UGM luncurkan aplikasi pantau posko korban bencana alam
Merdeka.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Pusat Studi Bencana Alama (PSBA) membuat sebuah aplikasi bernama Gotro (Gotong Royong). Aplikasi ini digunakan untuk melakukan pemantauan kepada posko pengungsian saat terjadi bencana alam.
Ketua Tim Pengembang aplikasi Gotro, Anggri Setiawan menjelaskan di dalam aplikasi tersebut berisi beberapa informasi tentang posko pengungsian. Diantaranya informasi tentang jenis kelamin, usia, kondisi dan jumlah pengungsi yang ada di posko pengungsian.
"Gotro memiliki tiga menu utama. Yaitu informasi bencana, posko dan donasi. Menu informasi menyajikan foto-foto kejadian, korban dan pengungsi. Menu posko menampilkan lokasi posko dan menu donasi berisi bantuan yang diperlukan dan yang sudah masuk," ujar Anggri, Jumat (18/5).
-
Bagaimana cara warga mengantisipasi bencana? Warga diminta update informasi Untuk mengantisipasi dampak besar, BMKG kemudian meminta masyarakat agar sering-sering mengupdate informasi, untuk patokan beraktivitas di luar rumah.
-
Bagaimana cara warga Bantul mengatasi dampak gempa? Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa masyarakat bersama pemerintah kabupaten setempat mengatasi dampak gempa bumi bermagnitudo 6,0 pada Jumat (30/6) dengan saling bergotong-royong di lokasi terdampak.
-
Di mana kegiatan sosialisasi mitigasi bencana dilakukan? Dukun Nusupan yang berada di Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, merupakan daerah rawan banjir.
-
Bantuan apa yang diberikan Mentan untuk korban banjir dan longsor di Agam? 'Insyaallah kami akan turunkan bantuan untuk pertanian disini agar direhab kembali. Jadi, bantuan untuk Sumatera Barat, termasuk untuk Kabupaten Agam ini bantuannya mencapai 33,34 miliar terdiri dari Dirjen Tanaman Pangan 20 miliar, Hortikultura 7,4 miliar dan PSP 5,6 miliar,' bebernya.
-
Bagaimana kondisi warga Ganting setelah banjir? Sejumlah warga kini terpaksa tinggal sementara di tenda darurat setelah banjir bandang menghancurkan rumah mereka.
-
Bagaimana peran Tas Siaga Bencana dalam bencana? Dalam situasi banjir, Tas Siaga Bencana memiliki sifat yang tahan air (waterproof) sehingga masyarakat dapat membawa kebutuhan penting di dalamnya.
Anggri menuturkan selama ini setiap terjadi bencana alam kondisi posko pengungsian tidak tersampaikan dengan baik pada masyarakat. Hadirnya aplikasi Gotro, kata Anggri bisa memudahkan masyarakat mendapatkan informasi dan mengetahui posko pengungsian.
"Aplikasi ini dikembangkan pada awal tahun 2018. Sistem kerja aplikasi ini pertama, relawan mengupload kondisi posko lewat Gotro. Admin nanti akan memverifikasi. Setelahnya admin akan mengapprove data itu diaplikasi Gotro. Masyarakat nanti bisa melihat data posko di Gotro," ungkap Anggri.
Anggri menambahkan pihaknya saat ini terus mengembangkan aplikasi Gotro. Saat ini, lanjut Anggri pihaknya juga sedang menggandeng kerjasama dengan ekspedisi dan bank untuk pengiriman barang dan transfer dana.
"Penggunaan aplikasi Gotro secara massal belum diterapkan. Kedepan kami berharap aplikasi Gotro bisa digunakan oleh BPBD untuk menanggulangi bencana. Untuk mengunduh aplikasi Gotro bisa melalui Google Play Store. Gratis atau tidak berbayar aplikasinya," tutup Anggri.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar Pranowo membuat banyak terobosan untuk memecahkan masalah di masyarakat Jawa Tengah, salah satunya aplikasi laporan pengaduan online
Baca SelengkapnyaGunung Merbabu terbakar hebat sejak Jumat (27/10).
Baca SelengkapnyaKegiatan itu merupakan upaya Ganjar menyerap aspirasi langsung dari warga.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Prigi di Grobogan, Jawa Tengah, mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang yang membuat sumur mereka mengering.
Baca SelengkapnyaPlatform ini juga kian mendekatkan BMKG dengan masyarakat yang membutuhkan informasi BMKG.
Baca SelengkapnyaPenting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.
Baca SelengkapnyaBupati Kendal Buka Layanan Aduan di Medsos, Pengamat: Artinya Ingin Dekat dengan Rakyatnya
Baca SelengkapnyaWarga setempat, harus berjalan berkilo-kilo meter dengan membawa jeriken ke sumber air di malam hari.
Baca SelengkapnyaGibran juga berpesan, harus dilakukan perencanaan yang matang melalui survei lapangan dalam menentukan lokasi relokasi yang akan dibangun.
Baca SelengkapnyaSelain korban meninggal, 20 orang lainnya masih hilang dan dalam proses pencarian.
Baca Selengkapnya