Ungkap eksploitasi anak, polisi Bekasi bakal razia pengemis di jalan
Merdeka.com - Polresta Bekasi Kota menyatakan bakal membersihkan pengemis jalanan di wilayah setempat. Hal ini menyusul adanya dugaan eksploitasi anak buat meminta-minta di jalanan.
"Anak dijadikan umpan belas kasihan, dengan harapan mendapatkan sedekah dari pengguna jalan," kata Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota, Iptu Puji Astuti di Bekasi, Rabu (30/3).
Puji mengatakan, hal itu terlihat di sejumlah jalan protokol di Kota Bekasi. Di antaranya simpang Kayuringin, BCP, Mega Bekasi Hypermall, Rawapanjang, Tol Bekasi Timur, dan titik lainnya.
-
Bagaimana anak-anak dikorbankan? 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
-
Mengapa anak-anak dikorbankan? Pemakaman anak-anak di gundukan ini mungkin merupakan persembahan untuk memberi energi pada ladang,' kata Prieto, seperti dikutip Live Science.
-
Kenapa anak-anak dikorbankan? Arkeolog Ungkap 1000 Tahun Lalu Ratusan Anak Jadi Tumbal Pengorbanan untuk Dewa Hujan, Ternyata Ini Tujuannya atau dikorbankan untuk mendukung siklus pertanian jagung dan sebagai korban persembahan kepada dewa hujan oleh penduduk pada masa kejayaan Chichén Itza .
-
Dimana anak-anak dikorbankan? Sejauh ini, para peneliti baru bisa mengidentifikasi sisa-sisa 64 anak dari total 106 anak yang ditemukan pada 1967, di sebuah tangki air bawah tanah yang dikenal sebagai chultun, di situs Chichén Itzá, Meksiko Selatan.
-
Siapa yang mengorbankan anak-anak? Sebagai pusat kekuasaan utama di Mesoamerika pra-Hispanik, Chichén Itzá terkenal dengan tradisi berdarahnya, penduduk masa ini juga mengorbankan kerabat termasuk saudara kandung khususnya laki-laki.
"Kami akan koordinasi dengan pemerintah setempat agar razia itu berdampak jangka panjang. Jangan hanya sekarang razia tapi sepekan kemudian sudah menjamur lagi pengemis di jalanan," ujar Puji.
Menurut Puji, polisi membantu razia buat mengungkap pidana eksploitasi anak, sehingga pelaku mendapatkan efek jera berupa sanksi pidana penjara.
"Sebetulnya kami sudah lebih dulu mengungkap dugaan eksploitasi beberapa waktu lalu. Namun, orang tua tak sampai ditahan, karena bersedia membuat surat pernyataan tidak mengulangi lagi," ucap Puji.
Ketika itu, kata Puji, anak balita diminta mengemis oleh orang tuanya di JPO Jalan Ahmad Yani, meskipun kondisinya sedang sakit. Sementara orang tuanya santai sambil merokok di bawah jembatan sambil mengawasi anaknya.
Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi, Agus Darma, mengakui ada bayi diajak mengemis di wilayahnya. Namun, dia tak mengetahui pasti bayi itu apakah anak kandung atau sewaan seperti yang terjadi di Jakarta.
"Kalau jumlah bayi yang diajak mengemis kami belum mempunyai data. Tapi, kami mengakui ada. Kalau anak di bawah umur yang mencari nafkah di jalan itu sekitar 82 orang," kata Agus.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemkab Bekasi rutin melakukan razia kepada para pengemis dan anak jalanan
Baca SelengkapnyaBeredar video seorang pemotor sengaja turunkan anak kecil di pinggir jalan hingga ramai disorot netizen.
Baca SelengkapnyaKPAI terus bekerja sama dengan Siber Polri dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mengungkap sindikat TPPO anak.
Baca SelengkapnyaHasil jualan anak jalanan itu masuk ke kantong si raja tega.
Baca SelengkapnyaPara korban tergiur iming-iming kedua pelaku dijanjikan menjadi model, namun malah dijadikan pemeran konten pornografi di media social.
Baca SelengkapnyaBocah perempuan ditemukan lemas di trotoar lantaran takut dipukuli orang tua karena hasil mengemis tak mencapai target.
Baca SelengkapnyaPara korban diperjualbelikan untuk melayani pria hidung belang melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaPara pelaku berupaya mengirimkan para PMI secara ilegal, khususnya cacat administrasi seperti menggunakan visa yang tidak sesuai.
Baca SelengkapnyaAudy mengatakan dari 22 orang yang telah diamankannya itu terdiri dari orang dewasa juga remaja di bawah umur.
Baca SelengkapnyaPelaku berinisial MF ditangkap polisi atas laporan menjual anak di bawah umur.
Baca SelengkapnyaKompolnas mendukung penuh pihak kepolisian menyelidiki kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaDari tangan para preman, polisi turut mengamankan barang bukti uang tunai sebanyak Rp580 ribu
Baca Selengkapnya