Ungkap kasus Mirna, Polda Metro gandeng Polisi Australia
Merdeka.com - Penyidik Polda Metro Jaya menggandeng Australia Federal Police (AFP) untuk mengungkap misteri kematian Wayan Mirna Salihin (27) yang meregang nyawa usai minum es kopi Vietnam di Mal Grand Indonesia beberapa waktu lalu. Demikian diungkapkan Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti.
"AFP(Australian Federal Police), saya sudah kontak. Ada beberapa informasi yang kami butuhkan. Ada yang akan disingkronkan dengan beberapa fakta yang janggal dan menarik dan mudah-mudahan itu bisa termasuk dalam analisa kami," ujar Krishna kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (20/1).
"Ada serangkaian peristiwa yang jadi, tapi tidak terjadi maka kami akan korelasikan dengan keterangan. Ini sudah sangat terbuka, saya mohon media jangan beropini, bicara yang aneh karena pengamat bicara berdasarkan media," tambahnya.
-
Bagaimana wanita tersebut meninggal? Dua kerangka ini telah dipindahkan untuk uji laboratorium, bertujuan untuk memastikan bagaimana pasangan ini meninggal dan mengapa wajah wanita itu bolong.
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Apa gejala penyakit misterius Kartika Putri? Wajah Kartika Putri mengalami melepuh di beberapa bagian, tanpa diketahui penyebabnya. Selain menyerang bagian kulit, penyakit misterius ini juga menyebabkan lidahnya melepuh, mengakibatkan penurunan nafsu makan.
-
Kenapa minum kopi bisa turunkan risiko kematian? Penelitian di Universitas Soochow di Tiongkok mengatakan riset mereka yang pertama mengevaluasi bagaimana manfaat kopi bagi kesehatan dapat melawan peningkatan risiko kematian akibat duduk terlalu lama.
-
Bagaimana ibu tersebut meninggal? Ibunya berpulang dengan penuh cinta kasih sesaat setelah terhuyung di restoran.
Krishna menjelaskan alasan penyidik hingga saat ini belum menetapkan tersangka lantaran masih membutuhkan sejumlah alat bukti.
"Sementara kami punya data, intinya kami belum ada tersangka. Semua saksi, penetapan tersangka itu hanya dilakukan melalui mekanisme gelar perkara berdasarkan alat bukti yang kami miliki," katanya.
Ia pun memnjabarkan alat bukti yang tengah dikumpulkan penyidik. "Alat bukti apa minimal, dalam pasal 184 KUHAP itu ada 5. Keterangan saksi, ahli, petunjuk yang dalam hal ini barang bukti dan kesesuaian antara satu sama lain. Keterangan tersangka atau terdakwa akan kami abaikan jika tak mengakui. Tapi dengan 4 alat bukti ini sedang kami kumpulkan. Tidak terlalu lama. Kami mohon waktu. Jadi setelah itu ada kami tidak ingin terburu-buru, administrasinya lengkap, menghindari kesalahan penyelidikan, pemidanaan dan sebagainya yang penting kami ingin jujur, adil bukan tekanan publik. Kami ingin kebenaran terungkap bagi korban," pungkasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Susno Duadji, tidak ada pembunuhan dalam kasus Vina
Baca Selengkapnya