Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ubah kebiasaan warga BAB di sungai, Anton bikin kredit jamban

Ubah kebiasaan warga BAB di sungai, Anton bikin kredit jamban Sulistyo Trianto Putro alias Anton. ©2017 merdeka.com/purnomo

Merdeka.com - Persoalan membuang hajat menjadi permasalahan tersendiri di wilayah Kecamatan Wonoasih, Probolinggo, Jawa Timur. Di daerah tersebut, warga masih membuang hajat di sungai. Kebiasaan membuang hajat di sungai ini sudah menjadi tradisi sejak lama. Bahkan di daerah Wonoasih, hampir tak ada rumah warga yang memiliki jamban.

Kebiasaan membuang hajat di sungai ini membuat hati Sulistyo Trianto Putro tergerak untuk melakukan perubahan. Anton, begitu biasanya dia dipanggil, adalah seorang tenaga kesehatan yang ditempatkan di Puskesmas Wonoasih, Probolinggo. Anton bekerja sebagai seorang sanitarian di puskesmas tersebut.

"Persoalan kebiasaan membuang hajat di sungai yang dilakukan oleh warga Wonoasih ini sangatlah memprihatinkan. Akibat dari kebiasaan itu, angka diare yang diderita oleh warga dan akhirnya pergi ke Puskesmas untuk berubah sangat tinggi. Selain itu lingkungan sungai pun mengalami pencemaran. Padahal daerah Wonoasih itu termasuk wilayah hulu sungai. Lha warga yang ada di hilir sungai itu sebagian masih ada yang menggunakan air sungai untuk mandi, mencuci baju dan mencuci alat rumah tangga. Bisa dibayangkan bagaimana dampak jika masyarakat masih buang hajat di sungai," ujar Anton saat menjadi pembicara diskusi tentang air bersih dan sanitasi masyarakat di Wonosobo beberapa waktu lalu.

Orang lain juga bertanya?

Untuk mengubah kebiasaan warga dari yang biasanya membuang hajat di sungai menjadi membuang hajat di jamban, lanjut Anton, bukanlah hal yang mudah. Selain sudah menjadi kebiasaan, warga pun sebagian mengaku tidak punya uang untuk membuat jamban di rumahnya.

Untuk mengubah kebiasaan ini, Anton mengaku harus melakukan berulang kali penyuluhan. Bahkan, Anton harus bekerja sama dengan tokoh masyarakat di Wonoasih agar masyarakat mau mengubah dari yang biasanya buang hajat di sungai menjadi buang hajat di jamban.

"Ya berulang kali saya lakukan penyuluhan ke warga baru mereka pelan-pelan mau mengubah kebiasaannya. Saya buat mereka malu dulu tentang kebiasaan buang hajat di sungai. Pertama saya contohkan apabila warga punya gawe atau hajat mantu kemudian ada keluarga besan yang datang lalu kebelet buang hajat. Saya bilang ke warga bahwa apa gak malu jika keluarga besan tahu bahwa warga Wonoasih masih buang hajatnya di sungai?" terang Anton.

Anton menambahkan selain itu dirinya dalam setiap penyuluhan selalu memberikan contoh-contoh langsung ke masyarakat agar mereka mau berubah. Anton mencontohkan bahwa saat penyuluhan dirinya selalu membawa bekatul. Kemudian bekatul itu digunakannya untuk mencontohkan bentuk kotoran manusia.

