Uang Rp 50 ribu rentan dipalsukan, banyak beredar jelang Lebaran
Merdeka.com - Peredaran uang palsu disinyalir akan marak menjelang lebaran. Hasil penyelidikan kepolisian menyebutkan pecahan Rp 50 ribu rentan dipalsukan dan cepat beredar di masyarakat.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sumsel Kombes Irawan David Syah mengungkapkan, peredaran uang palsu tersebut menjadi salah satu prioritas pengawasan agar tindak pidana bisa ditekan. Kontrol dilakukan di setiap daerah karena semuanya bisa saja terjadi. "Biasanya lebaran dimanfaatkan pelaku untuk mengedarkan uang palsu. Untuk di daerah, warung-warung kecil sangat rentan," ungkap Irawan, Selasa (6/6).
Sementara di perkotaan, lokasi yang nyaman bagi pelaku untuk menukar uang palsu di antaranya berada di SPBU, rumah makan, pusat perbelanjaan, dan penukaran pecahan uang baru yang biasa digunakan untuk tunjangan hari raya (THR).
-
Dimana uang palsu diedarkan? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Uang palsu apa yang diedarkan? Disampaikan Kepala Polsek Leles, AKP Agus Kustanto, keduanya mengedarkan uang imitasi dengan pecahan Rp10 sampai Rp100 ribu.
-
Kenapa uang palsu di Garut diedarkan? Polisi menangkap dua pelaku atas dugaan membuat dan mengedarkan uang palsu,“ katanya, dikutip dari ANTARA, Senin (14/8).
-
Apa penipuan yang marak terjadi saat ini? Beredar unggahan di media sosial terkait tawaran pinjaman bagi nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) hanya dengan menghubungi nomor WhatsApp.
-
Siapa yang edarkan uang palsu di Garut? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Bagaimana cara SR mengedarkan uang palsu? Mendengar kisahnya, SR menyarankan agar pria tersebut membuang sial dengan menyiapkan uang sebesar Rp900 ribu. Pada lain hari, datanglah ayah dan putrinya yang gagal tunangan itu menemui SR. Mereka membawa uang mahar Rp900 ribu yang dimasukkan ke dalam amplop. SR kemudian masuk ke dalam kamar dan mengganti uang tersebut dengan uang palsu.
"Semua tempat berpotensi, tapi titik-titik itu didapat dari pengalaman ungkap kasus tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.
Dia menambahkan, dari sekian banyak pecahan uang yang ada, pecahan Rp 50 ribu lebih dominan mudah dipalsukan. Alasannya bukan karena bentuk atau teknik bahan dasar uang tetapi nominal yang biasa digunakan warga.
"Lagi pula pelakunya berpikir ngapain palsukan uang seribuan, hukumannya sama saja," pungkasnya. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Sulawesi Tenggara menemukan uang lembar palsu sebanyak 363 lembar pecahan Rp50.000 dan Rp100.000.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami dugaan telah adanya uang palsu yang beredar jelang Hari Raya Iduladha 1445 H.
Baca SelengkapnyaPuteri juga mengingatkan BI untuk terus mempermudah akses penukaran uang.
Baca SelengkapnyaTak hanya pecahan besar, ibu dan anak juga edarkan pecaan kecil. Waspada.
Baca SelengkapnyaMelakukan penukaran di layanan resmi dijamin keaslian uangnya.
Baca SelengkapnyaMelakukan penukaran uang dipinggir jalan berisiko merugikan masyarakat atas potensi peredaran uang palsu.
Baca SelengkapnyaKepolisian Sektor Pakuhaji menangkap pelaku pengedar dan pembuat uang palsu yang menjalankan aksinya di wilayah Kabupaten Tangerang, Banten.
Baca SelengkapnyaPengedar ini diketahui biasa membelanjakan uang palsunya di warung-warung kecil perkampungan.
Baca SelengkapnyaBI mempersiapkan sebesar Rp 197,6 triliun uang layak edar (ULE) untuk memenuhi kebutuhan penukaran uang jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaPenukaran Uang Receh hingga 27 Maret Tembus Rp75 Triliun
Baca SelengkapnyaModus operandi yang dilakukan para tersangka menggunakan uang itu sebagai alat transaksi membeli keperluan sehari-hari.
Baca Selengkapnya