Unik, ini alasan Program KB di Bali 4 anak bukan 2 anak
Merdeka.com - Program Keluarga Berencana (KB) yang dicanangkan pemerintah Kabupaten Jembrana di Bali, agak sedikit unik. Bahkan patung KB yang ditempatkan pintu masuk Kota Negara, bukan dengan dua anak tetapi empat anak. padahal di daerah lain, namanya KB tentu dua orang anak.
"KB Bali pak, Ada Gede, Mede, Nyoman dan Ketut. Kalau KB negara diterapkan, tradisi nama Nyoman dan Ketut bisa hilang," celoteh warga setempat di desa Baluk, Negara Minggu (21/6) Jembrana.
Patung setinggi 2,5 meter yang baru berdiri itu tidak dibuat seperti pakem patung serupa di daerah lain. Pada prasasti di bawah patung berwarna putih ini disebutkan Patung Keluarga Bali Lestari. Dalam konsep Bali, satu keluarga memiliki empat anak.
-
Mengapa patung itu penting? Tujuan dari situs-situs seperti Göbekli Tepe dan Karahan Tepe masih menjadi subjek perdebatan. Namun, keduanya, dengan megalit-megalit besar dan kompleks serta monumen berbentuk T, menawarkan bukti bahwa komunitas pemburu-pengumpul di Asia Barat daya pada masa itu jauh lebih canggih daripada yang sebelumnya diperkirakan oleh para arkeolog.
-
Apa yang unik dari patung keluarga? Yang menarik adalah ciri kepala mereka yang menyerupai topi, yang sangat berbeda dari patung-patung yang ditemukan di Ulucak sebelumnya, dan tidak ada kesamaan yang dikenal dalam seni Anatolia.
-
Apa yang unik dari patung tersebut? Patung ini sering ditampilkan memegang sepasang obor, kunci, ular, atau ditemani anjing, dan di periode selanjutnya digambarkan bertubuh tiga dan diyakini berasal dari sekitar 2.300 tahun yang lalu.
-
Di mana patung ditemukan? Tim arkeolog dari Universitas Batman melakukan penggalian di situs bersejarah Kelenderis, terletak di Aydıncık, Provinsi Mersin, Turki.
-
Dimana patung ditemukan? Patung kepala marmer itu ditemukan saat proyek pengerjaan Mauseloum Augustus dan Piazza Augusto Imperatore di kota Roma, di mana sisi timur area ini sedang dalam pengerjaan.
-
Bagaimana patung keluarga dibuat? Patung ini terbuat dari tanah liat yang dibakar dan bahan-bahan tanah liat lainnya.
Seperti diketahui di Bali nama anak pertama (Gede,Putu, Wayan), anak kedua (Kade, Made), anak ketiga (Komang, Nengah dan Wayan) dan terkhir anak keempat (Ketut).
Sebenarnya, kata warga setempat patung ini sudah ada sejak tahun 80-an. Kini patung tersebut direhab oleh desa dengan konsep yang lain.
"Konsep patung empat anak tersebut adalah untuk menghargai kearifan lokal Bali, yang telah diberikan turun menurun," terang Perbekel (lurah) Baluk, I Ketut Suasana, Minggu (21/6).
Menurutnya jauh sebelum program KB dengan konsep dua anak lahir, warga Bali telah mengenal pembatasan anak yang jumlahnya empat. Bahkan, Bendesa adat desa Baluk, I Ketut Sinda mengaku juga mengetahui pembangunan patung tersebut dan desa adat mendukungnya.
"Saya menilai patung ini simbol untuk kelestarian adat budaya. Tidak ada mengajak atau mengimbau," ujarnya, usai pelaksanaan upacara adat patung tersebut.
Menurutnya KB di Bali khususnya di Baluk sudah begitu sukses, jumlah KK menurun. Harapannya, catur warga, yaitu empat saudara/anak ini tetap lestari. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KB berperan penting menjaga kualitas sebuah keluarga
Baca SelengkapnyaBali menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang membatasi pembangunan gedung tinggi. Apa alasannya?
Baca SelengkapnyaRumah budaya ini menyimpan banyak karya seni yang memiliki estetika tinggi.
Baca SelengkapnyaTahun 2016, publik digegerkan dengan kelahiran kembar lima laki- laki yang diberi nama AIUEO.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Bupati anak eks Kapolri jenguk Ibu yang melahirkan 5 anak kembar.
Baca SelengkapnyaPatung ini akan dibuat setinggi 6 meter. Pascatuai polemik, kontraktor diminta perbaiki dan ditutup sementara.
Baca SelengkapnyaMenanti 4 tahun untuk dikaruniai buah hati, begini potret Anandito Dwis saat momong Alma dan Alsha.
Baca SelengkapnyaSeorang warga yang hendak menanam kapol atau kapulaga dikejutkan dengan penemuan struktur bangunan objek diduga cagar budaya (ODCB).
Baca SelengkapnyaRumah adat Batak ini menunjukkan bagaimana kehidupan masyarakat yang sebenarnya.
Baca SelengkapnyaSecara kasat mata, Ardi Arpian menilai ada ketidakmiripan patung dengan aslinya sehingga menjadi sorotan publik.
Baca SelengkapnyaWisata Patung seribu dibangun pada tahun 2003 dan selesai pada tahun 2014.
Baca SelengkapnyaKelahiran dua bayi tersebut dilakukan menggunakan metode caesar di RSUD Kramat Jati.
Baca Selengkapnya