"Bekatul kan warnanya sama kayak kotoran manusia. Warga saya kasih bekatul kemudian saya suruh jongkok seperti kalau pas buang hajat. Nah, bekatul itu kemudian saya suruh warga membentuknya seperti kotoran saat mereka buang hajat. Ada yang membuatnya besar adapula yang hanya kecil. Semua disesuaikan dengan biasanya mereka buang hajat seberapa banyak. Kemudian bekatul itu saya suruh ke warga untuk memasukkan sedikit ke air gelas kemasan kemudian diaduk. Saya tantang mereka apakah ada yang berani meminumnya. Ternyata ada beberapa warga yang berani meminumnya. Kemudian saya coba tantangan berikutnya yaitu bekatul coba dimasukkan ke dalam ember air yang biasa untuk menimba. Sebelumnya ember itu sudah saya isi air dan saya kasih kotoran manusia beneran. Begitu warga ada yang mencoba ternyata mereka tidak tahan dengan baunya. Kemudian saya kasih tahu bahwa kondisi sungai yang biasa digunakan warga buang hajat itu sama dengan air yang ada di ember, warga baru kemudian merasa jijik," papar Anton.

Anton menuturkan bahwa usai melakukan penyuluhan secara berkeliling, warga pun kemudian punya keinginan untuk mengganti kebiasaannya membuang hajat di sungai menjadi membuang hajat di jamban. Tetapi masalah baru kemudian muncul. Warga yang ingin mengubah kebiasaannya itu terkendala masalah uang untuk membuat jamban.

"Akhirnya saya pun berpikir. Kemudian saya coba membuat arisan jamban. Idenya ya karena warga saat itu sedang ramai-ramainya ikut arisan. Warga pun kemudian setuju. Akhirnya arisan jamban pun kemudian dibuat. Sekali pasok arisan sebesar Rp 25 ribu setiap minggunya. Tetapi akhirnya warga mengeluh. Karena kalau menggunakan sistem arisan lama. Mereka tidak langsung bisa punya jamban di rumahnya," urai Anton.

Anton menerangkan bahwa kemudian dirinya kembali berpikir bersama warga. Akhirnya tercetus ide untuk membuat kredit jamban. Kredit jamban ini mekanismenya apabila ada warga yang mau membuat jamban maka akan ditalangi dulu oleh Anton. Baru kemudian mereka mencicil kepada Anton.

"Untuk modal awal saya harus pinjam ke bank dulu. Modal atas nama saya dan jaminannya adalah barang milik saya. Dari modal pinjaman itu kemudian saya gunakan untuk melakukan program kredit jamban. Sekali membuat jamban biayanya Rp 1 juta. Kemudian warga bisa mencicilnya secara mingguan ataupun bulanan. Jika mingguan, cicilan seminggunya sebesar Rp 25 ribu. Sedangkan kalau bulanan, cicilannya Rp 100 ribu. Dengan sistem ini, warga bisa segera punya jamban di rumahnya masing-masing. Untuk sistem cicilannya saya yang menagih dan ada buku pembayarannya," ungkap Anton.

Sistem kredit jamban ini lalu dinamai oleh Anton dengan nama Sistem Inovasi Layanan Angsuran Jamban (Si Inol Aja). Dengan menggunakan model Si Inol Aja, saat ini hampir seluruh warga di Wonoasih saat ini sudah memiliki jamban di rumahnya dan meninggalkan kebiasaan buang hajat di sungai. Total pengguna layanan Si Inol Aja ada sekitar 4.000 kepala keluarga (KK) di Kecamatan Wonoasih, Probolinggo. Inovasi layanan publik Si Inol Aja bahkan dinobatkan sebagai inovasi layanan publik terbaik di Kotamadya Probolinggo di tahun 2016.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Kotornya Kawasan Ini, Banyak Sampah Plastik Hambat Aliran Kali Jatibaru
FOTO: Kotornya Kawasan Ini, Banyak Sampah Plastik Hambat Aliran Kali Jatibaru

Sampah plastik, sisa makanan, dan berbagai limbah rumah tangga lainnya menghambat aliran air di Kali Jatibaru.

