Unair dan Kobe University Temukan Alat Deteksi Virus Corona
Merdeka.com - Universitas Airlangga Surabaya bekerja sama dengan Kobe University, Jepang mengklaim telah menemukan alat pendeteksi virus corona. Virus ini telah memakan korban jiwa lebih dari 360 orang. Virus ini pertama kali muncul di kota Wuhan, China.
Rektor Unair Prof Mohammad Nasih mengatakan, alat temuan Unair ini diakuinya dapat mengidentifikasi pasien yang sudah disuspect terjangkit virus berasal dari Wuhan tersebut.
"Masyarakat bisa memanfaatkan lembaga kami untuk mengkonfirmasi ada atau tidaknya virus. Identifikasinya tidak lama, hanya dalam hitungan jam, tetapi mekanisme sudah sesuai dengan standar kesehatan dunia WHO (World Health Organization)," ujarnya, Senin (3/2).
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
Ia menambahkan, Unair dan Kobe University telah menemukan reagen virus corona. Permasalahan ketersediaan alat pendeteksi yang ada di Indonesia ini pun sempat menjadi kekhawatiran oleh masyarakat.
Namun ia menegaskan, selain di Unair, reagen ini juga telah dimiliki Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Balitbangkes.
Nasih menyatakan, akurasi reagen ini mencapai 99 persen. Sebab, ada parameter reagen yang berasal dari parameter positif tertular virus.
"Pemeriksaannya dari dahak, kalau memang hasilnya sama dengan parameter yang positif maka akan dilakukan penanganan khusus," tuturnya.
Dengan identifikasi secara spesifik ini, Nasih berharap ke depannya dapat menghasilkan riset penanganan dan pencegahan akan virus ini.
"Obatnya masih susah karena kami belum mengetahui jenis mutasi virus ini seperti apa," katanya.
Dia mengakui kemampuan Unair dalam menemukan reagen ini tak lepas dari akses Kobe University dan relasi di Jerman dalam mengakses data dan gen virus corona dari bank virus.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca Selengkapnya"Tiap tahun di dunia sekitar 1,3 juta orang meninggal atau dua setengah orang per menit meninggal di dunia," kata Budi
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca Selengkapnyaerluasan uji coba pengendalian Dengue di wilayah tersebut telah melalui penetapan nota kesepakatan antara Kemenkes dan Pemkot Bandung pada 18 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca Selengkapnya