Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ulah Kader HMI Makassar di Riau, makan tidak bayar malah main ancam

Ulah Kader HMI Makassar di Riau, makan tidak bayar malah main ancam Kader HMI. ©2014 merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Sebelum membuat keributan di Kota Pekanbaru, massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) asal Makassar juga membikin rusuh di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). Bahkan, ulah mereka membuat rugi puluhan pemilik warung di Jalan Lintas Timur, Desa Kota Lama, Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Inhu, Riau.

Massa HMI Makassar ini berulah kemarin, Sabtu (21/11). Ketika itu, ribuan massa HMI Makassar menggunakan 21 bus dari Jakarta hendak menuju Kota Pekanbaru, singgah buat makan siang di Rumah Makan Umega, Desa Kota Lama.

Setelah kenyang, massa HMI Makassar hendak menghadiri Kongres HMI di Kota Pekanbaru, tidak membayar makanan telah mereka habiskan. Atas kejadian ini, pihak rumah makan Umega mengalami kerugian mencapai Rp 12 juta.

Tak hanya itu, pemilik warung-warung kecil berada di sekitar rumah makan Umega juga turut merugi ratusan ribu rupiah. Sebab, sebagian massa HMI Makassar makan dan minum di warung-warung itu juga tidak membayar.

"Rombongan HMI itu tidak bersedia membayar tagihan makan dan minuman yang mereka habiskan. Kami rugi hampir Rp 12 juta, belum lagi warung-warung di sekitar kami mengalami hal yang sama," kata pengelola rumah makan Umega, Deddi, Minggu (22/11).

Dikatakan Deddi, saat mereka menagih pembayaran, rombongan massa HMI Makassar malah mengancam akan mengamuk. Karena rombongan massa HMI berjumlah banyak, pihak rumah makan Umega dan pemilik warung kecil tidak berani melawan. Mereka langsung melaporkan kejadian ini kepada polisi.

"Saat kami tagih, mereka menolak membayar karena alasan mereka tidak diserahkan bon. Padahal kami sudah menyerahkan bon. Karena tidak juga mau membayar, sejumlah pelayan kami menahan mereka. Namun rombongan tersebut melawan. Bahkan mereka mengancam akan melakukan tindakan anarkis bila tidak diperbolehkan pergi dari rumah makan kami," ucap Deddi.

Menurut Deddi, pihaknya telah merekam aksi massa HMI Makassar itu melalui kamera pengawas (CCTV). Rekaman itu akan diserahkan kepada pihak kepolisian.

"Kami punya bukti-bukti rekaman CCTV atas tindakan terlarang para aktivis HMI tersebut," ujar Deddi.

Hal sama juga dialami Lilis, salah seorang pemilik warung kecil berada di sekitar Rumah Makan Umega. Dikatakannya, dia mengalami kerugian sekitar Rp 300 ribu akibat ulah kader HMI Makassar itu.

"Awalnya, rombongan itu turun dari bus yang ada spanduk bertulisan HMI, kemudian mereka memesan makan. Setelah makan, satu-persatu mereka pergi begitu saja tanpa membayar. Saat saya tanya soal pembayaran, mereka malah marah dan berkata tidak tahu menahu soal pembayaran," ujar Lilis.

Kapolsek Rengat Barat, Kompol Frengky Hutabarat, membenarkan kejadian itu. Dia mengaku mendapat laporan dari pengelola rumah makan Umega secara lisan. Hanya saja saat personel polisi ke lokasi, rombongan HMI Makassar itu sudah pergi.

"Saya beharap koordinator lapangan atau panitia kongres teman-teman dari HMI dapat menyelesaikan masalah ini. Setidaknya melakukan koordinasi dengan pihak pengelola Rumah Makan Umega," kata Kompol Frangky.

Sementara itu, Ketua Panitia Kongres HMI, Ahmad Siregar, saat dikonfirmasi melalui selulernya mengatakan, hanya menjawab diplomatis soal kader HMI Makassar yang makan tanpa membayar. Dia berkelit akan berkoordinasi terlebih dulu dengan penanggung jawab Kongres HMI lainnya. Lantas, jika telah ada keputusan, dia akan bertemu langsung dengan pihak pengelola Rumah Makan Umega. Sayangnya, dia tidak memberikan tenggat waktu kapan hal itu akan dilaksanakan.

(mdk/ary)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP