikutip dari ANTARA, Senin (14/8).
-
Bagaimana cara SR mengedarkan uang palsu? Mendengar kisahnya, SR menyarankan agar pria tersebut membuang sial dengan menyiapkan uang sebesar Rp900 ribu. Pada lain hari, datanglah ayah dan putrinya yang gagal tunangan itu menemui SR. Mereka membawa uang mahar Rp900 ribu yang dimasukkan ke dalam amplop. SR kemudian masuk ke dalam kamar dan mengganti uang tersebut dengan uang palsu.
-
Siapa tersangka korupsi timah? Berikut daftar 16 tersangka korupsi tata niaga timah: 1. Harvey Moeis, perpanjangan tangan PT RBT2. Helena Lim, crazy rich PIK atau Manajer PT QSE3. Toni Tamsil (TT), pihak swasta4. Achmad Albani (AA) selaku Manager Operasional Tambang CV VIP dan PT MCM5. Tamron (TN) alias AN selaku Beneficial Ownership CV VIP dan PT MCM6. EE alias EML selaku Direktur Keuangan PT Timah tahun 2017-20187. MRPT alias RZ selaku Direktur Utama PT Timah tahun 2016-2021 8. HT alias ASN selaku Direktur Utama CV VIP9. MBG selaku Pengusaha Tambang di Kota Pangkalpinang10. SG alias AW selaku Pengusaha Tambang di Kota Pangkalpinang11. RI selaku Direktur Utama (Dirut) PT SBS12. BY selaku mantan Komisaris CV VIP13. RL selaku General Manager PT TIN14. Reza Andriansyah (RA) selaku Direktur Business Development15. Suparta (SP) selaku Dirut PT Refined Bangka16. ALW selaku Direktur Operasional tahun 2017, 2018, 2021 dan Direktur Pengembangan Usaha tahun 2019 s/d 2020 PT Timah Tbk.
Kemudian, lanjut dia, kalau dilihat rekam jejak tersangka, mereka sudah berpengalaman. "Mereka ini pernah di tahan di Polres Mojokerto, ada yang empat tahun, ada tiga tahun dan dua tahun karena kasus upal. Jadi sebelum di tahan, mereka ini sudah beroperasi dan mencetak upal," katanya.
Sementara itu, dari hasil penyidikan polisi, untuk mencetak upal yang sebelas dua belas alias sangat mirip itu, tersangka tidak membutuhkan peralatan canggih dan kertas mahal, melainkan dengan peralatan sablon sederhana dan menggunakan kertas buram.
Kanit Jatanum Polrestabes Surabaya Iptu M Solihin Fery memaparkan, untuk mencapai hasil sempurna, awalnya tersangka mencoba dengan berbagai cara. "Untuk pembelajaran, awalnya tersangka menumpuk dua lembar kertas dengan sisi berbeda yang sudah dicetak. Namun hasilnya tidak maksimal," terang Fery di samping Kapolrestabes Surabaya.
Setelah itu, tersangka mencoba mencetak dua sisi gambar berbeda dengan satu kertas, dan hasilnya cukup maksimal, sehingga berat kertas hampir sama dengan uang asli. "Mereka menggunakan kertas buram lalu untuk memutihkan, mereka mengecatnya dengan warta putih sehingga terasa kasar, baru kemudian menyablonnya dengan gambar sesuai kebutuhan," katanya lagi.
Untuk mencetak upal agar sempurna seperti aslinya, Fery melanjutkan, tersangka membutuhkan 29 screen atau alat sablon dengan pengeblokan berbeda-beda. Screen pertama untuk pengeblokan dasar bolak-balik (dua sisi kertas), screen kedua bergambar pahlawan, gambar fosfor Gedung DPR (ketiga), gambar nominal uang (keempat), peta (kelima), nomor seri (keenam), garis uang (tujuh) dan seterusnya.
"Setelah proses screen selesai, kemudian disablon di atas kertas HVS 60 gram, selanjutnya disablon garis putus-putus dan nominal bolak-balik. Terakhir dilakukan pemotongan menggunakan karter," terang Fery.
Fery juga menjelaskan peran masing-masing tersangka. Ide pembuatan uang berasal dari Fauzi. Mantan residivis Polres Mojokerto dalam kasus sama ini, juga mengajarkan bagaimana cara membuat uang palsu yang sempurna. Sementara Samuel, berperan sebagai pemberi modal, menyediakan alat-alat produksi serta mencetaknya sendiri.
Selanjutnya, uang hasil cetakan Samuel itu dijual kepada Fauzi dengan komposisi 1 banding 4. Untuk tersangka Zainuri sendiri berperan sebagai juru antar Fauzi, untuk mendampinginya menemui Jono, yang berperan sebagai pengedar.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan informasi dari masyarakat, petugas dari Polrestabes Surabaya melakukan penyelidikan terkait peredaran uang palsu di Surabaya. Selanjutnya empat tersangka ditangkap di Jalan Pasar Besar, beserta sejumlah barang bukti, setelah penggeledahan di lokasi pencetakan upal di kawasan Tambangboyo. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi masih mendalami dugaan telah adanya uang palsu yang beredar jelang Hari Raya Iduladha 1445 H.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita barang bukti sebanyak 995 lembar dolar USD dan 45 lembar mata uang Rupiah pecahan Rp100 ribu dari tangan pelaku.
Baca SelengkapnyaKepolisian Resor Kota Mamuju menangkap empat orang pelaku jaringan produksi uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Baca SelengkapnyaUang asli dan uang palsu dapat dibedakan dengan 3 D.
Baca SelengkapnyaMesin itu juga dipakai untuk mem-fotokopi sertifikat deposit Bank Indonesia senilai Rp45 triliun.
Baca SelengkapnyaDPO tersangka inisial I berperan sebagai operator mesin cetak GTO atau yang menjalankan mesin cetak uang palsu.
Baca SelengkapnyaPengungkapan berawal ketika tersangka T beraksi menggunakan sepeda motor Honda Beat bernopol H 6252 ASD.
Baca SelengkapnyaPolri menggerebek tempat percetakan uang bertempat di Kota Bekasi, Jawa Barat Jumat (6/9) lalu. Sebanyak 10 orang diamankan
Baca SelengkapnyaI berperan sebagai operator mesin cetak GTO yang menjalankan mesin cetak uang palsu.
Baca SelengkapnyaKapolres Gowa, AKBP Ronald TS Simanjuntak mengungkapkan pihaknya telah menetapkan 15 orang tersangka dalam kasus ini.
Baca SelengkapnyaHingga kini, empat orang telah ditetapkan sebagai tersangka dan ada beberapa orang yang masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO).
Baca SelengkapnyaSaat ini, polisi masih mendalami peredaran uang palsu tersebut apakah bakal disebar ke Jakarta atau di luar daerah.
Baca Selengkapnya