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Tumpukan Sampah di Sungai Pesanggrahan Depok yang Semakin Memprihatinkan
FOTO: Potret Tumpukan Sampah di Sungai Pesanggrahan Depok yang Semakin Memprihatinkan

Sampah yang menumpuk di area tersebut sebagian besar terdiri dari sampah rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Miris Warga Bantaran Kali Ciliwung Ibu Kota, Hidup Berdampingan dengan Bau Sampah
Miris Warga Bantaran Kali Ciliwung Ibu Kota, Hidup Berdampingan dengan Bau Sampah

Kali penuh sampah jadi pemandangan sehari-hari warga bantaran ciliwung di Tanah Abang

Baca Selengkapnya
Potret Nostalgia Warga Jakarta di Pinggiran Sungai Tahun 1976, Warganet Salfok Bentuk WC 'Doyong'
Potret Nostalgia Warga Jakarta di Pinggiran Sungai Tahun 1976, Warganet Salfok Bentuk WC 'Doyong'

Potret masyarakat bantaran sungai di Jakarta tahun 1976 dengan segala kesederhanaanya. Andalkan aliran sungai demi kebutuhan hidup.

Baca Selengkapnya
Ini Penyebab Sungai Citarum Jadi Lautan Sampah
Ini Penyebab Sungai Citarum Jadi Lautan Sampah

Daerah aliran sungai (DAS) Citarum Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, kini menjadi lautan sampah.

Baca Selengkapnya
FOTO: Dilanda Krisis Air Bersih, Warga Bekasi Terpaksa Cuci Baju di Terusan Kalimalang yang Bau
FOTO: Dilanda Krisis Air Bersih, Warga Bekasi Terpaksa Cuci Baju di Terusan Kalimalang yang Bau

Krisis air bersih menyebabkan warga Desa Karangasih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mandi, hingga mencuci baju.

Baca Selengkapnya
Terdampak Kekeringan, Begini Pilunya Warga Majalengka Harus Cuci Baju di Sungai yang Keruh
Terdampak Kekeringan, Begini Pilunya Warga Majalengka Harus Cuci Baju di Sungai yang Keruh

Kondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya
Probolinggo Terancam Kekeringan dan Krisis Air Bersih, Warga Terpaksa Minum Air Kubangan Sungai
Probolinggo Terancam Kekeringan dan Krisis Air Bersih, Warga Terpaksa Minum Air Kubangan Sungai

Warga Desa Sumberkare terpaksa menggunakan air sungai untuk berbagai kebutuhan.

Baca Selengkapnya
Aksi Heroik Para Pemuda Bangkalan Bersihkan Sampah, Angkut Segunung Popok Bayi
Aksi Heroik Para Pemuda Bangkalan Bersihkan Sampah, Angkut Segunung Popok Bayi

Sejumlah pemuda Bangkalan bersih-bersih area jembatan Serdang dan kewalahan mengangkut gunungan popok bayi.

Baca Selengkapnya
Rano Karno Bicara Masalah di Tanah Abang: Maaf 'Dolbon' Masih Banyak
Rano Karno Bicara Masalah di Tanah Abang: Maaf 'Dolbon' Masih Banyak

Calon wakil gubernur Jakarta Rano Karno bicara mengenai masalah-masalah di wilayah Jakarta yang perlu diselesaikan.

Baca Selengkapnya
BRI Edukasi Masyarakat dalam Menjaga Kebersihan Lewat Program Jaga Sungai Jaga Kehidupan
BRI Edukasi Masyarakat dalam Menjaga Kebersihan Lewat Program Jaga Sungai Jaga Kehidupan

BRI terus berupaya mendorong perbaikan dan revitalisasi sungai di sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Miris, Pemerintah India Sampai Beri Hadiah Uang Tunai Agar Masyarakat Tak Buang Air Besar Sembarangan
Miris, Pemerintah India Sampai Beri Hadiah Uang Tunai Agar Masyarakat Tak Buang Air Besar Sembarangan

Kebiasaan masyarakat India untuk BAB sembarangan disebabkan oleh kekurangan WC atau toilet.

Baca Selengkapnya